JAKARTA (Suaramuslim.net) – Menjelang Pemilu 17 April 2019 yang tinggal 17 hari, suhu politik kian panas. Masing-masing kandidat khususnya Capres dan Cawapres dan tim suksesnya berlomba-lomba meyakinkan masyarakat untuk memilihnya. Tentu dengan berbagai program dan visi misi.
Namun ada informasi bahwa pihak-pihak yang sesungguhnya tidak boleh terlibat dalam politik justru diduga ikut memberi andil dalam memenangkan pasangan capres cawapres tertentu.
Hal itu terungkap setelah pengakuan mengejutkan datang dari eks Kapolsek Pasirwangi yang dipindahkan ke Polda Jawa Barat pada konferensi pers di kantor Lokataru di Jakarta pada Ahad (31/3), karena dianggap tidak mendukung pasangan 01 sebagaimana yang dikehendaki Kapolres Garut di mana Kapolsek-Kapolsek harus terlibat dalam penggalangan untuk memenangkan Jokowi.
Bahkan Haris Azhar, selaku Koordinator Lokataru saat konferensi pers mengungkapkan ada informasi kalau kepala desa-kepala desa pernah dikumpulkan di kantor Polsek untuk mendukung pasangan 01.
“Kami kira, informasi ini tidak main-main dan tentu saja bisa dibuktikan kalau semua itu benar adanya,” ucap Haris.
“Bahwa atas pengakuan dari eks Kapolsek tersebut, menjadi suatu fakta kepolisian tidak netral dalam Pemilu 2019 bukanlah isapan jempol. Sudah terlalu banyak informasi dan indikasi ketidaknetralan itu sulit dibantah meski petinggi Polri berulang-ulang menyatakan bahwa Polisi netral,” tegasnya.
“Misal adanya informasi bahwa anggota polisi baik di tingkat Polres dan Polsek melakukan pendataan atau survei ke masyarakat langsung untuk mengetahui warga yang didatangi itu mendukung pasangan capres, apakah ke 01 atau 02 dengan terlebih dulu menjelaskan keberhasilan pemerintah Jokowi dalam pembangunan, penegakan hukum dan seterusnya. Hal itu diduga sebagai upaya untuk memengaruhi masyarakat untuk kembali memilih Jokowi menjadi presiden,” pungkasnya.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir