Suaramuslim.net – Para sahabat yang diberkahi Allah, mari sejenak kita baca surah Al Ahzab ayat ketiga yang akan menjadi bahasan diskusi kali ini.
وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا
“Dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara.”
Jika kita merujuk pada kalimatnya, fatawakkal dan wakila memiliki akar kata yang sama. Maka terjemahan langsungnya, bertawakal lah kepada Allah, Allah sebaik-baiknya tempat bertawakal.
Apa maksud tawakal? Hampir 60% dari Bahasa Indonesia ternyata diserap dari Bahasa Arab. Maka tawakal mirip artinya dengan wakil. Kita sedang menyerahkan masalah kita untuk diselesaikan dan hanya kepada Allah lah diserahkan. Arti mendalamnya adalah mewakilkan seluruh masalah ke Allah saja.
Jika kamu ingin memperbaiki mobil, namun tidak sanggup, maka kamu wakilkan pada montir yang memang mengetahui seluk beluk mesin. Kamu berikhtiar sampai bengkel, selanjutnya, duduk dengan penuh percaya ke montir. Tinggal menunggu mobil selesai dibenahi.
Itulah makna besar dari tawakal. Diri tetap berjuang, fisik tetap berusaha, tapi hati sadar betul bahwa hanya Allah lah yang mampu menolong, mengurus hingga menyelesaikan semua urusan kita.
Mukmin yang hatinya tawakal tenang kepada Allah. Tidak gusar. Mengapa? Karena dirinya meyakini bahwa Allah azza wa jalla adalah sebaik-sebaik penolong, sebaik-baik tempat menyerah, sebaik-baik pemilik solusi.
Sudah saatnya kita tidak bergantung pada kecerdasan pikiran kita, sudah saatnya kita tidak berharap pada jejaring yang kita miliki, sudah saatnya kita tidak lagi bersandar pada persepsi publik yang masih bagus sama kita.
Sudah saatnya kita wakilkan semuanya ke Allah saja. Terus berusaha, terus bergerak, terus berjuang, dalam keadaan sadar bahwa hanya Allah lah tempat segala harapan. Adapun usaha hanyalah sai di padang pasir.*
Rendy Saputra
Risalah Masjid Cahaya
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net