SURABAYA (Suaramuslim.net) – Surabaya menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang masuk finalis The Guangzhou International Award for Urban Innovation 2018. Sebelum pemenang ditentukan, ada beberapa tahap yang harus dilalui, yaitu presentasi proposal di depan 400 juri, dan ada pula vote yang harus dilakukan oleh warganya.
Sehubungan dengan hal itu, melalui vlog di akun @surabaya, Wali Kota Tri Rismaharini mengajak warga Surabaya dan masyarakat di Indonesia untuk berpartisipasi mendukung Kota Surabaya menjadi pemenang di ajang penghargaan dunia antar kota yang melombakan penanganan pengelolaan lingkungan.
“Ayo teman-teman Surabaya, bantu Kota Surabaya dengan cara vote Kota Surabaya. Nanti alamatnya akan diberikan di admin ini. Nah, kemudian memilih Surabaya boleh satu akun, bisa berkali-kali, tiap satu jam. Mohon dibantu ya, juga dibantu doa supaya aku bisa presentasi dengan baik karena menghadapi 400 juri, nggak gampang. Dan kita sudah empat kali daftar nggak pernah masuk finalis, kali ini kita masuk finalis mari kita manfaatkan dengan baik untuk mengangkat Surabaya lebih baik lagi . Terima kasih,” kata Wali Kota Risma dalam video yang diupload di akun @surabaya (26/11/18).
Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Surabaya M. Fikser mengatakan memang sebelumnya Surabaya pernah mengajukan proposal untuk mengikuti ajang penghargaan ini. Bahkan, sudah mengajukan empat kali proposal dan keempatnya tidak masuk dalam daftar finalis.
“Tahun ini Surabaya masuk finalis. Jadi, selain presentasi proposal di depan 400 juri, juga berdasarkan vote atau dukungan dari warga Surabaya. Kita baru tahu ada vote karena tidak ada surat resmi dari panitia dan ternyata sudah dibuka 1 bulan yang lalu. Masing-masing negara sudah minta dukungan lewat website resmi kota mereka, akhirnya tadi pagi ibu bikin video itu spontanitas aja,” terang Fikser menjelaskan vlog yang dibuat oleh Wali Kota Risma, Senin (26/11/2018).
Menurut Fikser, sebelumnya para juri The Guangzhou International Award for Urban Innovation 2018, datang ke Surabaya untuk menilai apakah proposal yang diajukan sama dengan kondisi di lapangan. Para juri datang tanpa pemberitahuan dan tidak mau ditemani pemkot Surabaya.
“Mereka ingin melihat dampak yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya secara langsung. Dari 900 kota, telah diseleksi menjadi 169 kota dari 66 negara, kemudian diseleksi lagi menjadi 15 kota,” kata dia.
Setelah dipilih 15 kota, kemudian panitia membuka vote bagi masyarakat. Fikser berharap netizen Indonesia semuanya ikut vote dan mendukung Surabaya jadi pemenang dalam penghargaan tingkat dunia ini.
Caranya, lanjut dia, buka link di bit.ly/surabayamendunia lalu centang Kota Surabaya. “Voting itu bisa diulangi setiap satu jam sekali. Ayo voting terus demi Surabaya yang lebih baik,” tegas Fikser.
Ia menjelaskan, deadline voting ini berakhir pada tanggal 7 Desember 2018. Pada hari itu pula, Wali Kota Risma akan melakukan presentasi di depan 400 juri. Presentasi itu terbatas hanya dalam waktu tujuh menit.
Fikser menambahkan, dalam kompetisi ini, Surabaya mengangkat tema menjaga lingkungan hidup yang melibatkan partisipasi masyarakat untuk mengelola sampah. Partisipasi warga Kota Surabaya dalam mengelola sampah dan kebersamaan untuk menjaga lingkungan adalah keunggulan yang ditonjolkan Surabaya dibandingkan kota-kota lain di dunia.
“Ini menunjukkan bahwa Surabaya memiliki kekuatan, khususnya dari segi lingkungan. Kita punya partisipasi masyarakat yang tinggi dalam menjaga lingkungan sampah dan menjaga kampung itu sangat kuat. Sehingga kita minta bantuan untuk seluruh warga Kota Surabaya dan kita patut bangga karena masuk dalam 10 besar Guangzhou International Award itu tidak mudah, sangat sulit,” pungkasnya.
Sumber: Humas Pemkot Surabaya
Editor: Muhammad Nashir
