Bulan Ramadhan adalah jalan meningkatkan ibadah lebih dari yang dilakukan biasanya. Oleh sebab Ramadhan adalah istimewa, perlu ada target ibadah harian, dan mingguan yang bisa dilakukan untuk melatih agar istiqomah beramal di kemudian hari seperti halnya saat Ramadhan.
1. Memperbanyak Doa Selama Ramadhan
Jika di hari-hari biasanya terdapat waktu-waktu mustajab buat berdoa, maka selama Ramadhan, waktu untuk berdoa pun semakin banyak. Di antaranya, selama berpuasa, saat berbuka dan sahur, serta saat qiyamul lail.
Saat Berpuasa
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga doa yang tidak ditolak; doa orang tua terhadap anaknya ; doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir.” [HR. TIrmidzi].
Saat Qiyamul Lail
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda bahwa, “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni.‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)
Pun saat Ramadhan ada malam yang disebut lailatul qadr. Maka di waktu tersebut juga dianjurkan untuk banyak berdoa. “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.” Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku.”
Saat Berbuka dan Sahur
Doa saat berbuka sesuai dengan doa setelah makam hidangan berbuka puasa. Yakni; “Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah-ed.” Artinya, telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki. (HR. Abu Daud)
Begitu pula doa waktu sahur mengikuti tuntunan dalam QS. Adz Dzariyat: 18. “Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan.”
2. Mengoptimalkan Untuk Berdekatan dengan Qur’an
Rasulullah pernah ditanya oleh ‘Abdullah bin ‘Amr. “Wahai Rasulullah dalam berapa hari aku boleh mengkhatamkan Al-Qur’an. Beliau menjawab, “Dalam satu bulan.” ‘Abdullah menjawab, “Aku masih lebih kuat dari itu.” Lantas hal itu dikurangi hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan, “Khatamkanlah dalam waktu seminggu.” ‘Abdullah masih menjawab, “Aku masih lebih kuat dari itu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Tidaklah bisa memahami jika ada yang mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari.” (HR. Abu Daud).
Maka sudah sepantasnya bagi kita mengukur kemampuan sendiri dalam mengkhatamkan Qur’an di bulan Ramadhan sebagaimana hadits di atas. Dan meluangkan pula untuk menambah hafalan Qur’an.
3. Qiyamul lail
Shalat malam bagi masyarakat Indonesia umumnya dilakukan secara berjamaah, yakni terawih. Namun di luar sana, shalat qiyamul lail (termasuk terawih) tersebut dilakukan secara munfarid. Adapun faedah qiyamul lail memiliki manfaat seperti qiyamul lail di waktu luar Ramadhan. Sehingga di bulan Ramadhan kita bisa lebih mendekat dengan Allah dengan qiyamul lail.
4. Sedekah
Jika di luar waktu Ramadhan kita telah terbiasa untuk bersedekah, maka kebiasaan tersebut harus terus berlanjut di waktu Ramadhan. Bahkan kalau perlu ditingkatkan jumlahnya. Sebab memberi makan orang yang berpuasa pahalanya juga seperti ikut berpuasa. Berdasarkan faedah tersebut tentu akan membuat kita semangat untuk bersedekah dan mengumpulkan pundi-pundi rezeki yang halal agar semakin banyak yang bisa disedekahkan.
5. I’tikaf
Dari Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitab Bulughul Marom, menuliskan hadits bahwa, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari).
Tujuan i’tikaf adalah untuk menggapai malam lailatul qadr, yang punya keutamaan ibadah yang dilakukan lebih baik daripada 1000 bulan. I’tikaf dilakukan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
6. Kajian ilmu
Banyak lembaga-lembaga yang saat Ramadhan menyediakan kajian keilmuan. Dan sejatinya, bulan Ramadhan juga dijadikan momentum untuk berhijrah menjadi lebih baik. Sehingga kehadiran kajian ilmu agama, akan memantapkan hati-hati yang mungkin masih timbul keraguan. Dan kajian ilmu tersebut pula yang bisa mendekatkan kita untuk terus merasakan kekuasaan Allah.
Maka dari itu, targetkanlah dalam bulan Ramadhan untuk menghadiri kajian ilmu yang diadakan oleh lembaga terdekat. Semoga dapat diambil manfaatnya. (Ce2/smn)