-
4) Orang Beriman Suka Membaca Al-Qur’an
Dalam hadis shahih, Nabi Muhammad (saw) mengatakan:
“Orang mu’min yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, ibarat buah jeruk manis, rasanya enak dan baunya harum. Sedangkan orang mu’min yang tidak membaca Al-Qur’an tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Adapun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an, maka ibarat minyak wangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an, ibarat buah kamarogan, rasanya pahit dan baunya busuk.” (Al-Bukhari & Muslim, 5)
Ini berarti bahwa membaca Al-Quran adalah salah satu syarat keimanan; Quran harus bersemi didalam hati orang mukmin; Quran adalah kalam Allah; Quran adalah jalan yang lurus, dan orang mukmin menyembah Allah dengan membaca Al-Quran.
Kabar gembira untuk para pembaca Al-Qur’an, sebagaimana Nabi saw mengatakan: “Dia yang memahami Al-Quran, Allah akan memberikan dia kenikmatan dalam pikirannya sampai ia meninggal.”
-
5) Mukmin Sejati Tidak mengalahkan saudaranya dalam tawar menawar
“Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin yang lain. Oleh karena itu tidak halal baginya untuk mengalahkan saudaranya dalam tawar menawar ketika saudaranya membeli sesuatu, atau melamar seorang wanita ketika saudaranya telah melakukannya, kecuali ia memberinya izin.” (Ibnu Majah, 2331)
Ini adalah karakteristik mukmin sejati: Jika saudara Muslimnya melakukan transaksi jual beli, maka Anda harus tidak ada hubungannya dengan transaksi itu sampai hal itu selesai dilakukan. Jika Anda mengetahui bahwa saudara Anda mendapat penawaran yang bagus dalam jual beli, dan Anda ikut dalam transaksi tersebut dengan menawarkan pembeli dengan harga yang lebih rendah dan lebih kompetitif, ini berarti Anda bukan seorang mukmin sejati. Nenek moyang kita juga tidak akan melakukannya; jika pembeli datang ke pedagang, ia akan menjual barangnya dengan baik, tetapi jika pembeli lain datang, dia akan mengatakan kepadanya “Aku sudah menjual barangku ke pembeli pertama, silakan pergi dan membeli dari pedagang disebelah saya” (ingin menguntungkan tetangganya). Ini adalah salah satu karakteristik orang mukmin sejati; Anda tidak harus melangkahi saudara seimanmu, atau melamar wanita yang telah dilamar oleh saudaramu, karena tindakan ini bertentangan dengan keimanan.
-
6) Seorang mukmin harus Cerdas
Nabi Muhammad saw mengatakan:
“Seorang mukmin tidak akan jatuh pada lubang yang sama dua kali” (Al-Bukhari & Muslim, 27)“Seorang mukmin itu cerdas, cermat dan hati-hati.”
Imam Syafi’i berkata: “Saya tidak pernah memberikan kesempatan musuhku untuk menipu saya dua kali”
Allah SWT mengatakan:
“Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! (4:71)
Seorang mukmin sejati harus cerdas, hati-hati, dan tidak mudah ditipu, seperti Umar bin Al-Khattab berkata: “Saya tidak licik, dan seorang yang licik tidak bisa menipu saya”
Ini berarti bahwa saya tidak kejam untuk menipu dan merugikan orang lain. Di sisi lain, saya tidak naif untuk mudah tertipu.
-
7) Kabar Gembira untuk orang mukmin
Jika ada orang yang digambarkan sebagai “seorang mukmin sejati”, karena dia selalu melakukan perbuatan baik, normal jika orang lain akan memuji perbuatannya dan mencintainya, ini bukan kemunafikan; tetapi sifat imannya menunjukkan kebenaran, kesabaran, kerendahan hati, dan belas kasih; ini adalah awal kabar gembira untuk orang mukmin yang akan menerima kebaikan dari apa yang ia lakukan.
Ini berarti; jika Allah mencintai Anda, Dia akan membuat orang mencintaimu juga, karena hati para hamba (Allah) ada diantara jari-jemari Sang Maha Pemurah (Ar-Rahman).