Suaramuslim.net – Sebelum Rasulullah wafat, Rasulullah berkata kepada istri-istri beliau, “Yang lebih dahulu menyusulku adalah yang paling ‘panjang tangannya’ diantara kalian.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah binti Thalhah dan Aisyah ummul mukminin. Lantas, istri-istri Rasulullah pun saling menjulurkan tangan untuk mengetahui siapa yang paling panjang tangannya.
Panjang tangan yang dimaksudkan oleh Rasulullah bukanlah panjang tangan dalam arti yang sebenarnya. Panjang tangan yang dimaksud Rasulullah pun bukanlah sebagaimana ungkapan dalam Bahasa Indonesia yang diartikan suka mencuri. Tentu saja, tidak ada ummul mukminin yang melakukan hal buruk itu. Lantas apakah panjang tangan yang dimaksud Rasulullah? Mari simak sekelumit kisah dari Zainab binti Jahsy berikut.
Zainab binti Jahsy adalah wanita Quraisy yang terampil. Zainab memiliki keahlian menyamak dan melubangi kulit, menjahit atau menenun pakaian, dan membuat pernak-pernik. Ia melakukannya sendiri dengan tangan terampilnya. Hasil kerajinan yang telah jadi kemudian dijual dan uangnya disedekahkan di jalan Allah. Kegiatan tersebut dilakukan Zainab tanpa melalaikan tugasnya sebagai istri Rasulullah.
Memperoleh penghasilan dari kerajinan yang ia kerjakan tidak membuat ummul mukminin Zainab binti Jahsy hidup dengan banyak harta di sekitarnya. Ia tidak mempunyai harta dan perhiasan dunia sedikitpun. Zainab binti Jahsy juga terkenal akan sifat zuhudnya terhadap harta meski sebanyak apapun.
Dikisahkan oleh Barazah binti Rafi’, pada saat jatah pembagian keluar dan Umar bin Khattab mengirim jatah milik Zainab binti Jahsy. Zainab langsung mentupi diri dengan kain dari uang-uang tersebut. Kemudian ia menyuruh Barazah binti Rafi’ untuk menuangkan uang-uang tersebut dan ditutupi dengan kain. Setelah itu Zainab berkata, “Masukkan tanganmu lalu ambillah uang itu sebanyak satu genggaman, lalu berikan kepada Bani Fulan dan Bani Fulan –kerabat dan anak-anak yatim kerabatnya-.”
Dari sekitar seribu dirham yang diberikan oleh Umar bin Khattab, tersisa sekitar 85 dirham di bawah kain. Kemudian Zainab menyuruh Barazah binti Rafi’ untuk mengambil sisanya. Meskipun Zainab binti Jahsy memiliki hak dalam uang tersebut, ia tidak mau mengambilnya. Ia berdoa kepada Allah seraya mengangkat tangan ke langit, “Ya Allah! Jangan sampai jatah pemberian Umar menjumpaiku setelah tahun ini.” Dan doa Zainab pun terkabul, ia meninggal tak lama setelah peristiwa itu.
Misteri orang yang paling panjang tangannya masih belum terungkap hingga Zainab meninggal dunia. Diriwayatkan dari Aisyah radiyallahuanha, “Setiap kali kami berkumpul sepeninggal Rasulullah, kami menjulurkan tangan ke dinding untuk mengetahui siapa diantara kami yang panjang tangannya. Kami terus melakukan itu hingga Zainab meninggal dunia. Zainab orang yang pendek, ia bukanlah yang tertinggi di antara kami. Akhirnya kami tahu bahwa yang Rasulullah maksudkan dengan panjang tangan adalah sedekah. Zainab bekerja dengan tangannya sendiri, lalu hasilnya ia sedekahkan”.
Zainab binti Jahsy adalah yang paling dahulu meninggal diantara istri-istri Rasulullah setelah sepeninggal beliau. Menjelang kematiannya ia berpesan bahwa ia telah menyiapkan kain kafan untuk dirinya sendiri, sedangkan bila Umar menyiapkan kain kafan hendaknya disedekahkan.
Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat meriwayatkan bahwa Zainab binti Jahsy tidak meninggalkan dirham ataupun dinar. Ia menyedekahkan apa saja yang bisa ia sedekahkan. Ia adalah tempat bernaung orang-orang miskin. Ia adalah orang yang paling panjang tangannya diantara istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kontributor: Dinda Sarihati Sutejo*
Editor: Oki Aryono
*Tim Islamic Youth Community Kota Pasuruan