Suaramuslim.net – Bagi para suami yang ingin semakin dicintai istri, maka perlu banyak belajar kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam yang pernah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik perlakuannya kepada istrinya. Sedangkan aku adalah orang yang paling baik perlakuannya kepada istriku.” Dari beliau, bisa dipelajari lima tips agar dicintai istri.
Berdasarkan hadits dan sirah nabi, beliau dicintai oleh istri-istrinya bukan semata kenabian, ketampanan atau kerasulannya (karena ini mutlak anugerah Allah). Namun, ada sisi-sisi lain yang bisa diteladani berupa akhlak luhur dan perlakuan yang baik yang ditunjukkan beliau kepada istri-istrinya. Lima tips agar suami dicintai istri ala Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam, penulis sarikan dari buku KH Bachtiar Nasir yang berjudul “Masuk Surga Sekeluarga” (2016: 184-189) pada bab khusus terkait interaksi nabi bersama istri. Pada buku fenomenal karangan ustaz kondang yang biasa disapa UBN ini akan didapati jawabannya.
Pertama, memiliki kepedulian yang tinggi baik pada ranah sosial dan keluarga istri. Satu di antara yang membuat Khadijah semakin sayang kepada suaminya adalah kepedulian tambatan hatinya pada ranah sosial. Masih ingat ketika nabi pulang dari gua Hira dengan kondisi ketakutan?
Pada waktu itu, Khadijah sebagai separuh hati beliau menenangkan dan meyakinkannya. Bahwa orang seperti beliau yang suka menolong orang, menyambung silahturahim, membantu orang yang susah dan pembela kebanaran tak mungkin dicampakkan Allah. Selain itu, beliau juga peduli dengan kerabat atau keluarga istri. Meski Khadijah sudah meninggal dunia, Rasulullah tidak pernah melupakan keluarganya. Kalau beliau memiliki makanan, sering dikirim ke keluarga Khadijah.
Kedua, memahami atau pengertian terhadap istri. Sebagai contoh pengertiannya kepada istrinya, sampai-sampai misalnya, beliau tahu kapan istrinya marah dan kapan gembira. Suatu saat beliau berkata kepada Aisyah, “Sungguh aku tahu saat engkau rida atau marah padaku.” Kalau Aisyah sedang senang hati, nama Muhammad yang dipanggil; jika sedang kesal ia memanggil “demi Tuhan Nabi Ibrahim.” (HR. Muslim) Betul. Pengertian beliau terhadap istri, membuka rasa cinta yang semakin dalam.
Ketiga, pandai menjaga perasaan dan nama baik istri. Suatu ketika Aisyah cemburu kepada Ummu Salamah yang mengirim makanan untuk nabi dan sahabat-sahabatnya di rumah Aisyah. Sedemikian kesalnya sampai Aisyah memecahkan piring. Apa nabi memarahinya di depan umum? Tidak. Nabi sangat mengerti perasaan istrinya. Beliau hanya bilang, “Makanlah! Ibu kalian sedang cemburu.” (HR. Bukhari, Abu Dawud) Kemudian, selesailah masalah.
Keempat, menunjukkan secara tulus cinta dan kasih sayangnya. Bisa dengan mengungkapkan cinta secara verbal, membangun romantisme atau “care” (peduli) istri dengan menuruti apa yang disukai istri selama tak menyalahi syariat.
Mengungkapkan cinta ternyata bukan hal sederhana. Ucapan cinta tulus yang disampaikan kepada istri ternyata membuat istri makin cinta suami. Rasulullah pernah menyatakan cinta kepada Aisyah melalui kisah panjang Abu Zar’ dan Ummu Zar’ (HR. Bukhari)
Tak jarang, sebagai suami, beliau juga menunjukkan romantisme kepada sang istri. Aisyah memiliki panggilan kasih sayang tersendiri. Putri Abu Bakar itu dipanggil nabi dengan sebutan Humaira yang biasa diartikan mempunyai pipi yang putih kemerah-merahan. Kadang dengan panggilan Aisy. Istri mana yang tak luluh jika diungkapkan cinta tulus dan dipanggil dengan panggilan sayang.
Di lain waktu, dengan romantis beliau minum di tempat yang sama bekas istrinya. Kadang-kadang istri diajak jalan atau bermain bersama dan lain sebagainya yang membuat istri makin cinta, sebagai wujud kepedulian beliau.
Kelima, suka membantu pekerjaan rumah tangga. Menurut riwayat Bukhari, Aisyah bercerita: bahwa sebagai suami, nabi sering membantu pekerjaan rumah tangga. Beliau menjahit baju, memerah susu, tak selalu menyuruh istri (bila beliau butuh sesuatu bisa dikerjakan sendiri, maka dikerjan sendiri).
Istri manakah yang tidak semakin cinta jika memiliki suami yang peduli, pengertian, pandai menjaga perasaan sekaligus nama baik istri, menunjukkan cintanya dan suka membantu meringankan pekerjaan rumah tangga seperti Rasulullah? Silakan dicoba!
Kontributor: Mahmud Budi Setiawan
Editor: Oki Aryono