Aware Terhadap Efek Fatherless pada Anak

Aware Terhadap Efek Fatherless pada Anak

Aware Terhadap Efek Ketidakhadiran Ayah pada Anak

Suaramuslim.net – Kekuatan kepribadian anak merupakan hasil dari pengasuhan dan penanganan yang baik dari kedua orang tuanya. Ketika salah satu dari kedua orang tuanya tidak hadir, maka terdapat ketimpangan dalam perkembangan psikologisnya, kepribadian, kesehatan mental dan pertahanan diri dari stres akan terasa sulit ditangani oleh anak yang tidak genap memperoleh pengasuhan dari kedua orang tuanya. Seorang anak yang mengalami fatherless akan berisiko terjadinya juvenile deliquent dan droup-out dari bangku sekolah. Perilaku buruk tersebut merupakan salah satu tindakan protes atas kekosongan dan kehampaan yang dirasakan anak. Pengawasan dan pendampingan yang diberikan oleh ayah akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak.

Di sekolah, anak-anak dengan kondisi keluarga yang fatherless, rentan mengalami ketertinggalan di sekolahnya atau tidak naik kelas, (Dawson, 1991). Dalam hal ini, pendampingan ayah ternyata memiliki pengaruh yang signifikan pada pendidikan anak. Senada dengan hal tersebut, bahwa performansi akademik sangat dipengaruhi oleh ketiadaan atau ketidakhadiran peran ayah. Pada anak yang mengalami fatherless, peran ayah yang menjadi figur otoritas di dalam keluarga nampak samar atau bahkan hilang dan tidak berkesan pada anak-anak.

Kekosongan sosok ayah yang dirasakan oleh seorang anak tidak secara langsung dapat seketika disadari. Perasaan kehilangan itu awalnya berupa pertanyaan tentang keberadaan seorang ayah di benak seorang anak. Jika ia tidak medapatkan jawaban yang memuaskan kerinduan ataupun kehilangannya, maka ia akan menyimpannya dalam hati dan meneruskan pencarian. Budaya kekeluargaan di Indonesia yang demikian kental menjadi keberuntungan “tidak dirasakan”nya fatherless ini, sekaligus juga menjadi kerugian karena tanpa disadari akan melenakan dan seakan menjadikannya “api dalam sekam”. Yang artinya ada di kedalaman, tidak tampak di permukaan namun lama-kelamaan akan dapat membakar dan menghancurkan.

Pengertian Fatherless

Sebagaimana dinyatakan Smith (2011) bahwa seseorang dikatakan mendapat kondisi fatherless ketika ia tidak memiliki ayah atau tidak memiliki hubungan dengan ayahnya, disebabkan perceraian, kematian atau permasalahan pernikahan orang tua.

Ketiadaan peran ayah dapat berupa ketidakhadiran secara fisik maupun psikologis dalam kehidupan anak. Maka dikenal adanya “fatherless, father absence, father loss atau father hunger”. Ketiadaan peran ayah secara fisik karena kematian, mengarahkan pada adanya sebutan anak yatim. Namun apabila ketidakhadirannya disebabkan karena “kepergian” dari perannya sebagai seorang ayah, maka anak tesebut dapat dikatakan “seolah-olah” menjadi yatim sebelum waktunya.

Penyebab Fatherless

Munculnya fenomena fatherless lebih banyak dikarenakan paradigma pengasuhan yang dipengaruhi oleh budaya lokal. Paradigma ayah dipengaruhi stereotype budaya bahwa laki-laki itu tidak pantas untuk mengurus anak dan tidak boleh terlibat dalam urusan pengasuhan. Sementara tantangan pengasuhan setiap masa semakin bertambah. Ditambah lagi kebutuhan materi masyarakat modern yang makin bertambah, yang berimbas pada kesibukan bekerja menjadi prioritas hidup demi mengejar segala target yang berkenaan dengan materi. Akhirnya waktu kebersamaan bersama anak berkurang dan cenderung tidak berkualitas.

Dampak Fatherless

Dampak dari fatherless adalah kondisi kerusakan psikologis yang disebut dengan father hunger. Hal ini mengakibatkan 7 kondisi yang terjadi kepada anak-anak saat ini diantaranya:

  1. Anak cenderung minder dan rendah diri serta sulit adaptasi dengan dunia luar. Sebab keterlibatan ayah dalam mengasuh mempengaruhi cara pandang anak terhadap dunia luar yang membuatnya cenderung lebih kokoh dan berani.
  2. Anak memiliki kematangan psikologis yang lambat dan cenderung kekanak-kanakan.
  3. Anak cenderung lari dari masalah dan emosional saat menghadapi masalah.
  4. Kurang bisa mengambil keputusan dan ragu-ragu dalam banyak situasi yang membutuhkan keputusan cepat dan tegas.
  5. Krisis identitas dan perkembangan seksual anak.
  6. Gangguan psikologis pada anak di masa dewasa.
  7. Kesepian, kecemburuan, kehilangan serta kedukaan.

Semoga dengan mengetahui dan memahami penyebab dan efek fatherless, kita sebagai orang tua dapat sedini mungkin mencegah dan meminimalisir dampak yang ditimbulkannya. Yakni melalui cara meluangkan waktu untuk terlibat dalam kegiatan anak, aktif mendampingi, peduli dan penuh perhatian. Sebagai bentuk tanggung jawab ayah dalam pengasuhan.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment