KABUL (Suaramuslim.net) – Imarah Islam Afghanistan (Taliban), Jumat (3/5), mendesak Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Perdamaian di Afghanistan, Zalmay Khalilzad, berhenti menyeru Taliban meletakkan senjata. Gerakan tersebut balik meminta AS untuk meninggalkan penggunaan kekuatan militer.
Pernyataan Taliban ini untuk merespons tulisan Khalilzad di akun Twitternya yang menyeru Taliban meletakkan senjata. Utusan AS kelahiran Afghanistan itu menulis pernyataan tersebut beberapa saat setelah putaran perundingan lanjutan dengan Taliban di Qatar.
“Pada pertemuan pembuka, saya menekankan kepada Taliban bahwa saudara dan saudari mereka dari rakyat Afghanistan ingin perang ini berakhir,” tulis Khalilzad dalam sebuah tweet di Twitter.
“Sudah waktunya untuk meletakkan senjata, menghentikan kekerasan dan membangun perdamaian,” lanjutnya.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menanggapi tweet itu dengan pernyataan tajam dalam serangkaian tweetnya juga.
“Khalilzad harus melupakan gagasan meletakkan senjata,” tulis Mujahid.
Ia melanjutkan bahwa penryataan Khalilzad itu hanya tipuan. Dia seharusnya meyakinkan (Washington) untuk berhenti menggunakan kekuatan dan menyebabkan lebih banyak kerugian manusia dan finansial pada pemerintahan Kabul yang bobrok.
Mujahid menambahkan AS harus berhenti mengulangi strategi yang gagal untuk mengantisipasi hasil yang berbeda. Khalilzad lebih mengakui kegagalannya dengan gagah berani.
Pertempuran sengit di seluruh Afghanistan berlanjut pada saat Taliban mengendalikan atau memengaruhi lebih banyak tanah daripada sejak mereka digulingkan dalam invasi pimpinan AS 2001 setelah serangan 11 September.
Amerika Serikat memiliki sekitar 14.000 tentara di Afghanistan sebagai bagian dari misi dukungan kuat yang dipimpin NATO.
AS mengatakan, belasan ribu pasukan ini bertugas melatih dan membantu pasukan keamanan Afghanistan dalam memerangi kelompok-kelompok jihadis.
Setelah lima putaran pembicaraan, Khalilzad berbicara tentang beberapa kemajuan menuju kesepakatan tentang penarikan pasukan AS dan bagaimana Taliban akan mencegah para “ekstremis” menggunakan negara itu untuk melancarkan serangan.
Sumber: Reuters
Editor: Muhammad Nashir