Suaramuslim.net – Jika Anda searching di Google Maps dengan kata kunci ” Palestina “, Anda kini tidak akan menemukan wilayah negara itu dalam peta yang disediakan Google.
Setahun lalu, Google telah dituduh telah menghapus Palestina dari Google Maps. Tuduhan itu mengarah pada keberpihakan Google yang mempunyai teknologi pemetaan dunia kepada Israel dan AS dalam konflik Internasional.
Saat mencari “Palestina” di Google Maps, daerah yang sebenarnya menjadi wilayah Palestina hanya menunjukkan garis besar di peta tanpa ada tulisan “Palestina”. Sementara tulisan “Israel” tampak sangat jelas. Saat kita mencari “Palestina” Google memberi penjelasan bahwa Negara Palestina adalah sebuah negara di Timur Tengah antara Laut Tengah dan Sungai Yordan. Status politiknya masih dalam perdebatan.
Juru bicara Google mengatakan,”Belum pernah ada label ‘Palestina’ di Google Maps, namun kami menemukan bug yang menghapus label untuk ‘Tepi Barat’ dan ‘Jalur Gaza’. Kami bekerja cepat untuk membawa label ini kembali ke daerah itu. ” Padahal, 136 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui Palestina sebagai negara merdeka, hanya AS dan sebagian besar wilayah barat yang tidak mengakuinya.
Caitlyn Dewey dari Washington Post menulis, perusahaan teknologi sering kali juga membentuk pemahaman kita tentang hal itu. Itu bukan sesuatu yang sering kita pikirkan, tapi itu menjadi sangat jelas saat sebuah peta berubah/dikatakan telah berubah, atau bila kita membandingkan berbagai peta satu sama lain.
Forum Jurnalis Palestina Tuai Kecam
Forum Jurnalis Palestina mengecam Google yang menghapus Palestina dari petanya. Wilayah Palestina di Google Maps diganti dengan nama Israel satu tahun silam. Dalam pernyataannya, forum mengatakan keputusan Google itu adalah bagian dari skema Israel. Nama Palestina dihapus pada 25 Juli 2016 lalu.
“Keputusan Google menghapus Palestina dari peta adalah bagian dari skema Israel untuk menjadi negara terlegitimasi bagi generasi masa depannya dan menghapus Palestina,” katanya, dikutip Middle East Monitor. Lebih lanjut, Forum mengatakan, langkah itu didesain untuk memalsukan sejarah, geografi, dan hak rakyat Palestina atas tanah mereka. Hal ini kontras dengan norma dan konvensi internasional mana pun.
Forum mendesak Google untuk segera mengembalikan Palestina seperti sedia kala. Pasalnya, Google telah gagal mengutak-atik sejarah Palestina dan Arab di mata dunia. Kini tidak ada Palestina di Google Maps. Saat kata kunci Palestine diketik, Google Maps mengarahkan pada Yerusalem dan Gaza. Akhirnya, sebuah petisi dikeluarkan untuk mendesak Google untuk memasukkan Palestina ke peta mereka telah mendapatkan daya tarik dalam beberapa hari terakhir, dan mendapat hampir 250.000 tanda tangan kala itu. Meski tak kunjung menuai hasil, namun amarah-amarah para netizen semakin membuncah yang diramaikan dengan hashtag #PalestinIsHere di berbagai media sosial.
Hal ini ternyata tidak dirasakan oleh Palestina saja, Google ternyata juga memiliki keterlibatan atas konflik aneksisasi wilayah yang terjadi antara Rusia dan Krimea. The Guardian menyebutkan bahwa ini bukan kali pertama Google masuk ke air panas di wilayah yang disengketakan dan kemungkinan ini tidak menjadi yang terakhir. Proyek 2014 yang disebut Wilayah Sengketa mendokumentasikan bagaimana Google Maps mencoba untuk tidak melakukan perselisihan geografis dan masalah identitas nasional.
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir