Suaramuslim.net – Setelah sebulan penuh umat Islam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tiba saatnya momen perayaan Idul Fitri. Tepat di momen kemenangan itu, akan disajikan hidangan spesial untuk dinikmati bersama-sama dengan keluarga. Iya, ketupat menjadi satu diantara sekian banyak menu makanan di hari Raya Idul Fitri.
Di zaman dulu, ketupat biasa dipakai sebagai jimat oleh penduduk di Pulau Jawa. Beberapa budaya ada yang memasang ketupat untuk digantung di depan rumah sebagai penangkal musibah.
Namun sejak kedatangan Islam di tanah Jawa saat itu, ritual ketupat beralih fungsi sebagai hidangan saat perayaan Idul Fitri. Sunan Kalijaga, dialah orang pertama yang menggunakan simbol ketupat sebagai syiar agama Islam di Pulau Jawa.
Ketupat memiliki makna ‘Ku’ yang berarti mengakui dan ‘Pat’ dari kata lepat yang bermakna kesalahan sehingga jika digabungkan memiliki simbol sebagai pengakuan kesalahan. Itulah alasannya ketupat menjadi simbol perayaan Idul Fitri di Indonesia.
Nah, selama ini mungkin kita hanya mengenal ketupat satu bentuk saja, yaitu menyerupai bentuk jajar genjang. Ternyata bangsa Indonesia pintar dan kreatif dalam mengkreasikan ragam bentuk ketupat, apa saja itu? Simak ulasan yang dirangkum dari beberapa sumber di bawah ini!
Ketupat Jago
Disebut katupat jago, karena jenis ketupat ini digunakan secara khusus pada saat menggelar acara hajatan empat bulanan, dengan harapan agar jabang bayi yang keluar nantinya berjenis kelamin laki-laki. Bentuk ketupat menyerupai segitiga sama kaki dengan juntaian pada ujung kanan dan kirinya.
Di bagian atasnya ada sebuah ikatan janur. Ketupat jago dibuat menggunakan delapan helai janur. Simbol ketupat jago menggambarkan bahwa bayi tersebut kelak akan menjadi seseorang yang gagah dan berwatak ksatria.
Ketupat Pandawa
Bentuk terbilang unik, yaitu segitiga. Hanya saja ukurannya lebih kecil dari ketupat jago. Bedanya, ada sepasang ikatan kepang di salah satu sudut ketupat. Jika dilihat, ikatan tersebut seperti dua kepang rambut anak perempuan kecil
Ketupat Bata
Dikenal juga dengan nama ketupat luwar. Ketupat bata terbuat dari dua helai janur yang dibentuk menjadi sebuah persegi panjang layaknya batu bata. Satu helaian dimasukkan ke dalam satu sudut dan satu helaian lagi dikeluarkan dari seberang sudut tersebut.
Ketupat ini memiliki simbol adanya sebuah keinginan agar keselamatan bayi dalam proses kelahirannya berjalan dengan mudah dan selamat.
Ketupat Sidalungguh
Ketupat jenis ini biasa digunakan pada saat perayaan empat bulanan. Bentuk ketupat Sidalungguh terbilang mini dengan tiga helai janur yang dikeluarkan dari sisi-sisi ketupat.
Secara filosofis, ketupat Sidalungguh memiliki arti bahwa bayi yang ada dalam kandungan sudah ditiupkan roh sehingga si jabang bayi sudah memiliki kedudukan. Sido lungguh dalam bahasa Jawa berarti ‘menjadi duduk’, maknanya seorang bayi dianggap sudah memiliki kedudukan sebagai manusia.
Ketupat Debleng
Bentuknya dibilang berbeda dari yang lain. Dua janur terlihat keluar dari sudut yang bersebrangan. Untuk membuat ketupat debleng, dibutuhkan empat helai janur. Makna filosofis yang terkandung di dalamnya adalah sebuah harapan bahwa kelak bayi yang akan lahir menjadi wanita cantik dan berbudi luhur.
Ketupat Geleng
Memiliki bentuk yang hampir sama dengan ketupat bata. Perbedaanya dengan bentuk ketupat lain terletak pada helaian janurnya. Ketupat Geleng merupakan ketupat satu-satunya yang tidak memiliki helaian janur di setiap sudut mana pun sehingga tampak rapat sekali.
Ketupat Sidapurna
Bentuknya yang mirip dengan hurup P terbalik, sehingga bisa dikatakan ketupat Sidapurna ini paling unik dibandingkan dengan yang lain. Ada juga yang bilang bentuknya sekilas menyerupai kipas sate dengan hiasan lipatan pita yang yang ada pada salah satu sudutnya.
Kontributor: Siti Aisah*
Editor: Oki Aryono
*Lulusan S1 Ilmu Komunikasi Unair