Tipe konsumen Generasi Milenial

Tipe konsumen Generasi Milenial

Tipe konsumen Generasi Milenial

Suaramuslim.net – Belanja atau shopping menjadi salah satu aktivitas yang digemari hampir seluruh penduduk bumi. Bagi masyarakat kosmopolitan, shopping bukan hanya sekadar aktivitas memenuhi kebutuhan, melainkan sudah menjadi gaya hidup. Tidak berlebihan jika konsumen seperti selebriti atau kelompok borjuis saling berburu produk branded luar negeri yang harganya fantastis, hingga ratusan juta untuk satu item.

Kebiasaan shopping kini semakin dipermudah dengan hadirnya teknologi. Saat ini banyak bermunculan toko online atau e-commerce yang menawarkan berbagai produk. Mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga produk mewah. Kondisi ini menguntungkan terutama bagi generasi milenial. Mereka tidak perlu keluar ongkos pesawat hanya untuk membeli produk mewah dari luar negeri. Semua bisa dilakukan lewat handphone saat seseorang lagi bersantai di rumah atau sambil bekerja.

Meski ada sedikit perbedaan, konsumen generasi milenial memiliki karakter yang dimiliki konsumen pada umumnya. Apa saja itu?

Pertama, suka barang mewah tapi harga murah. Generasi milenial suka berburu diskon. Ini terlihat melalui tingginya nilai penjualan pada event belanja online (HARBOLNAS) beberapa hari lalu. Demi mendapatkan barang branded dengan harga murah meriah, konsumen rela bangun tepat jam 12 malam. Ada juga yang fokus memantau program sale melalui layar ponselnya.

Salah seorang rekan kerja di kantor mengaku sangat menunggu momen Harbolnas lalu. Menurutnya itu kesempatan untuk belanja produk-produk merk internasional dengan harga sangat murah dari harga normal. Apalagi, menjelang akhir tahun ini, beberapa toko online maupun pusat perbelanjaan serentak menawarkan beragam diskon besar-besaran, sehingga pastinya akan diburu konsumen.

Kedua, konsumen milenial suka pelayanan baik dan cepat. Ungkapan ‘pembeli adalah raja’ ternyata juga berlaku pada aktivitas jual beli online. Informasi yang lengkap, disertai dengan respon penjual yang cepat dalam menjawab berbagai pertanyaan (chat) menjadi sebagian faktor keputusan pembelian konsumen di lapak tersebut. Sebagian toko online bahkan sampai harus membuka layanan online chatting selama 24 jam non stop. Ini kemudian menjadi satu kelebihan belanja online yang tidak dijumpai pada pusat belanja konvensional seperti toko, pasar dan swalayan. Mereka dibatasi hari dan jam, sementara di online, konsumen bebas belanja kapanpun diperlukan, tanpa terhalang oleh sekat geografis dan waktu.

Terakhir, konsumen milenial aktif melakukan perbandingan harga. Tidak heran jika satu orang memiliki 3-5 aplikasi marketplace yang terinstal di ponsel pintarnya. Salah satu gunanya adalah untuk melihat penawaran harga.

Biasanya hal pertama yang konsumen lakukan sebelum belanja online adalah melakukan perbandingan harga di masing-masing marketplace. Mereka akan melihat adakah perbedaan harga, lalu seberapa besar selisihnya di marketplace berbeda.

Selain penawaran harga, konsumen milenial juga mempertimbangkan informasi dari konsumen lain yang sudah membelinya terlebih dahulu. Mereka umumnya akan membaca ulasan orang lain terkait kualitas produk maupun pelayanan penjual. Semakin banyak respon positif (baik berupa bintang lima ataupun ulasan singkat), maka toko online tersebut dianggap semakin kredibel. Baik harga dan review produk, keduanya kemudian menjadi barometer konsume milenial sebelum melakukan belanja online.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment