Tanya Jawab Fikih Puasa, Menyikat Gigi Saat Puasa

Tanya Jawab Fikih Puasa, Menyikat Gigi Saat Puasa

Suaramuslim.net – Dalam rubrik ini berisi beberapa pertanyaan dari masyarakat mengenai bulan Ramadhan. Berikut salah satu pertanyaan yang dijelaskan oleh Ustadz Junaidi Sahal.

Tanya

Assalamu’alaikum. Ustadz bolehkah kita gosok gigi atau menyikat gigi pada saat puasa?

Jawab

Wa’alaikumsalam wa rahmatullahi wa barakatuh

بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

Menggosok gigi itu sunnah muakkadah berdasarkan hadis Nabi;

لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلىَ أُمَّتِي َلأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوْءٍ

“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudhu”. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Lihatlah, Nabi melakukan setiap hendak berwudhu.

لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلىَ أُمَّتِي َلأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَّلاَةٍ

“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat”. (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim)

Dalam hadis ini beliau melakukannya setiap hendak sholat. Sedangkan dalam hadis lainnya;

السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ (رواه أحمد)

“Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan disenangi Tuhan”. (Riwayat Ahmad, Syarhul Mumti’ 1/120 dan Taisir ‘alam 1/62).

Dalam hadis hadis tersebut, tidak ada satupun hadis yang menjelaskan bersiwak atau gosok gigi dikecualikan di waktu puasa. Karena itu ulama ada yang berpendapat, “Boleh saja menggosok gigi di waktu puasa, kapan pun jamnya”.

Amir bin Rabi’ah berkata;

رَأَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- مَا لاَ أُحْصِى يَتَسَوَّكُ وَهُوَ صَائِمٌ

“Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersiwak beberapa kali hingga tidak dapat kuhitung banyaknya, meskipun saat itu beliau sedang berpuasa”. (HR Tirmidzi dan beliau menghasankan hadis ini)

Namun meski boleh di sepanjang waktu ketika puasa, tetaplah berhati-hati, jangan sampai air tertelan ke tenggorokan. Usahakan pasta yang digunakan tidak berbusa.

Pendapat kedua, boleh menggosok gigi sampai zawal (Zuhur). Kalau melebihi zawal hukumnya makruh. Kenapa makruh? Karena biasanya setelah Zuhur ada perubahan aroma mulut, nah Nabi telah mengatakan aroma mulut yang berpuasa lebih wangi dari parfum misk di sisi Allah. Sedang kalau menggosok gigi, akan menghilangkan keutamaan bau mulut orang berpuasa itu.

Al-Habib Abdulah bin Husein bin Thahir dalam karyanya Is‘adur Rafiq wa Bughyatut Tashdiq menyebutkan sebagai berikut.

ويكره السواك بعد الزوال للصائم لخبر “لخلوف” أي لتغير “فم الصائم يوم القيامة أطيب عند الله من رائحة المسك

“Bagi orang berpuasa, makruh bersiwak setelah zhuhur berdasarkan hadits, ‘perubahan aroma mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari Kiamat daripada wangi minyak misik”. (Lihat Is‘adur Rafiq, Cetakan Al-Hidayah, Surabaya, Juz I, Halaman 117, diambil dari NU online)

So… Monggo membersihkan gigi kita di saat puasa dengan niat mengikuti sunah Nabi dalam bersiwak. Dan dengan tetap berhati-hati. Atau lebih baik gosoklah gigi setelah sahur ditambah berkumur dengan obat kumur, insyaallah itu aman untuk semuanya.

Wallahu A’lam

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment