Penting! Waktu, Tata Cara dan Doa Shalat Hajat

Penting! Waktu, Tata Cara dan Doa Shalat Hajat

Penting! Waktu, Tata Cara dan Doa Shalat Hajat
Ilustrasi perempuan menunaikan shalat. (Foto: Daaruttauhiid.org)

Suaramuslim.net – Setiap manusia hidup di dunia ini pasti memiliki keinginan, hajat maupun harapan. Misalnya ingin masuk di tempat kerja idaman, menikah dengan seseorang yang dicintai, berangkat haji/umrah, sekolah/kuliah di tempat yang diinginkan maupun memiliki mobil dan rumah pribadi. Allah Maha Pemberi segalanya, namun tentu saja ada caranya, dalam memohon kepada Allah. Memohon kepada Allah bisa dilakukan dengan berbagai hal, bisa dengan doa ataupun melalui shalat. Salah satu shalat yang sering kita dengar sebagai salah satu perantara untuk memohon sesuatu kepada Allah SWT adalah shalat hajat.

Shalat hajat adalah shalat sunah yang dilaksanakan dengan tujuan memohon kepada Allah dalam permintaan suatu keperluan atau kebutuhan tertentu. Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kebutuhan entah itu kebutuhan yang kecil maupun besar. Walaupun kebutuhan sekecil apapun kita dianjurkan untuk memohon kepada Allah. Berikut tata cara shalat hajat lengkap yang bisa kamu praktikkan.

Waktu shalat hajat

Dalam mengerjakan shalat hajat, sebenarnya tidak ada waktu khusus. Kita boleh melaksanakan pada waktu malam maupun siang. Namun, waktu shalat hajat yang paling utama adalah di sepertiga malam terakhir. Keutamaan waktu tersebut juga sudah sering disampaikan dalam Al Quran dan hadis. Bagitu juga sebaliknya, shalat hajat tidak boleh dilaksanakan pada waktu dilarangnya shalat, seperti setelah subuh sampai terbit matahari, setelah waktu ashar dan lainnya.

Jumlah rakaat shalat hajat

Mungkin banyak yang bertanya, shalat hajat itu berapa rakaat?

Shalat hajat sama dengan shalat sunah yang lain, seperti shalat dhuha, shalat tahajud, dan masih banyak lagi lainnya sehingga jumlah rakaatnya pun sama yaitu paling sedikit dua rakaat dan paling banyak adalah dua belas rakaat. Dan di setiap dua rakaat dalam shalat hajat harus diakhiri dengan satu salam. Hal ini adalah aturan dari shalat hajat.

Tata Cara Shalat Hajat

Tata cara shalat hajat sama dengan shalat sunah pada umumnya. Sebelum shalat disyaratkan suci dari hadas kecil dan hadas besar; suci badan, pakaian dan tempat dari najis; menutup aurat; dan menghadap kiblat.

Rakaat pertama:

  • Berniat
  • Takbiratul ihram, dilanjut dengan membaca doa iftitah
  • Membaca surat Al-Fatihah
  • Membaca surat dalam Al Quran
  • Ruku secara tuma’ninah
  • I’tidal (bangun dari ruku) secara tuma’ninah
  • Sujud secara tuma’ninah
  • Duduk diantara dua sujud secara tuma’ninah
  • Sujud kedua secara tuma’ninah

Rakaat kedua:

  • Berdiri untuk rakaat kedua
  • Membaca surat Al-Fatihah
  • Membaca Surat dalam Al Quran
  • Ruku’ secara tuma’ninah
  • I’tidal (bangun dari ruku) secara tuma’ninah
  • Sujud secara tuma’ninah
  • Duduk diantara dua sujud secara tuma’ninah
  • Sujud kedua secara tuma’ninah
  • Duduk tasyahud akhir secara tuma’ninah
  • Mengucapkan salam

Doa Shalat Hajat

Setelah selesai melaksanakan shalat hajat kurang lengkap rasanya jika kita langsung meninggalkan momen syahdu ini. Seperti halnya doa shalat dhuha, doa shalat hajat dianjurkan untuk kita dalam rangka meminta kepada Allah agar senantiasa dicukupkan semua kebutuhan kita.

Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk membaca doa setelah shalat hajat sambil mengungkapkan semua unek-unek yang ada dalam benak kita. Adapun bacaan doa shalat hajat akan dijelaskan di bawah ini.

Dalam kitab Al Adzkar, Imam Nawawi rahimahullah menyantumkan dua buah hadis terkait zikir dan doanya.

Zikir setelah selesai shalat

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ لاَ تَدَعْ لِى ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِىَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

“Tiada Ilah Tidak kecuali Allah, Yang Maha Santun lagi Maha Mulia. Maha Suci Allah, Rabb Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang menyebabkan memperoleh rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh kebaikan dan selamat dari segala dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu keperluan melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang” (HR Tirmidzi)

Menurut Imam Nawawi, sanad hadits ini masih diperbincangkan sebagai kata Imam Tirmidzi sendiri.

Sedangkan doa shalat hajat yang sahih yang kemudian juga dicantumkan Imam Nawawi dalam Al Adzkar adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِىِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّى تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّى فِى حَاجَتِى هَذِهِ فَتُقْضَى لِى اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِىَّ

“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan menghadap kepadaMu dengan Nabiku Muhammad, Nabi (pembawa) rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Tuhanku denganmu dengan kebutuhanku ini agar dipenuhiNya. Ya Allah, terimalah syafaatnya padaku.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Setelah membaca serangkaian zikir dan doa shalat hajat di atas, kamu bisa menyampaikan segala hajat yang kamu inginkan dengan bahasa ibu. Hal ini perlu disampaikan karena pada hakikatnya doa yang terbaik adalah doa yang kita mengerti maknanya.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment