Taiwan Summer Camp, Pengalaman Berkesan Tentang Indahnya Perbedaan

Taiwan Summer Camp, Pengalaman Berkesan Tentang Indahnya Perbedaan

Foto menggunakan baju adat. Foto oleh panitia acara

Suaramuslim.net – Pengalaman mengikuti kegiatan di luar negeri merupakan sesuatu yang cukup membanggakan. Apalagi kegiatan tersebut pertukaran budaya masing-masing negara peserta.

Kegiatan yang saya ikuti bertajuk Summer Camp yang diselenggarakan oleh Chang Jung Christian University di Taiwan dengan tema 2019 Global Cultural Exchange Summer Camp memberikan banyak sekali pengalaman, wawasan, dan juga kawan baru dari 10 negara perwakilan. 10 negara peserta tersebut adalah Jepang, Thailand, Korea Selatan, Vietnam, Polandia, Filipina, Indonesia, Malaysia, Taiwan, serta India.

Dalam acara ini, enam delegasi Indonesia dari berbagai kota dikirim untuk mempresentasikan budaya dan hal-hal menarik tentang Indonesia. Delegasi tersebut adalah, Aji Seno Suwondo dari Surabaya, Roni Gunawan dan Yuniar Isnaini dari Madura, Rizky Wahyu Nurhakiki dari Jember, Muhammad Fatoni Asari dari Berau Kalimantan Timur, dan Cut Nazara dari Jakarta.

Delegasi Indonesia. Foto: panitia acara

Dalam kegiatan Summer Camp ini kami berenam mempresentasikan budaya dari masing-masing daerah dan tak lupa membawa makanan tradisional khas masing-masing kota, seperti suwar suwir, kripik tempe, kripik nangka, dan beberapa makanan tradisional yang lain.

Begitu pula dengan pakaian adat. Tampak pada gambar, saya mengenakan pakaian adat Madura, Cut Nazara menggunakan pakaian adat betawi, Rizky Wahyu, Yuniar, dan Fatoni menggunakan Batik, berbeda dengan Roni Gunawan yang mengenakan sarung dengan pakaian ala santri.

Pada salah satu kesempatan dalam kegiatan Summer Camp, kami diminta membawa baju tradisional, baju nasional, atau baju yang melambangkan negara asal.

Tampak dari ujung kanan baju nasional Thailand yaitu Phraratchathan diikuti baju nasional Filipina Barong Tagalog, Baju tradisional Korea Hanbok, Jepang yaitu Hakama dan busana nasional Vietnam oleh 4 orang wanita yaitu Ao Dai.

Beberapa peserta dari Thailand, Filipina, Korea Selatan, Jepang, serta Vietnam. Foto: Aji Seno Suwondo

Dalam momen pertukaran budaya ini, tak hanya memamerkan baju dari negara masing masing, tetapi juga ada tarian lilin yang ditampilkan oleh delegasi Filipina, ada upacara minum teh yang ditampilkan delegasi Jepang, dan pembelajaran bahasa dari Thailand, Indonesia, serta India.

Selama kami mengikuti program Summer Camp ini, makanan yang kami dapatkan adalah vegetarian, karena sebagai muslim, cukup sulit menemukan makanan dengan sertifikat halal.

Makanan Lan Me menu vegetarian. Foto: Aji Seno Suwondo

Makanan tersebut merupakan salah satu menu kami yang bernama 涼麵 (Lan Me) secara harfiah memiliki arti Mie Dingin, memang mie tersebut dingin seperti sudah dimasukkan dalam freezer dengan tambahan sayur seperti wortel, kacang, timun, olahan jamur, biji wijen dengan disiram kuah kacang tanah cair.

Beda hari beda pula menu yang kami terima, tetapi tetap saja vegetarian. Menu yang paling membuat kaget adalah sushi Jepang berisi penuh dengan seafood. Ini merupakan hal istimewa bagi kami yang hampir setiap hari hanya memakan nasi, sayuran, ataupun roti coklat dan keju.

Kegiatan Summer Camp tidak melulu di dalam ruangan. Kami dibawa berkeliling kota Tainan yang merupakan ibu kota lama Taiwan. Tempat yang kami kunjungi adalah museum sejarah, taman kota, VR Film Lab and Game, Wuusheng Night Market dan juga Benteng Zeelandia.

Kunjungan ke Museum Nasional Taiwan, Tainan. Foto: Aji Seno Suwondo

Di dalam museum sejarah, tentu saja kami dihidangkan dengan sejarah awal Taiwan, siapa penduduk pertama, masa kependudukan Jepang, hingga Taiwan modern yang kita lihat saat ini.

Namun, dalam museum ini tak hanya berisi sejarah perkembangan Taiwan dari masa ke masa, tetapi juga sejarah film, pendidikan, dan budaya. Yang sangat menarik adalah budaya dan pendidikan, pemandu museum memaparkan bahwa hal kecil dalam rumah sangat diperhatikan untuk memajukan sebuah negara.

Summer Camp kali ini memberikan kesan yang sangat mendalam bagi masing-masing peserta. Tak hanya dari segi pengalaman tetapi menemukan tempat baru untuk singgah dan menjadi keluarga satu sama lain walaupun baru saja bertemu. Bahkan ada beberapa dari mereka yang menangis di upacara penutupan. Semoga kita dapat dipertemukan di lain kesempatan.

Aji Seno Suwondo
Peserta Summer Camp dari Surabaya

Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment