Kisah Aan Yuhaniz, Hafizah Peraih Beragam Prestasi

Kisah Aan Yuhaniz, Hafizah Peraih Beragam Prestasi

kisah inspiratif, hafizah, aan yuhaniz

Suaramuslim.net – Aan Yuhaniz lahir di keluarga islami yang membuatnya tumbuh berkembang menjadi pribadi yang luar biasa. Sejak kecil Aan Yuhaniz sudah memiliki kelebihan yang banyak orang ingin seperti dirinya, yaitu sebagai seorang hafidzah.

Yuhaniz adalah seorang pengajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al Azhar yang dinaungi oleh Yayasan Mambaul Karomah di Desa Brongkal, Kec. Pagelaran, Kabupaten Malang. Pendiri TPQ tersebut adalah Kyai Mustain Mahfudz (alm), yang tak lain adalah ayah dari Aan.

Wanita kelahiran 31 Desember 1983 ini banyak meraih penghargaan. Di antaranya penghargaan Harapan 1 Tafsir Bahasa Inggris MTQ Jatim pada tahun 2005, juara 1 Tafsir Bahasa Inggris MTQ Kota Malang 2005 dan juara 1 Tafsir Bahasa Inggris MTQ Kabupaten Malang di tahun yang sama. Pada rentang 1998–2002, Aan juga pernah empat kali juara MTQ di Kabupaten Cirebon.

Yuhaniz Ingin Jadi Hafizah Sejak Kecil

Sejak kecil, Yuhaniz ingin menjadi hafidzah, penghafal Al Quran. Yuhaniz melanjutkan pendidikan di bangku kuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai penghafal Al Quran. Semangat Aan Yhuaniz yang besar untuk menghafal Al Quran mendapatkan ujian. Pada tahun 2008, tidak lama setelah menikah kakinya lumpuh total.

“Kemana-mana saya dibopong suami,” tutur Yuhaniz.

Meski kini menggunakan kursi roda untuk beraktivitas, Yuhaniz tidaklah patah semangat.

“Saya menganggap karena kecapekan sering duduk. Lalu lama-lama sakitnya menjalar ke tulang punggung, sampai untuk mengangkat kaki kiri terasa susah,” tuturnya. Orang tua Yuhaniz kemudian membawa Yuhaniz ke rumah sakit di Majalengka. Setelah dirontgen ternyata terdapat kelainan pada tulang belakang Yuhaniz.

“Tulang belakang saya bengkok, disarankan opname. Tetapi kami memilih rawat jalan saja,” lanjutnya.

Pada pertengahan 2009, Aan menikah dengan Afif dengan kondisi punggung sudah kaku dan terasa sakit. Tepat Juni 2010 kedua kaki Yuhaniz lumpuh sama sekali yang membuatnya hanya duduk di kursi roda dan dipapah oleh suami untuk beraktivitas.

“Saat tak bisa jalan sama sekali tersebut saya dibawa ke rumah sakit di Cirebon dirawat selama seminggu. Kata dokter ini penyakitnya dari paru-paru menyerang ke tulang belakang. Ada kemungkinan syaraf terjepit di tulang belakang kata dokter,” katanya.

Kini, sekolah tempat Aan Yuhaniz mengajar juga sudah berkembang pesat. Para penghafal baru semakin banyak dihasilkan oleh sekolah ini, juga campur tangan dari Aan Yuhaniz sendiri selaku pengajar. Harapan terbesarnya adalah sembuh dan bisa berjalan lagi.

“Kesembuhan datang dari Allah. Kita hanya berikhtiar dan terus memberi manfaat kepada orang lain entah dengan apa. Apapun yang bisa lakukan akan saya lakukan,” pungkasnya.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment