Keteladanan Orang Tua Membaca, Tumbuhkan Kebiasaan Membaca Anak

Keteladanan Orang Tua Membaca, Tumbuhkan Kebiasaan Membaca Anak

Suaramuslim.net – Kebiasaan membaca memang perlu ditanamkan sejak kecil. Namun, apakah hanya perlu dengan menyuruhnya belajar membaca sejak kecil, maka kebiasaan membaca itu tumbuh? Tentunya pertanyaan ini masih perlu kita telisik kembali kebenarannya. Bukankah sejak kecil kita sudah mulai membaca? Akan tetapi adakah di antara kita yang sudah keranjingan untuk membaca? Mungkin hanya sebagian kecil dari kita yang mempunyai gairah tinggi untuk membaca, padahal kita sudah mengenal baca tulis sejak kecil.

Membaca buku jenis apa pun, sastra, tips dan trik, motivasi maupun pengetahuan eksakta yang rumit perlu dibiasakan. Pertama kalinya tentu harus dipaksakan pada diri sendiri dengan membaca buku yang kita suka. Lambat laun itu akan menjadi kebiasaan dan bahkan mungkin menjadi suatu ketagihan.  Seseorang tidak akan serta-merta keranjingan membaca bila orang tersebut tidak mempunyai kebiasaan membaca. Nah, kebiasaan inilah yang perlu dipupuk melalui bacaan-bacaan yang menarik untuk kita. Unsur menarik-tidaknya sebuah bacaan, tergantung dari di mana passion kita, tentunya masing-masing orang berbeda.

Kembali ke persoalan menumbuhkan kegemaran membaca pada anak-anak kita. Kebiasaan itu tidak-serta merta ditumbuhkan hanya karena sejak usia pra-sekolah mereka sudah diajarkan untuk membaca. Ada yang lebih penting dan mengena dari sekadar mengajarinya membaca. Yaitu lingkungan tempat ia tumbuh harus selalu beraroma bacaan, bacaan, dan bacaan. Lingkungan mempunyai peran yang tidak kecil untuk menumbuhkan kebiasaan pada anak. Bisa kita baca pada biografi penulis-penulis terkenal, baik dalam negeri maupun luar negeri, bahwa kebanyakan mereka dibesarkan di lingkungan yang menstimulasi mereka untuk mencintai bacaan.

Pada saat usia dini, mereka selalu diliputi buku-buku setiap harinya. Mereka pun membaca tanpa ada rencana atau tujuan apa. Mereka menikmati kalimat dan kata-kata yang pada akhirnya melekat di alam bawah sadarnya. Soekarno, Hatta, Gus Dur, dan Habibie adalah sebagian dari tokoh-tokoh yang sejak kecil menggemari membaca buku. Mereka pun meninggalkan koleksi bukunya hingga menjadi perpustakaan-perpustakaan yang bisa dipakai hingga sekarang. Garis lurusnya adalah mereka semua tumbuh dari lingkungan keluarga pecinta ilmu.

Lingkungan itu adalah keluarga, yang menjadi pencetus utama untuk menumbuhkan kebiasaan membaca pada seorang anak. Tentunya sangat tidak mungkin ini bisa terjadi untuk memunculkan gairah membaca pada anak-anak kita jika di lingkungan keluarganya tak ada buku bacaan maupun teladan dari kedua orang tuanya. Ketersediaan bahan bacaan bisa diusahakan untuk selalu menyisihkan anggaran rumah tangga untuk membeli buku-buku. Anak-anak suka buku bergambar, maka dari itu sediakanlah buku yang seperti itu di sekitar mereka. Jangan menyuruhnya untuk membaca, tapi mulailah dari diri kita sendiri.

Bacalah buku cerita bergambar itu dengan suara yang bisa ia dengar. Membacalah terus di sekitar mereka dan kita akan terkejut ketika mereka suatu saat akan berlagak seperti kita membaca. Itu semua adalah hasil dari apa yang ia dengar dan lihat serta rasakan setiap hari akibat berinteraksi dengan buku dan membaca. Keteladanan orang tua menjadi lebih penting karena anak-anak lebih bisa menangkap apa yang ia dengar dan lihat dibandingkan hanya menerima perintah dan perintah. Kecenderungan meniru lebih mudah diaplikasikan anak-anak dalam perilaku sehari harinya.

Salah satu kebiasaan yang bisa kita terapkan adalah mengaji dengan suara keras di sekitar mereka. Lambat laun mereka akan melihat kebiasaan kita dan akan mencoba menirunya dan itulah saat terbagus kita menangkap momen antusias mereka untuk belajar membaca.

Keteladanan ternyata lebih manjur untuk menumbuhkan kebiasaan membaca anak-anak kita. Beberapa contoh di atas adalah hal kecil yang penulis alami dan lakukan di rumah. Tentu akan sangat tidak etis bila kita sebagai orang tua menyuruh anak-anak kita untuk gemar membaca. Namun mereka tidak pernah sekalipun melihat orang tuanya sedang sibuk menekuni bahan bacaan.

Anak-anak perlu bukti konkret agar ia mau melakukan sesuatu. Otak mereka tak mudah menangkap ide yang tidak konkret; harus jelas dan nyata. Nah, tips untuk kita memulai memberi teladan, bila kita tertarik bidang kesehatan, bacalah buku kesehatan. Kalau tertarik di bidang sains, bacalah juga buku sains. Semua tergantung kita. Bidang apakah yang membuat kita antusias, itulah passion kita. Berikan mereka pemandangan bagaimana kita memanfaatkan waktu dan menikmati saat-saat kita sedang asyik membaca.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.