Usai Majelis Tabayyun, GP Ansor dan Gus Nur Sepakat Berdamai

Usai Majelis Tabayyun, GP Ansor dan Gus Nur Sepakat Berdamai

Gus Nur bersama Ketua PC GP Ansor Surabaya Gus Faridz Afif (Dok Suara Muslim/Ahmad Jilul QF)

SURABAYA (Suaramuslim.net) – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Surabaya hari ini, Selasa (23/1) menggelar majelis tabayyun di kantor PCNU Surabaya mengundang Sugi Nur Raharja atau yang akrab disapa Gus Nur terkait polemik ungkapan Gus Nur yang dianggap mencela Banser, Ansor dan Nahdlatul Ulama.

Majelis tabayyun tersebut dihadiri oleh pengurus Ansor dan Banser Surabaya, Aswaja NU Center Jawa Timur, kepolisian dan awak media. Forum diawali dengan pembacaan shalawat dilanjutkan dengan sambutan dan pemutaran video Gus Nur yang dinilai mencela Banser, Ansor dan NU.

Setelah pemutaran video, pihak Ansor meminta klarifikasi Gus Nur atas ungkapannya dalam video tersebut yang menyebut NU, Ansor dan Banser bobrok dan sebagainya.

Sebelum memberikan klarifikasi, Gus Nur terlebih dahulu bersumpah menggunakan Al Qur’an bahwa keterangan yang akan disampaikan bukanlah dusta dan kebohongan.

Gus Nur mengatakan polemiknya dengan Banser dan Ansor seharusnya sudah selesai di Semarang pada 16 Oktober 2017, dimana ia diminta menandatangani kesepakatan untuk tidak lagi mencela NU, Ansor dan Banser.

“Tapi setelah itu justru saya yang dicela habis-habisan oleh Banser, padahal bukankah seharusnya kita sudah sepakat” kata Gus Nur.

Menanggapi pernyataan Gus Nur, pihak Banser kembali meminta klarifikasi ungkapan Gus Nur yang dianggap mencela NU, Ansor dan Banser justru muncul setelah 16 Oktober 2017.

Gus Nur pun menjawab bahwa hal itu ia lakukan karena kekesalannya kepada Abu Janda yang mengklaim diri sebagai Banser, juga kepada Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj yang dikritik oleh Gus Nur.

“Jelas saya marah kepada Abu Janda dia ngaku-ngaku Banser, juga yang saya kritik bukan Kiai Sepuh, tapi Said Aqil Siradj” ujar Gus Nur.

Kemudian Ustadz Fatkhul Kodir dari Aswaja NU Center menanggapi Gus Nur dengan menyatakan tidak terima jika pimpinan PBNU dicela karena merupakan simbol NU.

“Perjuangan Gus Nur untuk umat kita apresiasi, tapi ketika anda menunjuk KH Said Aqil Sirodj meski ada keburukannya, kami tidak terima karena beliau simbol NU, ada salah wajar, namun ketika beliau dihujat kami tidak terima, dan harus kenapa mengatakan NU, Ansor, Banser bobrok?” tanya Ustadz Fatkhul.

Meski forum berlangsung cukup tegang dan diiringi celetukan-celetukan dari peserta yang hadir terhadap Gus Nur, namun panitia dan pimpinan PC GP Ansor Surabaya dapat menenangkan hadirin.

Meski tak menemukan titik temu antara pihak Ansor dan Gus Nur, namun dipimpin oleh Ketua PC GP Ansor Surabaya Gus Faridz Afif, pihak Ansor dan Gus Nur menyepakati untuk berikhtiar mencari jalan damai dan tidak kembali saling menghujat.

“Kami berharap setelah forum ini tidak ada lagi saling hujat, Gus Nur tidak mengulangi perkataannya lagi dan kami pun akan bersikap baik ke Gus Nur, bahkan kalau perlu kami akan ikut menjaga pengajian Gus Nur” terang Gus Afif.

Gus Nur pun menyampaikan permohonan maafnya kepada Banser dan Ansor yang hadir. “Saya meminta maaf kepada NU, Ansor dan Banser, bahkan kalau ungkapan saya sebelumnya mau dibawa ke ranah hukum, silahkan” pungkas Gus Nur sebelum forum diakhiri.

Setelah majelis tabayun ditutup Pimpinan Ansor Surabaya menyalami Gus Nur dan forum diakhiri dengan tertib.

Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment