Suaramuslim.net – Seseorang yang selalu merutinkan bacaan dzikir setelah shalat fardhu akan menguatkan hati dalam beribadah. Tulisan ini mengulas bagaimana dzikir yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Membaca dzikir setelah shalat fardhu sangat dianjurkan oleh Nabi shallallahu’alaihi wa sallam sekalipun Anda sedang terburu-buru setelah selesai salam.
Di Indonesia, berdizikir dan berdo’a setelah shalat fardhu sudah menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Meskipun terkadang masih sering kita jumpai sejumlah dzikir yang masih perlu kita perbaiki tata cara pembacaannya.
Allah ta’ala berfirman, “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), berdzikirlah pada Allah.” (QS. An Nisa’ [4] : 103). Dapat pula diperhatikan dalam surat Al Jumu’ah, “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan berdzikirlah pada Allah sebanyak-banyaknya.” (QS. Al Jumu’ah : 10).
Keutamaan Dzikir dan Doa Setelah Sholat
Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, doa manakah yang didengar Allah?” Beliau menjawab, “(Doa pada) akhir malam dan setelah sholat maktubah (sholat wajib).” (HR. Tirmidzi; hasan). Hadits tersebut dicantumkan Imam Nawawi rahimahullah dalam kitab Al Adzkar pada bab Dzikir-Dzikir Setelah Sholat.
Berikut ini adalah sebagian dzikir dan doa setelah sholat yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bisa kita dapati dalam hadits-hadits shahih.
Abduh Zulfidar Akaha dalam buku Panduan Praktis Doa & Dzikir Sehari-hari Menurut Al Qur’an dan Sunnah menjelaskan bahwa setelah salam, Rasulullah biasa membaca dzikir dan doa berikut ini. Pertama, istighfar tiga kali, “Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah.”
Kedua, doa keselamatan, “Allaahumma antassalaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.”
Ketiga, Rasulullah membaca dzikir, “Laa ilaha illalloh wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Allaahumma laa maani’a limaa a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jadd.”
Keempat, membaca Ayat kursi sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh An Nasa’i, “Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum laa ta’khudzuhuu sinatuuw walaa naum lahuu maa fiis samaawaati wamaa fil ardhi man dzaal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi-idznih ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum walaa yuhiithuuna bisyai-in min ‘ilmihii illaa bimaasyaa-a wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardho walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa wahuwal ’aliyyul azhiim.”
Kelima, membaca tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali ini berdasar hadits shahih riwayat Muslim dan Abu Daud.
Keenam, membaca dzikir yang diriwayatkan oleh shahih Muslim dan Abu Daud, “Laa ilaha illalloh wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.”
Membaca dzikir ini berdasar hadits shahih riwayat Muslim dan Abu Daud, lanjutan dari hadits tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali di atas
Ketujuh, Doa minta dzikir, syukur, ihsan, doa ini bersumber dari hadits shahih riwayat An Nasa’i dan Abu Dawud. Dalam hadist, disebutkan doa, “Allahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik.”
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir