Suaramuslim.net – Manusia berubah, zaman berubah. Keduanya bagai pilinan benang tak terpisahkan dan selaras. Berubahnya zaman selalu menciptakan sebuah kebiasaan perilaku yang sering kita sebut dengan istilah “life style” atau gaya hidup. Di abad ke-21, life style mendapat perhatian khusus, terutama dampaknya bagi kualitas kesehatan hidup. Sebab, berkembangnya zaman menuntut timbulnya sebuah gaya hidup yang dapat merugikan kesehatan seseorang.
Beberapa penyakit yang sedang tren terjadi pada abad ini adalah stroke, kanker, hipertensi, diabetes dan serangan jantung. Semua penyakit itu tergolong dalam satu rumpun istilah yang disebut dengan “Penyakit Tak Menular”. Dalam lingkup global, terdapat sekitar 38 juta orang meninggal akibat Penyakit Tak Menular (WHO, 2012). Secara regional, Penyakit Tak Menular adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia (Depkes, 2016).
Angka kematian akibat Penyakit Tak Menular mengalami peningkatan sejak tahun 1995-2007 (Riskesdas, 2007). Gaya hidup yang buruk digadang-gadang menjadi sebab insiden Penyakit Tak Menular ini mengalami peningkatan. Bahkan, fenomena itu diprediksi akan terus mengalami peningkatan hingga 2030.
Melihat data dan tren itu, ada satu entitas penyakit yang layak kita perhitungkan, yaitu kanker lidah. Beberapa waktu lalu, media diramaikan oleh kabar meninggalnya Andre Kurnia Farid akibat kanker lidah. Fenomena itu lantas menjadi bahan pelajaran bagi kita untuk mengenal penyakit ini lebih mendalam. Mengingat, kemunculan penyakit kanker lidah sangat erat hubungannya dengan pola gaya hidup kita. Oleh karena itu, penyakit ini tak boleh dianggap remeh dan harus diwaspadai. Ia bisa kapan saja menyerang dan mengakibatkan kematian.
Mengapa kanker lidah dapat terjadi? Apa saja faktor pemicunya? Siapa sasaran empuk penyakit ini? Dan bagaimana cara mencegahnya?
Kanker Lidah (Carcinoma of the Tongue)
Kanker lidah memiliki istilah medis yakni karsinoma lidah (Carcinoma of the Tongue) atau Malignant Neoplasma of the Tongue. Kanker lidah adalah suatu kondisi keganasan pada lidah. Keganasan ini muncul dari jaringan epitel mukosa lidah yang selnya berbentuk squamos epitel (epitel berlapis gepeng). Kanker lidah (Carcinoma of the Tongue) merupakan salah satu bentuk keganasan yang paling sering terjadi di dalam rongga mulut dengan persentase 90-97% (Adam, 1997). Secara epidemiologi, penyakit ini dapat muncul di berbagai belahan dunia.
Menariknya, kanker lidah dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Laki-laki lebih berisiko mengidap penyakit ini dibandingkan wanita dengan perbandingan 2:1. Penelitian yang dilakukan oleh Gibbel dan Ariel menunjukan bahwa orang tua lebih berisiko terserang penyakit ini dengan rata-rata usia 53 tahun.
Namun, usia muda pun juga rentan terhadap serangan kanker lidah. Byers melaporkan 4 dari 11 penderita berada pada usia di bawah 30 tahun. Oleh karena itu, setiap orang perlu mewaspadai kehadiran penyakit ini. Penyebab (etiologi) pasti dari penyakit kanker lidah belum diketahui. Namun, ada empat hal yang berperan sebagai faktor risiko munculnya penyakit ini yakni gaya hidup, paparan kimia karsinogen, trauma fisik dan virus.
Kebiasaan minum alkohol dan merokok adalah faktor yang dapat memicu munculnya kanker lidah. Rokok mengandung zat nikotin. Nikotin adalah salah satu senyawa karsinogenik yang dapat memicu tumbuhnya sel kanker. Sementara alkohol, berperan dalam melarutkan senyawa karsinogenik sehingga dapat mudah masuk ke jaringan lidah. Oleh karena itu, perokok dan peminum memiliki risiko paling besar terserang penyakit ini.
Lidah yang terpapar senyawa karsinogenik terus menerus akan berpotensi mengalami keganasan atau kanker. Sebab, senyawa karsinogenik dapat merusak struktur DNA. Rusaknya DNA dapat memunculkan mutasi genetik sehingga sel kanker itu dapat berkembang. Trauma fisik juga bisa menjadi faktor pemicu kanker. Luka pada lidah akibat penggunaan gigi palsu yang tidak pas bisa memicu timbulnya kanker lidah. Mengingat, setiap protesa memiliki kandungan senyawa kimia yang berpotensi karsinogen.
Di samping itu, virus menjadi faktor risiko pemicu selanjutnya. Virus yang memicu kanker lidah berasal dari golongan virus menular seksual seperti sifilis dan HPV (Human Papiloma Virus). Martin melaporkan, 33% penderita kanker lidah juga memiliki penyakit sifilis. Kedua virus ini dapat menyebar lewat hubungan seks bebas, terutama oral seks. Semua infeksi virus mengakibatkan sistem imun tubuh melemah sehingga memberi ruang bagi sel kanker untuk berkembang lebih cepat.
Kanker lidah terdiri dari 4 stadium. Stadium awal menunjukan gejala berupa luka atau sariawan pada lidah dalam waktu lebih dari 2 minggu. Lalu berlanjut hingga lidah akan sulit digerakkan dan akhirnya mengalami keganasan. Oleh karena itu, jangan remehkan luka sekecil apapun pada daerah rongga mulut.
Keganasan umumnya terjadi di bagian depan, pangkal dan samping lidah. Namun, kanker lidah dapat mengalami metastase sehingga lokasi kanker dapat meluas. Metastase kanker akan sangat mengkhawatirkan apabila telah sampai pada bagian pangkal lidah (Stadium 4). Di samping itu, penjalaran dapat meluas ke daerah leher. Pada stadium lanjut, prognosis kanker lidah sangat buruk bahkan dapat mematikan.