Suaramuslim.net – Tidak mudah mengajarkan anak-anak untuk mulai bisa menjalankan shalat. Trik khusus tentu diperlukan agar anak memiliki kesadaran sejak dini untuk rajin shalat.
Membiasakan anak-anak dengan adab-adab, amalan, maupun akidah islami harus dilakukan semenjak dini, karena dengan begitu akan membuat ajaran orangtua tertanam kokoh di dalam jiwa anak, salah satunya adalah mengajarkan mereka shalat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud dan Al- Hakim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tegas telah mensyariatkan agar pendidikan shalat dimulai sejak usia dini, yaitu sebelum mereka mencapai usia baligh. Bahkan ketika anak-anak berusia tujuh tahun, mereka telah diperintahkan untuk menjalankan shalat.
Menjadi Contoh Kedisiplinan dalam Menjalankan Shalat
Cara mengajari anak shalat yang pertama adalah orangtua harus menjadi contoh langsung agar anak mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya. Usia anak-anak merupakan masa saat mereka sangat lekat dalam memperhatikan atau mengamati serta meniru tingkah laku atau perilaku dari orangtua mereka. Dan anak-anak adalah peniru yang sangat handal, tidak butuh waktu lama bagi seorang anak untuk meniru perilaku yang ia lihat.
Menanamkan Arti Pentingnya Shalat dalam Kehidupannya
Sejak usia anak-anak, seseorang harus ditanamkan tentang arti pentingnya shalat bagi kehidupannya, yang menjelaskan bahwa manusia butuh mendapatkan kasih saying dan keridhoan Tuhannya, salah satunya dengan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya, yaitu dengan mengerjakan shalat. Karena shalat merupakan penghubung antara manusia dengan penciptanya, yaitu Allah subhanahu wa ta’ala.
Ketika manusia lalai dalam melakukan kewajiban tersebut, maka sudah pasti Allah subhanahu wa ta’ala akan menenggelamkan orang tersebut dalan adzab di akhirat kelak dan menghinakannya di dunia. Akan tetapi jika manusia konsisten dalam menjalankan kewajiban tersebut, maka Allah ta’ala akan membalasnya dengan surga dan berbagai kebaikan di dunia.
Mulai Mengajak Anak Shalat
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ath- Thabari, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Apabila seorang anak dapat membedakan mana kanan dan kiri, maka perintahkanlah dia untuk mengerjakan shalat.”
Artinya, bahwa ketika seorang anak mulai bisa membedakan mana yang kanan dan mana yang kiri, menandakan bahwa otak anak tersebut sudah cukup berkembang, dan saat itulah waktu yang tepat untuk mulai mengajarinya shalat, yaitu dengan mengajaknya shalat bersama-sama, berjamaah di masjid bagi anak laik-laki. Anak akan dengan mudah meniru setiap gerakan shalat dari ayah dan ibunya.
Mendidik Anak untuk Shalat Sesuai Usianya
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perintahlah anak-anakmu agar mendirikan shalat tatkala mereka telah berumur tujuh tahun, dan pukullah karenanya tatkala mereka telah berumur sepuluh tahun.” (HR. Abu Dawud dan Al- Hakim).
Hadist di atas menjelaskan bahwa ketika anak-anak telah mencapai usia tujuh tahun, maka orangtua harus memerintahkannya untuk melaksanakan shalat, dan apabila pada usia sepuluh tahun anak-anak tidak mau melaksanakan kewajiban tersebut, maka orangtua harus memukulnya sebagai bentuk hukuman atas kelalaian mereka itu.
Mengapa harus pada umur-umur tersebut? Karena pada umur tujuh tahun, kemampuan akalnya mulai berkembang secara bertahap, sehingga pada usia itu anak-anak harus mulai diperintahkan untuk melaksanakan salah satu kewajiban sebagai seorang muslim, yaitu shalat.
Sedangkan ketika anak-anak telah berusia sepuluh tahun, perkembangan akalnya telah mencapi tahap kesempurnaan. Di usia tersebut, mereka sudah mampu membedakan antara hal-hal yang bermanfaat dan hal-hal yang mengandung bahaya.
Hal inilah yang diperlukan untuk memahamai arti pentingnya dari shalat, bahwa shalat merupakan sarana penghubung di antara makhluk dan penciptanya, menjalankan shalat akan membawa seseorang untuk lebih dekat dengan surga, sedangkan meninggalkannya akan membuat seseorang tertimpa adzab di akhirat kelak.
Sementara di dunia, orang-orang yang mengerjakan shalat akan dimudahkan dalam hidupnya, dikuatkan kesabarannya, dan diberikan berbagai jalan keluar atas segala kesulitannya.
Oleh karena itu ketika anak-anak mencapai usia tersebut maka ia diwajibkan untuk melaksanakan shalat, dan apabila mereka lalai dengan kewajiban tersebut, maka orangtua harus memperingatkannya dengan memberikan mereka hukuman.
Tentu saja, hukuman yang diberikan adalah hukuman yang mendidik, tidak semena-mena, apalagi membuat anak-anak cidera atau terluka. Selain itu, orangtua juga tidak boleh memukul bagian wajah, baik itu mulut, hidung, serta bagian wajah lainnya. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam “Pukullah mereka dengan pukulan yang tidak keras (tidak membikin patah tulang, atau luka, atau mengeluarkan darah, atau meninggalkan bekas).” (HR. Muslim).
Dan hukuman yang diberikan tidak boleh dilakukan setiap saat, akan tetapi dilakukan ketika anak-anak tidak menghiraukan atau menganggap tidak berguna nasihat dan peringatan lisan dari orangtua.
Mengajak Shalat Berjamaah di Masjid
Langkah selanjutnya dalam cara mengajarkan anak shalat adalah dengan mengajaknya melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid. Hal ini memiliki beberapa tujuan, seperti mengajari anak-anak untuk cerdas sosial, berbaur dengan masyarakat, terutama dengan sesama kaum muslimin. Selain itu anak-anak juga bisa mengenal ulama maupun ustadz di lingkungannya.
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir