Suaramuslim.net – Untuk ketiga kalinya musisi Fariz RM diciduk pihak kepolisian atas kepemilikan narkoba jenis sabu. Sebelum penangkapan yang dilakukan pada hari Sabtu (25/8), Fariz RM juga pernah ditangkap dengan kasus yang sama pada Oktober 2007 dan Januari 2015.
Selain Fariz RM, muncul beberapa nama selebritas yang tertangkap pihak kepolisian atas kasus narkoba untuk kesekian kalinya. Sebut saja Jennifer Dunn, Rio Reifan, Roy Marten, Revaldo, Sheila Marcia, dan masih banyak lagi.
Banyaknya selebritas yang kembali mengulang kesalahan yang sama pada narkoba menunjukkan bahwa pecandu narkoba sulit untuk sepenuhnya terbebas dari jeratan barang haram tersebut, bahkan pasca direhabilitasi. Dikutip dari republika.co.id, data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan bahwa sekitar 70 persen dari jumlah pecandu narkoba yang telah melalui program rehabilitasi cenderung mengulangi perbuatan penyalahgunaan narkoba atau relapse.
Berdasarkan data yang disebutkan BNN tersebut, maka tidak heran jika pecandu narkoba kerap kali berurusan dengan kepolisian dengan kasus yang sama. Berikut merupakan penyebab pecandu narkoba relapse pasca rehabilitasi.
-
Kembali bergaul dengan pemakai narkoba aktif
Pecandu narkoba yang sedang dalam masa pemulihan seringkali mengalami pergumulan dalam mengantisipasi perilaku adiksinya. Relapse dapat timbul akibat pecandu dipengaruhi kejadian masa lalu baik secara psikologis maupun fisik. Para pecandu biasanya mudah dipicu dengan bau, suara, situasi, pikiran, dan mimpi mengenai narkoba. Oleh karena itu, pecandu yang menjalani masa pemulihan pasca rehabilitasi sebisa mungkin dijauhkan dari pergaulan dengan pemakai narkoba aktif.
Kepala sub bidang masyarakat dan pendidikan BNN, Sudirman, menjelaskan bahwa pecandu narkoba pasca rehabilitasi sebaiknya tidak menggunakan HP selama satu atau dua tahun (detik.com). Hal ini dilakukan untuk menghindarkan pecandu narkoba dihubungi atau menghubungi kembali rekan sesama pengguna atau pengedar narkoba.
-
Kehilangan dukungan dan pengawasan dari orang terdekat
Faktor yang paling sering menjadi penyebab pecandu narkoba relapse pasca rehabilitasi adalah kurangnya dukungan yang diberikan oleh keluarga. Dua hal penting yang harus diperhatikan oleh keluarga pecandu narkoba adalah keluarga harus mengetahui mengenai adiksi atau kecanduan dan hal-hal yang akan dihadapi oleh pecandu pasca rehabilitasi.
Selanjutnya, keluarga harus mau menerima mantan pecandu apa adanya. Pecandu akan mudah untuk relapse jika menerima diskriminasi dan stigma negatif terutama dari orang-orang terdekat.
Orang-orang terdekat dari pecandu narkoba juga harus melakukan pengawasan, namun bukan berarti tidak memberikan kepercayaan sama sekali kepada pecandu narkoba. Pengawasan dibutuhkan mengingat pecandu narkoba pasca rehabilitasi masih labil dan mudah terstimulus oleh faktor internal maupun eksternal.
-
Jenis narkoba, tingkat penggunaan, dan treatment rehabilitasi
Dilansir dari laman detik.com, Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, dr. Diah Setia Utami, mengungkapkan bahwa perbedaan zat yang digunakan oleh pecandu narkoba dapat meningkatkan risiko kambuh.
Terdapat dua jenis zat yang paling sering disalahgunakan oleh pecandu narkoba, yaitu narkoba jenis oploid (heroin, morfin) serta jenis ATS (amphetamin dan stimulan) seperti ganja dan sabu. Gejala putus obat pecandu narkoba jenis oploid lebih parah dan menyakitkan, sehingga sangat rentan terjadi relapse.
Berdasarkan tingkat penggunaannya, pecandu narkoba terbagi menjagi tiga klasifikasi yaitu experimental user, reactional user, dan addict user. Treatment rehabilitasi yang dilakukan juga harus berdasarkan tingkat penggunaan. Jika tidak sesuai, maka risiko kambuhnya lebih besar.
-
Bercokolnya paham sekulerisme
Banyak yang tidak menyadari bahwa akar permasalahan dari penyalahgunaan narkoba adalah bercokolnya paham sekulerisme yang menjangkit di kalangan masyarakat. Sekulerisme adalah pemisahan agama dari kehidupan. Orang yang menganut paham ini tidak membiarkan Islam sebagai agama mengatur urusan hidupnya selain rutinitas ibadah ritual.
Orientasi hidup orang sekuler adalah memiliki materi dan kepuasan dunia. Tidak heran jika saat ini sikap hedonisme dan permisif subur di kalangan masyarakat. Penyalahgunaan narkoba, minuman keras, seks bebas menjadi bagian dari kehidupan sebagian masyarakat penganut paham sekulerisme. Keinginan untuk berhenti dan bertobat pun akan susah jika masih menganut paham sekulerisme dalam kehidupannya.
Kontributor: Dinda Sarihati Sutejo*
Editor: Oki Aryono
*Tim Islamic Youth Community Kota Pasuruan