Taaruf online, Positif dan Negatif

Taaruf online, Positif dan Negatif

foto: jolygram @hjdewanti

Suaramuslim.net – Saat ini apa saja bisa dibuat versi online. Ada toko online, kuliah online, ngaji online, sampai taaruf (jodoh) online. Media online menawarkan kemudahan dan luasnya akses. Dunia online tidak dibatasi oleh wilayah. Semua orang dari belahan dunia manapun bisa mengakses dunia online asal ada jaringan internet, termasuk juga taaruf online.

Ohya, bagi Anda yang belum familiar dengan istilah taaruf, mari kita bahas sekilas. Taaruf dari bahasa Arab artinya perkenalan. Istilah ini bisa dipakai dalam umumnya pergaulan pertemanan atau persahabatan. Namun kemudian istilah taaruf ini menyempit yang maknanya sebuah usaha penjajakan untuk saling mengenal di antara dua pasang manusia pria dan wanita untuk menuju jenjang pernikahan.

Istilah ini awalnya ini dipakai untuk proses berkenalan antara pria muslim dan muslimah untuk saling kenal yang ditemani seorang pendamping, bisa kerabat si wanita atau kerabat pria. Atau bisa juga pendamping itu adalah seorang ustadz atau tokoh agama yang membina kedua kandidat itu.

Istilah taaruf digunakan sebagai antitesis cara pacaran. Lazimnya pacaran, pria dan wanita berduaan kemana saja mereka suka padahal belum ada ikatan penikahan di antara dua sejoli ini. Ada yang sekadar makan berdua di café, jalan-jalan di mal, nonton bioskop, berboncengan di motor, berduaan di mobil, dll. Jika dua sejoli bukan mahram sedang berduaan, maka ketiganya pasti syetan. Dia menggoda keduanya untuk terus berbuat lebih jauh melanggar batas kebolehan. Seperti halnya dia menggoda bapak dan ibu manusia dulu di surga.

Bahkan pacaran masa kini lebih mesra daripada pasangan suami istri (pasutri). Ada saling bergandengan tangan, berpelukan, berciuman dan bahkan naudzubillah hubungan seksual. Praktik pacaran seperti ini adalah perbuatan zina dan dosa besar di dalam pandangan Islam.

Islam telah memberi peringatan jauh sebelum terjadinya perbuatan zina yang disebut pacaran. Allah menggunakan kalimat jangan dekati zina. Jika mendekati saja sudah dilarang, apalagi melakukannya. Setiap perbuatan yang mengarah kepada zina harus ditutup. Karena nafsu manusia selalu mengajak kepada keburukan. Maka zina merupakan jalan yang paling buruk. Bagaimanakah rumah tangga bisa mencapai sakinah jika diawali dengan perbuatan dosa (baca pacaran).

Maka taaruf dipraktikkan untuk menjadi cara terhormat bagi muslim dan muslimah dalam menggapai keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Nah belakangan ini bermunculan situs yang menawarkan taaruf online. Redaksi suaramuslim.net catatan ada hal positif dan negatif dalam praktik taaruf online ini.

Hal yang positif dari taaruf online di antaranya adalah mulai banyak muda mudi muslim yang memahami betapa besar mudhorot pacaran. Mereka sudah menyadari cara lain yang lebih berkah dalam meniti jalan pernikahan adalah taaruf. Sudah cukup banyak yang hijrah dari praktik pacaran menuju taaruf yang halal.

Kedua, taaruf online menjaring banyak peserta yang berarti peluang untuk mendapatkan calon suami atai istri juga makin besar. Banyak pria apalagi wanita muslimah yang canggung untuk mencari jodoh di luar sana. Mereka merasa minder untuk memulai taaruf. Sehingga dengan taaruf online ini harapannya tak ada lagi perasaan kikuk atau canggung. Karena proses taaruf terbantu dengan media atau perangkat online.

Namun taaruf online ini masih menyisakan hal negatif dari sisi agama Islam. Karena praktik ini malah sama dengan pacaran. Khususnya jika kedua peserta -yang saling berminat- berada di kota yang jauh dari administrator atau pendamping dari situs taaruf online tersebut.

Misalnya ada situs taaruf online yang berpusat di Jakarta. Maka peserta yang saling berminat dan berdomisili di Jakarta dan sekitarnya bisa didampingi admin atau sang ustadz pengelola. Inilah praktik taaruf yang dibenarkan.

Namun jika peserta yang saling berminat itu berdomisili di Surabaya dan tidak ada admin yang berada di kota itu, maka kedua sejoli ini bebas bertemu kapanpun dan dimanapun. Tidak ada pendamping resmi yang membantu mengarahkan dan mengarahkan secara baik kedua sejoli itu. Inilah praktik pacaran yang diharamkan itu.

Bagaimana ada pihak yang protes terhadap praktik pacaran berkedok taaruf ini? Biasanya pengelola situs menuliskan sangkalan (disclaimer): bahwa situs taaruf online ini hanya menyediakan media untuk saling memperkenalkan diri dan tidak menjamin prosesnya. Tiap proses dan risiko (dosa) yang akan timbul ditanggung masing-masing peserta dan pengelola tidak bisa dituntut secara moral maupun hukum. Dan setiap peserta telah mengisi formulir yang ada dan bersedia berjanji  tidak akan menuntut atas risiko itu

Maka, di sinilah positif negatif dari situs penyedia taaruf online. Maka hendaknya tiap muslim dan muslimah yang sedang ikhtiar jodoh harus teliti dan bijak mengakses situs taaruf yang ada. Agar membangun rumah tangga dalam kerangka keberkahan. Berkah cara mendapatkannya, berkah menjalaninya dan insya Allah berkah hasilnya.

Kontributor: Oki Aryono
Editor: Muhammad Nashir  

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment