Waspadai Online Grooming pada Generasi Milenial

Waspadai Online Grooming pada Generasi Milenial

Waspadai Online Grooming pada Generasi Milenial

Suaramuslim.net – Di era milenial yang serba canggih ini, kebutuhan manusia akan gadget semakin besar. Gadget seperti smartphone yang terkoneksi dengan internet seakan menjadi barang wajib bagi setiap orang di era Milenial, bahkan anak-anak dan remaja.

Sayangnya, internet tidak hanya menyediakan informasi dan wadah komunikasi yang positif. Banyak pula konten-konten negatif yang tidak mendidik serta membahayakan pengguna internet terutama anak-anak dan remaja.

Salah satu permasalahan yang menimpa anak-anak dan remaja pengguna internet adalah online grooming. Online grooming adalah sikap seseorang yang membangun koneksi emosional dengan kelompok di dunia maya. Groomer atau pihak yang melakukan aksi online grooming merupakan seseorang dikenal di dunia maya yang mendekati korban dan memberikan koneksi emosional hingga memperoleh kepercayaan si korban. Groomer menggunakan taktik dengan sikap yang perhatian, memberikan pujian serta hadiah kepada korban.

Kasus online grooming yang marak terjadi di Indonesia adalah penculikan, pemerkosaan, hingga pedagangan manusia yang bermula dari media sosial seperti Facebook. Pelaku awalnya menjalin kedekatan emosi kepada korban, bahkan tak jarang yang meminta korban menjadi kekasihnya.

Korban yang rata-rata berusia remaja tidak berpikir panjang dan mudah saja menyetujui ajakan pelaku. Apalagi jika pelaku sudah dekat dengan korban dan sering menjalin komunikasi. Setelah kopi darat, korban akhirnya disekap, diperkosa, bahkan ada yang diperdagangkan.

Kasus online grooming yang sempat marak di luar negeri adalah Blue Whale Challenge pada tahun 2017. Komunitas ini memiliki ribuan pengikut di Facebook dan Youtube. Anggotanya pun dari berbagai negara seperti Rusia, Ukraina, Inggris, Portugal, dan Spanyol. Anggota yang bergabung sebagian besar adalah remaja yang notabene antusias dengan hal-hal baru yang menantang.

Selama 50 hari, para anggota ditantang untuk melakukan challenge yang terindikasi kekerasan seperti menonton video kekerasan, film horor, menyakiti diri sendiri hingga berujung mengakhiri hidupnya sendiri. Blue Whale Challenge tercatat menelan 130 korban jiwa di Rusia.

Dilansir dari thesun.co.uk dan bbc.com beberapa gejala yang dialami anak-anak yang terkena online grooming adalah sebagai berikut.

  • Menghabiskan banyak waktu di internet dan media sosial.
  • Merahasiakan hal-hal yang dilakukan di dunia maya.
  • Pergi ke tempat-tempat yang tidak biasa untuk bertemu dengan teman.
  • Tiba-tiba memiliki barang baru seperti smartphone atau pakaian yang tidak dapat mereka jelaskan dari mana barang tersebut.
  • Cenderung menarik diri dari pergaulan dunia nyata. Seringkali cemas, depresi, dan agresif terutama setelah menggunakan internet atau media sosial.
  • Memiliki perilaku yang tidak pantas untuk remaja seusia mereka.

Lantas, bagaimana cara menghindarkan anak-anak dari tindak online grooming yang membahayakan mereka? Pertama-tama, orang tua haruslah memiliki kedekatan –baik fisik dan emosional- dengan anak lebih daripada orang lain. Orang tua pun harus menanamkan akidah Islam dan memberi tahu perilaku yang benar dan salah kepada anak sedini mungkin.

Kemudian, ketika sang anak meminta untuk mengakses internet ataupun media sosial, orang tua harus memastikan bahwa sang anak mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia maya. Orang tua juga patut memastikan agar sang anak hanya boleh berkomunikasi dengan orang yang dikenal di dunia nyata.

Namun, kecemasan dan kekhawatiran orang tua jangan sampai menjadikan anak risih sehingga mereka tidak nyaman dan menyembunyikan aktivitasnya dari orang tua. Memberikan sedikit ruang dan kepercayaan kepada anak juga perlu. Orang tua juga bisa untuk membuat program ‘Hari Tanpa Gadget’ atau ‘Waktu Tanpa Gadget’ untuk menumbuhkan kedekatan emosional kepada anak.

Para orang tua pun hendaknya memberi pengertian kepada anak-anak bahwa mereka selalu ada untuk membantu dan mendengarkan masalah anak-anaknya sehingga anak tidak perlu mencari orang-orang di dunia maya untuk menerima keluh kesahnya.

Kontributor: Dinda Sarihati Sutejo*
Editor: Oki Aryono

*Tim Islamic Youth Community Kota Pasuruan

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment