Suaramuslim.net – Umar ra. dikenal sangat tawadhu’ kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kehidupan dan makanannya sangat sederhana. Ia tak segan menambal bajunya dengan kulit dan membawa ember di atas kedua pundaknya. Dengan wibawanya yang besar, Umar selalu mengendarai keledai tanpa pelana.
Umar adalah sosok yang jarang tertawa dan tidak pernah bergurau dengan siapapun. Selain itu, ia juga dikenal sangat tegas dalam urusan agama. Jika Anda memiliki moto dalam hidup, bandinganlah dengan kalimat yang tertulis dalam cincin Umar “Cukuplah kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar”.
Bagaimana? Sudahkah cukup tangguh motto hidup Anda dibanding Umar ra. Mari kita lihat beberapa cuplikan kebijakan Umar bin Al Khathab ketika menjadi khalifah.
Pesan kepada para gubernur
Jika menugaskan para gubernurnya, Umar ra. akan menulis perjanjian yang disaksikan oleh kaum Muhajirin. Umar ra. mensyaratkan kepada mereka agar tidak menaiki kereta kuda, tidak memakan makanan yang enak-enak, tidak berpakaian yang halus, dan tidak menutup pintu rumahnya kepada rakyat yang membutuhkan bantuan. Jika mereka melanggar pesan ini maka akan mendapatkan hukuman.
Jika seseorang berbicara kepadanya menyampaikan berita, dan ia berbohong dalam sepatah atau dua patah kalimat, maka Umar ra. akan segera menegurnya dan berkata, “Tutup mulutmu, tutup mulutmu!” Maka lelaki yang berbicara kepadanya berkata, “Demi Allah sesungguhnya berita yang aku sampaikan kepadamu adalah benar kecuali apa yang engkau perintahkan aku untuk menutup mulut.”
Menjauhi kenikmatan dunia
Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkata, “Adapun Abu Bakar ra., ia tidak sedikitpun menginginkan dunia dan dunia juga tidak ingin datang menghampiri-nya. Sedangkan Umar ra., dunia datang menghampirinya namun dia tidak menginginkannya, adapun kita bergelimang dalam kenikmatan dunia.”
Kehati-hatian Umar ra. dalam membelanjakan harta terlihat ketika melaksanakan ibadah haji, Umar ra. hanya menggunakan 16 dinar, dan ia berkata kepada anaknya, “Kita terlalu boros dan berlebihan.”
Umar ra. juga tidak pernah bernaung di bawah sesuatu, ia akan meletakkan kainnya di atas pohon, kemudian bernaung di bawahnya. Ia tidak memiliki kemah ataupun tenda.
Selalu merendahkan diri agar jauh dari keangkuhan
Diriwayatkan dari Anas ia berkata, “Aku pernah bersama Umar ra., kemudian ia masuk ke kebun untuk buang hajat -sementara jarak antara aku dan dirinya hanyalah pagar kebun- aku dengar ia berkata sendiri, “Hai Umar bin al Khathab, engkau adalah Amirul mukminim, ya… engkau adalah Amirul mukminin! Demi Allah takutlah engkau kepada Allah subhanahu wa ta’ala Hai Ibn al- Khathab, jika tidak Allah subhanahu wa ta’ala pasti akan mengadzabmu.”
Selain itu disebutkan Umar ra. pernah membawa tempat air di atas pundaknya. Sebagian orang mengkritiknya, namun ia berkata, “Aku terlalu kagum terhadap diriku sendiri oleh karena itu aku ingin menghinakannya.”
Thalhah bin Ubaidillah mengisahkan, Suatu ketika Umar ra. keluar dalam kegelapan malam dan masuk ke salah satu rumah, maka pada pagi hari Thalhah mencari rumah tersebut dan ia datangi, ternyata dalam rumah itu terdapat seorang perempuan tua yang buta sedang duduk. Thalhah bertanya kepadanya, “Mengapa lelaki ini (Umar ra.) datang ke rumahmu?”
Wanita itu menjawab, “Ia selalu mengunjungiku setiap beberapa hari sekali untuk membantuku membersihkan dan mengurus segala keperluanku.”
Thalhah berkata kepada dirinya sendiri, “Celakalah dirimu wahai Thalhah, kenapa engkau memata-matai Umar ra.?”
Masyaallah, lihatlah teladan pemimpin yang satu ini. Betapa baiknya akhlak pemimpin muslim yang sejati. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan kita untuk meneladai sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang satu ini. Aamiin. Wallahu a’lam.
Kontributor: Siti Aisy
Editor: Oki Aryono