Judul : JAS MEWAH
Penulis : Dr Tiar Anwar Bachtiar
Cetakan : Pertama, April 2018
Tebal : 387 halaman
Penerbit : Pro-U Media
Suaramuslim.net – Jika kita ingat pelajaran sejarah bangsa Indonesia di sekolah, yang teringat adalah pelajaran mengenai kerajaan Hindu dan Budha. Meskipun ada materi mengenai kerajaan Islam, maka yang muncul hanya sedikit saja. Tak jarang, cerita-cerita sejarah yang muncul dari kalangan Wali Songo, lebih banyak hal mistisnya. Padahal sejarah merupakan sesuatu yang bisa dibuktikan validitasnya. Ditambah lagi, model-model ujian sejarah biasanya hanya memaknai sejarah berdasarkan nama, tanggal, peristiwa dan urutan kejadian. Jarang menyuguhkan secara kontekstual keadaan pada zamannya.
Kita nyaris tidak bisa menemukan letak perjuangan umat Islam pada masanya. Selama itu pula, ingatan tentang sejarah umat Islam dalam perjuangannya melawan penjajah terhapus dari ingatan. Kecuali, apabila ada leluhur yang mau bercerita terkait sejarah waktu itu yang tidak diceritakan dalam buku cetak sejarah. Cerita-cerita yang berkembang di masyarakat terkait sejarah adalah sebatas mitos. Mitos seperti sejarah lisan yang didapatkan secara turun temurun.
Atas pengulangan sejarah yang berulang dan kurikulum yang cenderung “barat sentris”, karena sejarah tergantung siapa yang menuturkan, umat Islam Indonesia seolah memiliki keterputusan sejarah dan tidak memiliki chemistry dengan bangsanya sendiri. Dirasa tidak ada contoh sejarah yang diceritakan, akhirnya tidak memiliki panutan dan hilang identitas Islam yang hidup di Indonesia. Dengan kata lain Muslim Indonesia mengidap inferiority complex. Semacam ketidakpercayaan diri dan selalu berbangga terhadap bangsa lain. Untuk mengatasinya, umat Islam memerlukan figur untuk panutan yang berasal dari bangsanya sendiri.
Namun yang terjadi adalah ketidaktahuan umat saja yang terjadi. Di dalam buku ini diceritakan, pada masanya, ada banyak pesantren yang merupakan akar pendidikan dan budaya di Indonesia, banyak melakukan perjuangan melawan penjajah. Pada masanya juga, ulama Indonesia sudah bisa bersaing dengan ulama di kancah Internasional. Di antaranya ada kitab hadits yang berjudul Manhaj Dzawi An-Nadzar tulisan dari Muhammad Mahfudz bin Abdullah At-Tirmisi, Tirmisi merupakan semuah nama tempat di Indonesia bernama Tremas, yang terletak di Jawa Timur. Kitab tersebut dijadikan kitab rujukan mahasiswa yang berkuliah.
Penulis buku ini juga menceritakan mengenai pemimpin perempuan di Indonesia yang merupakan hasil dari ijtihad ulama Aceh, beliau bernama Tajul Alam Shafiatuddin Johan. Jika kita mengetahui sejarah Indonesia, nampaknya kita tidak perlu lagi gerakan feminisme yang ingin membebaskan perempuan. Di alam Indonesia yang sudah menganut agama Islam sejak lama sudah menghormati hak-hak perempuan pada tempatnya. Mempelajari sejarah juga menjadikan orang yang menuntut ilmunya menjadi seseorang yang memiliki kebijaksanaan (wisdom).
Hal yang telah diceritakan diatas dijelaskan penulis buku ini, Dr Tiar Anwar Bachtiar, secara lengkap sehingga memperkaya khazanah pengetahuan mengenai sejarah Indonesia. Penulis merancang buku ini dengan format antologi. Terdiri dari lima bagian, yang bisa dibaca tidak harus berurutan. Buku ini terbilang berbeda dengan karya yang sebelumnya yang biasanya mengupas sesuatu secara mendalam dan cukup berat.
Buku ini hadir untuk mengingatkan umat Islam dan menyadarkan bahwa ada peranan umat Islam dalam sejarah bangsa ini. Mengingat dan memberi tahu kembali mengenai hal-hal yang tidak biasanya kita ketahui. Secara keseluruhan, buku ini direkomendasikan untuk dibaca kaum muslimin sebagai sarana mengenal sejarah Indonesia yang banyak diperjuangkan oleh umat Islam. Semakin kita mengetahui sejarah Indonesia, semakin tahu bagaimana agama dan negara tidak perlu dipisahkan.