JAKARTA (Suaramuslim.net) – Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Dr. Ir. Heru Dewanto, M.Sc. (Eng.), IPU menjelaskan, pemerintah perlu membangun sistem peringatan dini tsunami tidak hanya yang disebabkan gempa tektonik (seismik) tapi juga gempa non tektonik seperti gempa vulkanik yg terjadi di selat Sunda.
Menurutnya, pembangunan ini meliputi subsistem di hulu (di tengah laut) berupa sistem sensor pemantau perubahan muka laut seperti buoy, kabel bawah laut, dan radar. Saat ini baru ada sistem peringatan dini di pantai, bukan di hulu.
“Pembangunan sistem hulu ini harus terintegrasi dengan rantai sistem peringatan dini hingga ke hilir, yaitu masyarakat di daerah yang akan berpotensi terpapar dan para pengelola fasilitas umum yang vital di daerah pesisir,” kata Heru dalam pers rilis yang diterima Suaramuslimdotnet pada Selasa (25/12).
“Maka, sistem peringatan dini adalah kebutuhan mutlak untuk Indonesia, negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia yang berada di Cincin Api Pasifik,” sambungnya.
Ia juga menegaskan bahwa kelemahan sistem operasional peringatan dini saat ini, yang hanya mengantisipasi tsunami akibat gempa tektonik.
“Sistem Peringatan Dini Tsunami BMKG baru akan bekerja jika sumber tsunaminya adalah gempa tektonik. Sistem peringatan dini yang sumbernya bukan dari gempa tektonik seperti saat ini tidak tersedia di BMKG,” pungkasnya.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir