7 Tips Menyikapi Saat Anak Jatuh Cinta

7 Tips Menyikapi Saat Anak Jatuh Cinta

7 Tips Menyikapi Saat Anak Jatuh Cinta
Ilustrasi pengungkapan rasa jatuh cinta.

Suaramuslim.net – Jatuh cinta adalah perasaan yang wajar dirasakan oleh setiap insan. Tak terkecuali anak-anak kita. Meski cinta adalah anugerah, tak seharusnya ia dijadikan alasan untuk melanggar batas syariat. Orang tua tentu khawatir jika saat anak jatuh cinta, ia akan terjerumus ke dalam kemaksiatan dan hal-hal yang tidak diinginkan. Semoga 7 tips menyikapi saat anak jatuh cinta berikut bermanfaat bagi Anda para orang tua yang tengah membersamai anak melewati fase merah jambu.

1. Berikan anak bekal aqidah

Saat anak jatuh cinta, bekal aqidah menjadi hal yang penting untuk ditanamkan kepada anak agar ia memiliki pondasi agama yang kuat. Sebagaimana Nabi Ya’kub yang mengkhawatirkan aqidah anak-anaknya sepeninggal beliau nanti.

“Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya’kub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab, ‘Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.'” (Q.S. Al-Baqarah: 133).

Jika anak sudah memiliki bekal aqidah yang kuat, maka di mana pun ia berada ia akan berhati-hati dalam setiap tingkah lakunya. Sebab, ia merasa yakin Allah selalu mengawasinya sehingga ia takut melakukan maksiat.

2. Bekali pembiasaan ibadah

Selain pembekalan aqidah, sejak kecil anak juga harus dibiasakan untuk beribadah. Pun memahami bahwa hakikat ibadah hanya untuk meraih rida Allah semata. Ibadah seperti salat dapat menjaga diri dari perbuatan munkar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Suruhlah anak-anakmu salat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak mau salat) ketika mereka berumur sepuluh tahun; dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR Abu Dawud).

3. Berikan bekal akhlak (keteladanan orang tua)

Anak adalah peniru ulung. Maka, sejatinya orang tua memberikan keteladanan dengan terlebih dulu menjadi salih sebelum meminta anak salih. Selain memberikan keteladanan, orang tua bisa menceritakan kisah-kisah Rasulullah. Sebab, beliau adalah sebaik-baiknya teladan. Orang tua bisa menjadi figur yang mencontohkan cara menjaga diri. Misal, tidak bersalaman dengan lawan jenis yang bukan mahram dan menghindari khalwat (berduaan dengan lawan jenis) yang bukan mahram.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab: 21).

4. Komunikasi yang baik

“…Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, …” (Q.S. Al-Baqarah: 83).

Orang tua, baik ayah maupun ibu, hendaknya membersamai anak dalam setiap tumbuh kembangnya, terutama saat anak jatuh cinta. Akan sangat baik jika orang tua dapat menjadi sahabat dan tempat curhat anak-anaknya sehingga anak mendapatkan referensi positif dari sumber terpercaya.

Ada beberapa cara berkomunikasi yang baik menurut Al Quran:

Qaulan Sadida (perkataan yang benar)

“Dan hendaklah takut (kepada Allah)  orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (Q.S. An-Nisa: 9).

Qaulan Baligha (perkataan yang berbekas pada jiwa)

“Mereka itu adalah orang-orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.” (Q.S. An-Nisa: 63).

Qaulan Ma’rufa (perkataan yang baik)

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha kaya, Maha Penyantun.” (Q.S. Al-Baqarah: 263).

Qaulan Karima (perkataan yang mulia)

“… dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S. Al-Isra: 23).

Qaulan Layyina (perkataan lemah lembut)

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (Q.S. Thaha: 44).

Qaulan Maysura (perkataan yang mudah dipahami)

“Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut.” (Q.S. Al-Isra: 28).

5. Kenalkan kriteria jodoh yang baik

Sampaikan kriteria jodoh yang baik padanya saat anak jatuh cinta. Islam telah menerapkan kriteria pemilihan pasangan untuk dijadikan suami atau istri. Silakan memilih seorang perempuan atau laki-laki berdasarkan fisiknya, hartanya atau keturunannya. Namun, sebaik-baiknya pendamping adalah yang dipilih karena agamanya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat perkara, yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR Bukhari no. 4700).

6. Berikan kesibukan positif

Perasaan cinta akan tersalurkan saat anak memiliki kesibukan yang positif. Sebagai contoh, energi anak laki-laki dapat tersalurkan saat ia memiliki kegiatan fisik (aktivitas yang menguras tenaga). Sebaliknya, anak yang sedang jatuh cinta akan terus terbayang-bayang akan orang yang disukainya saat ia mempunyai banyak waktu luang. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: ‘Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang bathil.” Sejalan dengan hal ini, dalam Al Quran disebutkan: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hasyr: 18).

7. Berdoa

Doa adalah senjata orang beriman. Hanya Allah yang mampu membolak-balikkan hati seseorang, termasuk hati anak-anak kita. Doa menjadi tips penutup menyikapi saat anak jatuh cinta. Memasrahkan segala kepada pemilik hati. Berharap semoga saat anak jatuh cinta, ia dibimbing untuk tetap dalam syariat-Nya. Agar ia bisa menundukkan pandangan, menjaga diri dan terhindar dari zina. Aamiin.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment