Suaramuslim.net – Memasuki masa new normal transisi di masa pandemi virus corona, kita harus banyak beradaptasi dengan segala hal. Menjalani hari-hari juga tentu akan terasa sangat berbeda dari biasanya.
Bepergian dengan kendaraan umum bukanlah solusi yang tepat untuk saat ini. Bahkan pemerintah juga sudah mengimbau untuk mematuhi protokol kesehatan dengan tidak berbicara selama di kendaraan umum, menggunakan masker, dan menjaga jarak.
Ya, bersepeda bisa menjadi solusi di tengah new normal saat ini. Namun, bagi pemula tentu banyak yang bingung menentukan sepeda yang seperti apa agar tetap nyaman untuk beraktifitas.
Di bawah ini tips memilih sepeda untuk pemula agar tetap nyaman saat beraktifitas yang dikutip dari mainsepeda.com.
1. Ukuran frame yang benar
Tentu saja, semua bermula dari frame. Kamu harus tahu tinggi badanmu berapa, lalu berapa panjang inseam-mu. Yang dimaksud inseam adalah jarak dari lantai hingga mentok (maaf) selangkangan.
Kemudian, lihat tabel geometri frame yang ingin dibeli. Biasanya, setiap merek punya range usulan, bahwa tinggi badan berapa itu bisa dengan frame ukuran apa.
Intinya saya butuh frame yang panjang efektif top tube-nya di kisaran 530-545 milimeter. Ingat, kata kuncinya adalah “efektif.” Kalau ada petugas di toko sepeda yang mengukur panjang top tube menggunakan meteran, dia belum tentu akurat. Karena banyak frame modern berbentuk sloping (miring), jadi panjang efektif top tube tidak sama dengan panjang top tube-nya secara fisik.
Di sini biasanya muncul dilema. Kalau tanggung, pilih yang besar atau yang kecil. Kalau sudah begitu, tergantung fleksibilitas tubuhmu. Kalau punggung susah melengkung, mungkin lebih baik pilih yang besar. Kalau badan sudah kurus dan sangat fleksibel, bisa memilih yang kecil lalu memanjangkan ukuran stem.
2. Memilih Contact Point yang Ideal
Setiap bersepeda, pengendara pada dasarnya bersinggungan dengan tiga contact point: handlebar, pedal, dan sadel.
Handlebar adalah alat untuk mengendalikan dan mengemudikan sepeda. Sehingga lebarnya harus sesuai. Ini gampang, tinggal ukur lebar bahumu. Bisa 40 cm, 42 cm, atau 44 cm. Kalau perempuan, bisa jadi 36 cm atau 38 cm. Beli handlebar sesuai dengan ini.
Pedal ini sesuai selera. Kalau sudah mahir, menggunakan clipless pedal sangat disarankan, karena bisa meningkatkan pedaling efficiency hingga 30 persen. Ketika kaki kita “terkunci” dengan pedal, tidak ada tenaga yang terbuang percuma saat kaki diputar.
Sadel paling sulit untuk dipilih. Setiap orang punya bagian belakang berbeda-beda. Sadel yang cocok untuk satu orang belum tentu cocok untuk yang lain. Dan sadel yang dikira cocok ternyata bisa sangat menyakitkan setelah dipakai lebih dari 50 km. Karena itu, siap-siap invest lebih dalam membeli sadel. Jangan heran kalau “membuang” sampai lima sadel sebelum menemukan sadel yang “soulmate.”
3. Memilih Komponen
Di sini kebijakan kamu dibutuhkan. Ingin sepeda dengan spesifikasi terbaik, atau dengan spesifikasi ideal? Harga mahal bukan jaminan. Apalagi kalau ternyata kamu tidak jadi penghobi sepeda.
Biasanya, ada yang memilih sepeda murah dulu, lalu bertahap “naik kelas” sesuai kemampuan dan keinginan. Ada juga yang memilih beli “tengah-tengah” dulu.
Ketika kemampuan fisik sudah mumpuni, baru memilih komponen lebih tinggi. Karena sudah bisa merasakan mana yang enak dan mana yang hanya mahal harganya (tapi tidak seenak yang dijanjikan).
Saran: investasi terbesar harus pada wheelset. Sebuah wheelset yang istimewa bisa membuat sepeda apa saja terasa istimewa secara performa.
4. Bike fitting
Jangan pernah remehkan pentingnya bike fitting. Ada para profesional yang berkarier di bidang ini, dan kita mengeluarkan banyak biaya untuk sekadar mendapatkan posisi bersepeda optimal.
Berusaha melakukan bike fitting setahun sekali, karena seiring bertambahnya umur dan berubahnya kemampuan, tubuh kita bisa berubah. Sadel bisa lebih tinggi, posisi bisa lebih membungkuk, dan lain sebagainya.
Saat bike fitting ini, yang kamu cari adalah dua ukuran. Pertama, tinggi sadel dari bottom bracket (BB). Kedua, ukuran saddle setback. Yang kedua ini harus dicari dengan cara fitting. Yaitu pertemuan garis lurus vertikal dari BB dengan garis horisontal dari ujung depan sadel.
Ketika dua ukuran ini sudah ketemu, apa pun merek sepedanya, apa pun bentuk sepedanya, posisi pedaling tidak akan berubah. Tinggal menyesuaikan tinggi-jauh handlebar, ingin agresif (membungkuk) atau nyaman (lebih tegak). Caranya dengan menggunakan stem dengan panjang bervariasi, atau menambah dan mengurangi spacer di bawah stem.