Suaramuslim.net – Apakah selama menjalani aktivitas di rumah kamu mulai merasa gelisah, sedih, dan muncul berbagai energi negatif lainnya? Jika iya, bisa jadi kamu mengidap cabin fever.
Istilah ini sebelumnya dikaitkan dengan orang-orang yang terkurung di rumah akibat musim dingin membatasi aktivitas di luar rumah. Pada kenyataannya, cabin fever bisa terjadi kapan saja, salah satunya akibat pandemi Covid-19 yang memaksa kita untuk terus di rumah.
Melansir Verywell Mind, cabin fever adalah istilah yang populer untuk reaksi yang relatif umum saat seseorang terisolasi di dalam tempat tinggalnya selama jangka waktu tertentu. Beberapa ahli percaya cabin fever adalah semacam sindrom, sementara para ahli yang lain merasa bahwa kondisi ini terkait dengan gangguan seperti gangguan afektif musiman dan claustrophobia.
Pahami lebih dalam mengenai cabin fever dan strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Lebih jauh tentang Cabin Fever
Secara umum, istilah cabin fever digunakan untuk menjelaskan perasaan bosan atau lesu karena seseorang terjebak di dalam rumah selama beberapa jam atau hari. Namun, kenyataannya ini bukan gejalanya. Sebaliknya, cabin fever adalah serangkaian emosi negatif dan sensasi menyedihkan yang dihadapi seseorang jika mereka terisolasi atau merasa terpisah dari dunia.
Perasaan terisolasi dan kesepian ini lebih mungkin terjadi pada saat-saat menjauhi interaksi sosial, karantina diri selama pandemi, atau berlindung di tempat karena cuaca buruk.
Cabin fever juga menyebabkan serangkaian gejala yang bisa sulit dikelola tanpa teknik penanganan yang tepat.
Cabin fever bukan tergolong gangguan psikologis, namun itu tidak berarti kondisi ini tidak nyata. Serangkaian gejala ini nyata adanya dan jika dibiarkan dapat mempersulit kehidupan sehari-hari.
Gejala Cabin Fever
Tidak semua orang yang mengidap cabin fever mengalami gejala yang persis sama, tetapi banyak orang melaporkan merasa mudah tersinggung atau gelisah.
Gejala umum dari cabin fever, antara lain:
- Gelisah;
- Lesu;
- Sedih hingga depresi;
- Kesulitan berkonsentrasi;
- Kurang sabar;
- Kerap mengidam makanan;
- Motivasi menurun;
- Isolasi sosial;
- Kesulitan bangun tidur;
- Terlalu sering tidur siang;
- Keputusasaan;
- Perubahan berat badan;
- Ketidakmampuan mengatasi stres.
Perhatikan bahwa gejala-gejala ini juga dapat menjadi indikasi berbagai gangguan lain, dan hanya profesional kesehatan mental terlatih yang dapat membuat diagnosis yang akurat.
Strategi mengatasi gejala Cabin Fever
Selayaknya kondisi kesehatan mental lainnya, cabin fever paling baik diobati dengan bantuan terapis atau profesional kesehatan mental. Namun, jika gejala relatif ringan, terdapat langkah yang bisa dilakukan untuk membantu pengidapnya merasa lebih baik, yaitu:
1. Keluar dari rumah
Selama penerapan aturan physical distancing di masa pandemi Covid-19, aktivitas di luar rumah jadi terbatas. Namun, jika kamu harus pergi keluar, bahkan untuk waktu yang singkat, manfaatkan kesempatan itu.
Paparan sinar matahari membantu mengatur siklus alami tubuh, dan berolahraga melepaskan endorfin, sehingga akan menciptakan perasaan bahagia. Kamu bisa berolahraga di depan halaman rumah atau di sekitar kompleks perumahan saja.
2. Pertahankan pola makan normal
Bagi banyak orang, saat mereka terjebak di rumah, mereka jadi sesukanya menikmati makanan cepat saji, atau tidak mau makan sama sekali. Namun, penting diingat bahwa makan dengan benar meningkatkan tingkat energi dan motivasi.
Kamu mungkin merasa kurang lapar jika kurang berolahraga, tetapi pantau kebiasaan makan untuk memastikan bahwa kamu menjaga keseimbangan nutrisi. Batasi camilan tinggi gula, tinggi lemak, dan minum banyak air mineral.
3. Tetapkan tujuan
Ketika kamu terjebak di rumah, kamu mungkin lebih cenderung membuang waktu tanpa melakukan hal-hal penting. Tetapkan tujuan harian dan pekanan, seperti belajar memasak, belajar menjahit, atau apa pun. Lacak kemajuan yang telah kamu lakukan. Pastikan tujuan yang kamu buat masuk akal, dan hadiahi diri sendiri untuk setiap keberhasilan yang kamu raih.
4. Tetap Terhubung dengan Teman dan Kerabat
Meski kini kamu tidak bisa bertemu mereka secara langsung, kamu harus menjaga hubungan sosial kamu dengan orang lain. Manfaatkan teknologi yang ada untuk tetap terhubung dengan mereka. Saling terhubung dengan orang lain membantu kamu tidak merasa sendirian. Berbicara dengan orang lain juga membantu menemukan solusi untuk masalah yang kamu hadapi.
5. Asah kemampuan otak
Jangan terlalu sering menonton TV saat terjebak di rumah. Asah kemampuan otak kamu dengan mengerjakan teka-teki silang, baca buku, atau mainkan game. Merangsang pikiran membantu mengurangi perasaan terisolasi.
6. Olahraga
Temukan cara untuk tetap aktif secara fisik saat berada di dalam ruangan. Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu membakar energi ekstra yang kamu miliki akibat terkurung di dalam ruangan. Ide-ide latihan dalam ruangan termasuk video latihan, latihan beban tubuh, dan rutinitas latihan online.
Sumber: Halodoc