The Return of Superman, Kembalinya Ayah dalam Keluarga

The Return of Superman, Kembalinya Ayah dalam Keluarga

The Return Of Superman, Kembalinya Ayah dalam Keluarga

Suaramuslim.net – Bagi kebanyakan orang, mungkin menganggap seluruh tayangan yang berasal dari Korea itu tidak ada manfaatnya. Jelas saja, memang yang umum digemari khususnya remaja putri adalah drama. Namun apakah ada yang pernah sekilas mendengar tentang variety show “The Return of Superman”?

Jika belum, variety show ini mengusung konsep kembalinya seorang superman yaitu Ayah kembali ke rumah. Selebriti laki-laki Korea yang telah menjadi bapak mendapatkan misi untuk melakukan berbagai kegiatan rumah. Mulai dari bersih-bersih, mengantar anak imunisasi, mengantar anak sekolah, memasak, memandikan, hingga menidurkan anaknya tanpa bantuan sang istri.

The Return of Superman tidak melulu mempertontonkan kehidupan selebriti Korea dalam mengasuh anaknya dengan gelimang harta. Tetapi banyak sekali cara mendidik karakter oleh mereka yang bisa kita terapkan untuk anak-anak dan adik kita.

Apakah saja itu? Ini dia beberapa hal yang bisa kita contoh dari mereka:

  1. Ramah kepada siapa saja

Awal perkenalan anak-anak selebriti ini kepada audiens atau dalam keseharian mereka selalu mengucapkan salam. “Anyeonghaseo” dalam bahasa mereka sembari membungkukkan badan. Para ayah itu pun selalu memberi contoh melakukan hal sama. Ternyata mereka berharap, anak-anak mereka akan tumbuh menjadi orang yang ramah dan santun kepada orang disekelilingnya.

  1. Menjadi lebih dengan hal yang lebih sedikit

Beberapa selebriti membiarkan ruang tamu mereka lapang dan bersih. Hanya terdiri dari meja dan sofa. Tidak televisi maupun mainan yang berantakan. Mereka membiarkan anak-anak lebih aktif berlari kesana kemari. Mereka jarang memberi gadget sebagai hiburan untuk anaknya, melainkan memberikan boneka hewan-hewanan, ensiklopedi bergambar, atau alat rumah tangga yang memungkinkan.

Selain itu, mereka juga lebih banyak menghabiskan dengan membuat karya tangan, seperti melukis dan bereksperiman membuat letusan gunung api di ruang tamu itu. Sederhana, bukan?

  1. Thinking Chair

Semua dari ayah yang bergabung dengan The Return Of Superman ini menggunakan thinking chair untuk menghadapi anaknya saat melanggar peraturan. Para ayah mendekati secara perlahan kemudian menanyakan hal itu baik atau tidak. Jika beberapa menit anak-anak tidak juga menjawab atau justru menangis. Mereka menyuruh anak-anak untuk duduk menghadap dinding beberapa menit. Anak-anak diajari untuk memikirkan kesalahan yang sudah dibuat. Setelah waktu yang disepakatai selesai, ayah akan datang menjelaskan kesalahan yang dibuat dan memeluk anak-anaknya.

Mereka tidak suka menegur anak-anaknya di depan banyak orang meski saudara kandung sendiri. Karena hal itu akan membuat anak yang dihukum merasa malu dan minder di masa mendatang. Jika kasus yang dihadapi adalah pertengkaran, ayah-ayah ini tidak segan menyuruh anak-anak meminta maaf, bersalaman dan berpelukan. Bagitu juga ayahnya, ia juga akan meminta maaf kepada orang tua yang lain jika anaknya telah mengganggu.

  1. Melakukan hobi bersama anak

Meski telah menjadi seorang suami dan ayah, tidak lantas membuat para ayah ini tidak bisa melakukan hobi mereka. Song Il Gook, misalnya. Kehadiran 3 orang anak kembarnya tidak membuat ia terlalu sibuk untuk melakukan hobi. Ia justru mengajak kembar tiga ini menaiki wagon beroda yang tersambung dengan sepeda ontelnya.

Ia ingin menghabiskan waktu bersenang-senang bersama. Bukan menjadikan anak-anak sebagai alasan penghalang melakukan kegemaran.

  1. Memberi tugas ringan untuk si kecil

Anak yang tergabung dalam variety show ini berkisar antara umur 4-5 tahun. Meski mereka masih kecil, mereka tetapi diajari untuk memnyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang mudah. Belanja kebutuhan dapur misalnya.

Di suatu episode tertentu, para ayah biasanya memberikan anaknya sejumlah uang untuk membeli sayur dan buah di toserba dekat rumah. Seringkali mereka kembali dengan sayur dan buah yang berbeda dengan yang dipesan. atau jumlah kembalian yang tidak sesuai. Atau juga mereka pulang sambil membawa beberapa bungkus es krim dan permen kesukaan mereka. Namun parah ayah tetap memberi pujian, berterima kasih dan memeluk mereka meski tugas yang diberikan tidak diselesaikan secara sempurna.

Hal ini bisa menjadi cara untuk menanamkan kejujuran dan rasa percaya kepada anak-anak.

  1. Ramah Lingkungan

Anak-anak selebriti ini dibesarkan di tengah kota yang besar. Tinggal di apartemen yang bersih. Ayah-ayah super ini sering berinisiatif mengajak anak-anak berlibur ke kawasan pedesaan Korea yang masih penuh dengan sawah. Disitu anak-anak diajak menanam padi di tanah yang basah, menangkap belut di lumpur, menyapu halaman pekarangan dan banyak lagi. Tentunya anak-anak ini tidak langsung merasa senang, melainkan jijik juga memilih untuk terus digendong. Namun para ayah sedikit demi sedikit menyesuaikan anaknya dengan hal hal kotor itu. Misalnya dengan menyeburkan sedikit kakinya ke lumpur.

Hal ini ia lakukan untuk menunjukkan perjuangan orang-orang di desa dalam memasok makanan untuk mereka yang tinggal di kota. Ia mengajari anak-anak untuk menghargai pekerjaan para petani, nelayan, dan lainnya. Anak-anak juga diajari untuk bergaul dan melakukan aktivitas bersama petani-petani dan nelayan.

  1. Saling menyayangi anggota keluarga

Unconditional love sangatlah tepat diberikan kepada keluarga. Mencintai kita di segala situasi. The Return of Superman lagi-lagi mengedukasi pemirsa dengan memperlihatkan cara ayah-ayah ini bersimpati kepada teman, terlbih saudara kandung. Apabila salah seorang menangis, seorang lagi akan memberikan puk puk dengan berkata “Jangan menangis…” dan mengelap air matanya tanpa disuruh ayah.

Pada episode ketika anak kembar tiganya Song il Gook belajar di sekolah desa untuk belajar karakter, salah seorang dari mereka menangis karena dimarahi sang guru. Kemudian saudara yang lain datang memeluk dan menghapus air matanya.

Nah, Bagaimana? Bermanfaat juga, bukan, tontonan yang satu ini?

Bergelar apapun kita, ketika menjadi Ayah atau Ibu, kita tetap harus mendidik anak-anak dengan nilai-nilai positif. Agar kelak mereka menjadi orang yang memiliki konsep diri positif bagi diri sendiri maupun lingkungannya.

Kontributor: Fauziza Yonas*
Editor: Oki Aryono

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment