10 Karakteristik Orang Beriman

10 Karakteristik Orang Beriman

7 karakteristik orang beriman
Ilustrasi Lelaki Muslim. (Ils: msaifulhak/dribbble)
  • 8) Orang Mukmin adalah bukan Seorang yang Suka Mengutuk

    Nabi (saw) mengatakan:

    “Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mengutuk ..” (At-Tirmidzi, 2019)


    Orang beriman harus mengontrol lidahnya; ia tidak harus mengutuk, menghina, atau mengatakan sesuatu yang cabul atau hal-hal kotor. Beberapa orang mengatakan bahwa Anda akan merasa berat untuk menjadi seorang manusia sejati …… .. Apakah itu benar-benar termasuk karakteristik seorang mukmin sejati? Tentu saja tidak, karena itu bertentangan dengan Sunnah. Apapun situasinya, Anda tidak perlu mengatakan hal-hal vulgar atau kasar, hanya ingat sabda Nabi (saw): “Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mengutuk, menghina atau berkata vulgar dan cabul.”


    Cabul berarti sama halnya dengan hal-hal yang tidak bisa ditolerir dari kata-kata kasar, fitnah, kutukan, dan pencemaran nama baik.

  • 9) Kepada Apa Jiwa Orang Mukmin akan Terpaut?

    Nabi (saw) mengatakan:

    “Jiwa seorang mukmin terikat pada utangnya sampai dibayar lunas atas namanya” (At-Tirmidzi, 1079)


    Ini berarti bahwa masalah utang adalah sesuatu yang berkaitan dengan hak-hak para hamba (Allah). Beberapa ulama mengatakan: “Hak-hak Allah didasarkan pada kelonggaran dan pengampunan, sedangkan hak-hak manusia yang perlu dipersoalkan.”


    Kebanyakan orang berpikir bahwa jika mereka pergi haji, mereka akan kembali sebagai bayi yang baru lahir (bebas dari segala dosa) …. Nah, hal ini hanya berkaitan dengan terhapusnya dosa-dosa Anda kepada Allah, tapi itu tidak berlaku untuk dosa-dosa antara Anda dan hamba (Allah), karena dosa-dosa itu tidak akan diampuni, kecuali oleh orang yang bersangkutan dan taubat.

    Beberapa orang berpikir sengaja tidak mau melunasi hutang mereka, karena menurut mereka kreditur adalah orang yang sangat kaya dan pelunasan hutang kita tidak akan mempengaruhi kekayaannya, sehingga mereka menunda-nunda penyelesaian utang mereka. Ini bukan karakteristik mukmin sejati karena jiwa orang beriman terikat pada utangnya sampai dibayar atas namanya. Bahkan untuk orang yang mati syahid, yang mengorbankan jiwanya demi Allah, Allah mengampuni segala dosanya, kecuali utangnya.

    Ketika Nabi (saw) berdoa untuk sahabatnya yang mati syahid, beliau sering mengatakan:

    “Apakah dia punya utang?” Jika mereka mengatakan ya, katanya “berdoa untuknya”, tetapi jika ada seseorang mengambil tanggung jawab untuk membayar utangnya, Nabi (saw) berdoa untuk orang yang membayar hutang tersebut.


    Jabir meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki meninggal dan mereka  dan memandikannya, memberikan wewangian dan mengkafaninya. Kemudian mayat tersebut dibawa ke Rasulullah (saw) dan meminta Rasulallah untuk memimpin doa pemakaman baginya.

    Mereka bertanya, “Bisakah Engkau berdoa untuknya?”


    Rasul maju selangkah lalu bertanya: “Apakah dia mempunyai utang”


    Mereka menjawab: “Dua dinar.”


    Rasul mengatakan: “Buatlah doa pemakaman untuk sahabat kalian,” dan pergi meninggalkan mereka. Abu Qatadah mengambil tanggung jawab untuk membayar utang, berkata, “Dua dinar adalah tanggung jawab saya.”


    Rasulullah (saw) bertanya: “Akankah kreditur diurus dan akankah orang yang meninggal itu diampuni mereka?”


    Dia menjawab, “Ya,” maka Nabi (saw) memimpin doa pemakaman baginya.

    Sehari kemudian ia bertanya Abu Qatadah: “Apa sudah selesai perihal dua dinar?”


    Dia menjawab, “Dia baru saja meninggal kemarin!”


    Hari berikutnya ia kembali kepada Nabi dan berkata, “Saya telah membayar lunas hutangnya.”


    Rasul Allah (saw) mengatakan: “Sekarang kulitnya telah menjadi dingin.” (An-Nasa’i, 1962)


    Ini berarti siksa kubur dapat dituntaskan dengan menyelesaikan utang tidak hanya dengan kata-kata tetapi tindakan.

  • 10) Unggul adalah Salah Satu Karakteristik Orang Mukmin

    Nabi (saw) mengatakan: “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (Muslim, 2664)


    Ada beberapa tipe kekuatan; ada kekuatan uang, kekuatan pengaruh… dll. Seorang mukmin yang kuat dapat melakukan banyak perbuatan baik yang tidak dapat dilakukan mukmin yang lemah. Seorang mukmin yang kaya bisa melakukan banyak perbuatan amal dan dermawan yang tidak bisa dilakukan mukmin miskin. Seorang Muslim yang terdidik lebih dermawan daripada orang-orang Muslim tidak berpendidikan.

    Keunggulan adalah salah satu ciri dari seorang mukmin sejati, mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, namun Nabi (saw), yang telah diberi kebijaksanaan, mengatakan: “dan ada kebaikan di tiap orang mukmin”; ini berarti bahwa ada kebaikan dalam semua mukmin apakah mereka lemah, miskin atau yang tidak berpendidikan, tetapi dengan kekuatan dan kemampuab keuangan, administrasi, dan intelektual, Anda dapat mencapai banyak perbuatan baik dan dermawan.

    Jangan menaruh dendam!

    Sebagai contoh: Jika seorang ayah yang lemah mengalahkan anaknya dengan tongkat, akankah anaknya menaruh dendam terhadap tongkat? Tentu saja tidak, demikian pula seorang mukmin yang menganggap bahwa setiap orang yang merugikan dirinya atau menyebabkan dia tersakiti akan dibalas Allah agar dia kembali ke jalan yang benar.

    Allah SWT berfirman:

    “bukan kamu(Muhammad) yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar.” (08:17)


    “…tangan Allah diatas tangan-tangan mereka….” (48:10)


    Ketika Anda percaya pada Allah SWT, Anda tidak akan menyimpan dendam, karena dendam itu mendasar pada politeisme. Allah berfirman:

    Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) Tuhan selain Allah, nanti kamu termasuk orang-orang yang diadzab. (26:213)


    Ya Allah, tunjukkanlah yang benar itu benar untuk kami dan bermanfaat

Source: Nabulsi Encyclopedia of Islamic Science, with some editorial changes – http://www.nabulsi.com

First published in November 2011.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment