Inilah 7 Adab Berdoa yang Harus Diketahui

Inilah 7 Adab Berdoa yang Harus Diketahui

Inilah 7 Adab Berdoa yang Harus Diketahui

Suaramuslim.net – Islam mengutamakan adab dalam segala perbuatan. Islam juga mengatur bagaimana beradab dalam melakukan sesuatu termasuk berdoa. Apa yang harus diperhatikan saat berdoa? berikut ulasannya.

Salah satu harapan yang di inginkan bagi seseorang yang berdoa adalah di ijabahnya setiap doa. Dikutip dari buku berjudul “Adab Islamiyah”, Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani menjelaskan beberapa adab penting yang harus dilakukan ketika berdoa.

Pertama, mengucapkan pujian kepada Allah terlebih dahulu sebelum berdoa dan diakhiri dengan mengucapkan shalawat kepada Nabi SAW

Dari Fadhalah bin ‘Ubad Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan duduk-duduk, masuklah seorang laki-laki. Orang itu kemudian melaksanakan shalat dan berdo’a, ‘Ya Allah, ampunilah (dosaku) dan berikanlah rahmat-Mu kepadaku.’ Maka, Rasulullah , ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang tengah berdoa. Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat lalu engkau duduk berdoa, maka (terlebih dahulu) pujilah Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdoalah.’ Kemudian datang orang lain, setelah melakukan shalat dia berdoa dengan terlebih dahulu mengucapkan puji-pujian dan bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah berkata kepadanya, ‘Wahai orang yang tengah berdoa, berdoalah kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkan doamu.’”

Kedua, berbaik Sangka Kepada Allah

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,  “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada-mu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa.” (al-Baqarah/2: 186).

Allah dekat dengan kita dan Allah bersama kita dengan ilmu-Nya (pengetahuan-Nya), pengawasan-Nya dan penjagaan-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meme-rintahkan kepada kita untuk menyerahkan masalah pengabulan doa hanya kepada Allah dan harus merasa yakin dengan terkabulnya doa.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan engkau merasa yakin akan dikabulkannya doa.”

Ketiga, mengakui dosa-dosa yang diperbuat. Perbuatan tersebut mencerminkan sempurnanya penghambaan terhadap Allah SWT

Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,  “Sesungguhnya Allah kagum kepada hamba-Nya apabila ia berkata, ‘Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, maka ampunilah dosa-dosaku karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau.’ Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah mengetahui bahwa baginya ada Rabb yang mengampuni dosa dan menghukum.’”

Keempat, bersungguh-sungguh dalam berdoa

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, bahwasanya ia berkata, “Rasulullah bersabda,  ‘Apabila salah seorang di antara kalian berdoa maka hendaklah ia bersungguh-sungguh dalam permohonannya kepada Allah dan janganlah ia berkata, ‘Ya Allah, apabila Engkau sudi, maka kabulkanlah doaku ini,’ karena sesungguhnya tidak ada yang memaksa Allah.”

Kelima, tidak mendoakan dalam kejelekan

Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu’anhuma, ia berkata, “Mantel kepunyaannya telah dicuri, kemudian ia mendoakan kejelekan kepada orang yang mencurinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Jangan engkau meringankannya.”

Maksudnya janganlah engkau meringankan dosa perilaku mencurinya dengan doamu untuk kejelekannya.

Keenam, berdoa dengan lafazd yang singkat dan padat namun maknanya luas

Sunan Abi Dawud dan Musnad Imam Ahmad dari ‘Aisyah bahwasanya ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai berdo’a dengan doa-doa yang singkat dan padat namun maknanya luas dan tidak berdoa dengan yang selain itu.”

Salah satu contoh dari doa ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Farwah bin Naufal, ia berkata, “Aku bertanya kepada ‘Aisyah tentang doa yang senantiasa dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, ‘Beliau (Rasulullah) senantiasa mengucapkan doa,  “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang telah aku kerjakan dan dari keburukan yang belum aku kerjakan.’”

Ketujuh, memulai dengan mendoakan diri sendiri (jika hendak mendoakan orang lain)

Sebagaimana firman Allah ta’ala,  “…Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami…” [al-Hasyr/59: 10]

Dari Ibnu ‘Abbas dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata, “Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ingat kepada seseorang, maka beliau mendoakannya dan sebelumnya beliau mendahulukan berdoa untuk dirinya sendiri.”

Namun hal tersebut bukan merupakan kebiasaan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan terkadang memang benar Rasulullah mendoakan orang lain tanpa mendoakan dirinya sendiri sebagaimana sabda Rasulullah dalam kisah Hajar, “Semoga Allah memberikan rahmat kepada Ibu nabi Isma’il, seandainya beliau membiarkan air Zamzam (mengalir bebas) niscaya ia menjadi mata air yang terus mengalir.”

Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment