Jakarta (Suaramuslim.net) – Jelang Ramadan tahun ini, hubungan antara Indonesia dan Palestina semakin erat. Beberapa waktu yang lalu masyarakat Indonesia berhasil mengirimkan Kapal Kemanusiaan Palestina (KKP) ke Palestina. Dua ribu ton beras yang diangkut KKP sudah masuk seluruhnya di Gaza dan mulai didistribusikan ke seluruh wilayah tersebut.
Direktur Global Humanity Response Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bambang Triyono mengatakan, dua ribu ton beras Indonesia yang masuk ditampung sementara di gudang di Gaza. Proses distribusi ribuan ton beras dilakukan hingga mendekati Ramadan.
“Sebelum Ramadan tiba, akan ada seremonial serah terima beras dari Indonesia (diwakili ACT) kepada perwakilan warga Gaza atau pemerintahan Palestina, dalam hal ini Kementerian Sosial Palestina, insya Allah,” papar Bambang dalam keterangan pers yang diterima Suaramuslim.net, Senin (9/4).
Lebih lanjut, untuk target distribusi, bantuan beras dari Indonesia diprioritaskan kepada puluhan ribu keluarga menengah ke bawah di seantero Gaza.
“Kalau ditotal seluruhnya, 2.000 ton beras dari Indonesia sudah dibungkus ke dalam 80.000 karung ukuran 25 kilogram. Artinya, insya Allah, bisa menjangkau lebih dari 80.000 keluarga di Gaza,” tambah Bambang.
Mohammed Najjar, salah satu perwakilan ACT di Gaza mengatakan, persiapan proses distribusi sedang dirampungkan, terutama untuk pendataan tiap-tiap keluarga yang menjadi target distribusi.
“Semua pelaksanaan distribusi beras dari Indonesia ini melibatkan 2 lembaga kemanusiaan (NGO) lokal Gaza, ditambah dengan ratusan relawan ACT yang bermukim di wilayah Gaza,” ujar Mohammed.
Ahyudin selaku Presiden Aksi Cepat Tanggap dalam acara ngobrol kemanusiaan bareng media di Kemang Jakarta Selatan hari ini mengatakan banyak yang meragukan Indonesia, melalui ACT, bisa mengirim beras untuk masyarakat Palestina di Gaza.
“Namun, alhamdulillah Allah SWT berikan kemudahan. Beras bantuan dari Indonesia, dengan tulisan tercetak jelas di tiap-tiap karung ‘made in Indonesia’, turun dari Kapal Kemanusiaan Palestina, lalu dibawa masuk ke Gaza melalui jalur darat menggunakan puluhan truk,” ujarnya.
Sejak diberangkatkan dari Indonesia 21 Februari 2018 lalu, perjalanan bantuan beras dengan tajuk Kapal Kemanusiaan Palestina secara bertahap telah melewati berbagai fase perjalanan.
Perjalanan Kapal Kemanusiaan Palestina “terpaksa” harus berlabuh di Pelabuhan Ashdod di Israel, untuk membongkar muatan. Karena, hanya Ashdod lah satu-satunya gerbang laut membawa masuk bantuan sampai ke Gaza, Palestina.
“Dari Ashdod, setiap harinya sejak Senin (26/4) lalu, berlangsung proses transportasi masuk ke dalam Gaza. Konvoi truk mengangkut beras dari Ashdod, ratusan kilometer mengarah ke selatan. Kemudian masuk ke Gaza melewati gerbang Kerem Shalom. Sepanjang perjalanan, bendera Indonesia dan bendera Palestina berkibar menghiasi badan tiap truk. Indah sekali,” kisah Bambang.
Hadirnya bantuan beras dari Indonesia sampai ke Gaza pun mendapat apresiasi dari Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman. Disambangi di ruang kerjanya, Senin (2/4), Mentan Amran mengucap rasa syukurnya.
“Saya bersyukur pengiriman dapat berjalan lancar, sejak dari pelabuhan Indonesia sampai diterima di Gaza. Semoga bantuan ini akan sedikit meringankan penderitaan mereka. Semoga dengan cara yang baik pula akan memberikan energi positif bagi pertanian Indonesia dan kebaikan masyarakat kita secara lebih luas lagi,” kata Amran.
Ribuan ton beras dari Indonesia menyambung kembali rangkaian kepedulian untuk rakyat Palestina. Sementara, hingga kini blokade dan komplikasi krisis kemanusiaan di Palestina masih berlanjut.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir