Suaramuslim.net – Menjelang awal tahun ajaran baru adalah saat sibuk bagi sebagian orang tua. Mereka berburu untuk mendapatkan bangku sekolah favorit bagi anak tercinta. Bukan hanya untuk kebanggaan, tetapi anak yang belajar di sekolah favorit dianggap punya masa depan lebih baik. Benarkah pendapat ini? Ternyata tidak sepenuhnya benar.
Thomas J. Stanley, Ph.D telah melakukan survey kepada 1001 responden, yang 733 di antaranya adalah miliuner. Hasil penelitian itu kemudian ditulisnya di dalam buku Millionaire Mind. Dari survey yang dilakukan didapatkan fakta bahwa ternyata sekolah di sekolah favorit hanya menduduki peringkat ke 23 sebagai faktor penentu kesuksesan.
Faktor Menuju kesuksesan
Lalu apakah faktor paling penting sebagai penentu kesuksesan? Penelitian yang dilakukan Thomas J. Stanley mengungkapkan 10 faktor pertama yang berpengaruh adalah sebagai berikut:
- Jujur
- Disiplin
- Gaul (Good interpersonal Skill)
- Dukungan dari pasangan hidup
- Bekerja lebih keras dari yang lain
- Mencintai apa yang dikerjakan
- Kepemimpinan yang baik dan kuat (Good & Strong Leadership)
- Semangat dan berkepribadian kompetitif
- Pengelolaan kehidupan yang baik (Good life management)
- Kemampuan menjual gagasan dan produk (Abilty to sell idea or product)
Fakta ini sungguh cukup mengagetkan. Ternyata faktor-faktor terpenting penentu kesuksesan sama sekali tidak berkaitan dengan akademik dan status sekolah. Tiga faktor teratas adalah unsur karakter yang jarang diperhatikan oleh sebagian sekolah dan orangtua.
Bersyukur, ajaran Islam yang kita yakini kebenarannya sangat menekankan pembinaan karakter yang baik. Ibadah-ibadah ritual di dalam agama Islam yang secara tidak langsung mengajarkan pelakunya untuk menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter. Dan salah satunya adalah ibadah puasa Ramadhan.
Ibadah Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah ibadah yang mengajarkan kejujuran. Selama sebulan setiap orang yang berpuasa diwajibkan untuk menahan makan, minum dan berhubungan suami istri selama waktu tertentu.
Tidak ada seorang pun yang bisa memastikan seseorang itu berpuasa atau pura-pura berpuasa, karena puasa adalah ibadah rahasia. Hanya pelaku puasa dan Allah swt. yang mengetahui. Maka seorang yang berpuasa sejatinya sedang belajar menjadi pribadi yang jujur. Jika ia mau, amat mudah baginya untuk membohongi orang lain agar terlihat sedang berpuasa.
Seseorang bisa saja makan sahur di rumah agar terlihat berpuasa di hadapan keluarganya. Tapi di luar rumah ia bisa saja makan, tanpa ada anggota keluarga yang mengetahui. Tapi saat begitu ia sedang berlaku tidak jujur. Dan puasanya batal. Atau saat sedang berwudhu seseorang bisa saja menelan sedikit air tanpa seorang pun mengetahui. Tapi lagi-lagi itu artinya ia tidak berlaku jujur. Puasanya juga batal. Seorang yang berpuasa memang harus jujur.
Pelaku puasa juga sedang belajar menjadi pribadi yang disiplin karena ibadah puasa punya aturan waktu yang ketat. Seseorang yang berniat puasa harus segera menghentikan makan sahur ketika sudah berkumandang adzan subuh. Meskipun ada keinginan kuat untuk meneruskan makan dan minum tetapi mau tidak mau harus berhenti. Begitu juga untuk berbuka. Meskipun lapar dan haus mendera jika belum tiba waktunya, tidak boleh mendahului berbuka meski barang sedetik. Ketidakdisplinan mengikuti aturan waktu baik makan sahur dan berbuka akan berakibat puasa menjadi batal.
Allah swt berfirman di dalam surah Al-Baqarah ayat 184:
“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka, barang siapa di antara kalian sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya, (jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati, itulah yang lebih baik baginya. Berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.”
Perhatikanlah bagian akhir dari ayat di atas. Allah swt. menyampaikan bahwa berpuasa itu baik jika kita mengetahui. Penelitian yang dilakukan Thomas J. Stanley, Ph.D menjadi penguat bahwa puasa itu baik karena puasa mengajarkan kepada kita untuk menjadi pribadi jujur dan disiplin. Sementara kedua karakter itu adalah faktor terpenting meraih kesuksesan.
Kontributor: Awang Surya*
Editor: Oki Aryono
*Penulis dan motivator spiritual