7 Hadits Dalam Berpakaian dan Berhias

7 Hadits Dalam Berpakaian dan Berhias

7 Hadits Dalam Berpakaian dan Berhias.
Ilustrasi Muslimah Berpakaian Syari. (Ils: Ana Fantofani/Siswi SMK Muhammadiyah 2 Surabaya)
  1. Pengharaman Menyambung Rambut atau meminta disambungkan

    Diriwayatkan dari Asma’ binti Abu Bakar ra, katanya: Seorang wanita datang kepada Nabi SAW lalu berkata:
    “Wahai Rasulullah! Aku mempunyai seorang anak perempuan yang bakal menjadi pengantin. Beliau pernah diserang penyakit campak, hingga rambutnya rontok. Bolehkah aku menyambungnya dengan rambut orang lain? Rasulullah SAW bersabda: Allah mengutuk orang yang menyambungkan rambutnya dengan rambut orang lain dan orang yang meminta supaya disambungkan rambutnya.”
    (Disebutkan oleh Al Bukhari pada kitab ke 78 Kitab Pakaian, bab ke 85 Bab Perempuan Yang Meminta Disambungkan Rambutnya)

  2. Larangan Mentato Tubuh dan Meminta Di Tato

    Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata :

    “Allah melaknat wanita yang mencukur alisnya dan wanita yang minta dicukurkan alisnya, wanita yang minta direnggangkan giginya untuk mempercantik diri, yang mereka semua merubah ciptaan Allah.”

    Abdullah bin Mas’ud melanjutkan, maka hal itu terdengar oleh wanita dari Bani Asad bernama Ummu Ya’qub. Setelah membaca Al-Qur’an, dia mendatangi Abdullah bin Mas’ud dan berkata :

    “Aku mendengar engkau melaknat wanita yang menyambung rambut dan wanita yang meminta disambungkan rambutnya, wanita yang mencukur alisnya dan wanita yang meminta direnggangkan giginya yang semuanya itu merubah ciptaan Allah ?”

    Abdullah bin Mas’ud menjawab,

    “Bagaimana aku tidak melaknat orang-orang yang dilaknat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan semuanya itu telah diterangkan di dalam Al-Qur’an.”

    Wanita itu berkata :

    “Aku telah membaca semua isi Al-Qur’an tetapi tidak mendapatkannya.”

    Lalu Abdullah bin Mas’ud berkata.

    “Kalau engkau membacanya, pasti engkau akan mendapatkannya.”

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: Apa yang diperintahkan Rasul kepada kalian maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagi kalian maka tinggalkanlah.

    Wanita itupun berkata : “Sesungguhnya aku melihat hal itu pada istrimu sekarang ini.”

    Abdullah bin Mas’ud pun bertutur : “Temui dan lihatlah dia.”

    Selanjutnya Abdullah bin Mas’ud menceritakannya. Maka wanita itu pun menemui istri Abdullah bin Mas’ud tetapi dia tidak mendapatkan sesuatu apapun.

    Kemudian dia pergi menemui Abdullah dan berkata : “Aku tidak melihat sesuatu.”

    Maka Abdullah pun berkata : “Seandainya ada sesuatu padanya niscaya kami tidak akan menggaulinya.”


    ( Disebutkan oleh Al Bukhari kitab ke 65 Kitab Tafsir, 59- Surat Al Hasyr, bab ke 4 Bab dan Apa yang Dibawa Rasulallah Maka Ambillah dan Apa yang Ia Larang Maka Berhentilah)

  3. Larangan Qaza’

    Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang qaza’. (HR. Bukhari No. 5921 dan Muslim No. 2120)

    Apakah Qaza’? Nafi’ –seorang tabi’in dan pelayan Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma menjelaskan: Kepala bayi yang dicukur sebagian dan dibiarkan sebagian lainnya. (Shahih Muslim No. 2120)

    Contoh qaza’ adalah seorang yang membiarkan bagian depan kepala, tapi mencukur bagian belakangnya, atau yang tengah dibiarkan tapi kanan kirinya dicukur. Inilah yang kita lihat dari model-model rambut orang kafir yang ditiru remaja Islam.

  4. Larangan Bergaya Ketika Berjalan Disertai dengan Perasaan Kagum Terhadap Diri Sendiri Karena Pakaiannya

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, “Abu AL Qasim bersabda, ‘Ketika seseorang berjalan dengan pakaian yang membuat dirinya kagum, ia menyisir rambutnya, tiba-tiba Allah menenggelamkannya, maka ia bergerak-gerak sampai Hari Kiamat.” (Disebutkan oleh Al Bukhari pada kitab ke 77 kitab pakaian bab ke 5 Bab Orang yang Menarik Pakaiannya Karena Sombong)

  5. Larangan Isbal (Menjulurkan Kain Hingga Di Bawah Mata Kaki)

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah tidak akan melihat kepada orang yang menjulurkan kain sarungnya karena kesombongan.”   HR. Al-Bukhari (5788) dan Muslim (2087).

    Dan masih diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwasanya RasulullahShalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kain sarung yang berada di bawah mata kaki tempatnya di Neraka.”   Al-Bukhari (5787)

    Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhu, ia berkata: “Aku berpapasan dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sementara sarungku terjulur (di bawah mata kaki). Lantas beliau bersabda: “Wahai ‘Abdullah angkat kain sarungmu!” Lalu beliau bersabda: “Angkat lagi.” Sejak itu aku selalu menjaganya.” Sebagian kaum bertanya: “Hingga mana?” Ia menjawab: “Hingga setengah betis.”

  6. Larangan Mengenakan Sutra Bagi Kaum Laki-Laki

    Dari Umar bin Khattab ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda: “Janganlah kamu sekalian memakai kain sutera, karena sesungguhnya orang yang telah memakainya di dunia maka nanti di akhirat tidak akan memakainya lagi.” (HR. Bukhari Muslim)

    Dari Umar bin Khattab ra berkata: “Saya mendengar Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang memakai kain sutera adalah orang yang tidak akan mendapat bahagian nanti (di akhirat).” (HR. Bukhari Muslim)

    Dari Anas ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda: “Barangsiapa yang memakai kain sutera di dunia maka ia tidak akan memakainya nanti di akhirat.” (HR. Bukhari Muslim)

    Dari Hudzaifah ra berkata: “Nabi Muhammad saw telah melarang kami untuk minum dan makan dengan bejana emas dan perak, serta melarang pula untuk memakai kain sutera baik yang tipis maupun yang tebal dan melarang pula untuk duduk di atasnya.” (HR. Bukhari)

  7. Larangan Menyemir Rambut Uban Dengan Warna Hitam Selain Itu Boleh

    Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Yahudi dan Nashara tidak mewarnai (uban-uban mereka), maka selisihilah mereka”. (HR. Al-Bukhari no. 3275, 5559 dan Muslim no. 2103)

    Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Pada hari penaklukan Makkah, Abu Quhafah dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan rambut dan jenggotnya yang memutih seperti pohon tsaghamah (pohon yang daun dan buahnya putih). Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Rubahlah warna (uban) ini dengan sesuatu, tapi jauhilah yang berwarna hitam.” (HR. Muslim no. 3925)

    Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dimana, dia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tiba (diMadinah) dan tidak ada satupun dari shahabat beliau yang paling banyak ubanya selain Abu Bakar. Maka kemudian dia mengecatnya dengan daun inai dan katam (daun pewarna lainnya)”. (HR. Al-Bukhari no. 362)

    Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau ditanya oleh seseorang mengenai apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencelup rambutnya? Anas menjawab: “Seandainya saya mau menghitung jumlah rambut putih yang berada di antara jumlah rambut hitam beliau, tentu saya bisa menghitungnya. Dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mencelupnya. Adapun Abu Bakr dan Umar, maka sungguh keduanya mencelup rambut mereka dengan Inai dan sejenisnya.” (HR. Muslim no. 4320)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment