PEKANBARU (Suaramuslim.net) – Wahyu mengantar ayahnya, Arifin (70) tergesa-gesa ke posko kesehatan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Perumahan Marwah Indah, Rimbo Panjang, Kabupaten Riau. Ia turun dari motor dengan keadaan sangat lemas hingga harus ditopang oleh tim Medis ACT untuk bisa berjalan. Sore itu, Jumat (20/9) sekitar pukul 03.15 WIB tim Medis ACT sedang bersiap pindah ke daerah berikutnya.
“Saat kami mau masuk mobil dan akan pergi, Pak Arifin datang dengan keadaan sesak napas. Kami segera membantu,” ujar dr. Arini Retno Palupi dari Tim Medis ACT.
Penanganan medis pun segera dilakukan dr. Arini, menurutnya, Arifin sudah sangat lama tidak mendapat penanganan kesehatan. Ia kekurangan oksigen dan terlalu banyak menghirup udara kotor juga tidak memakai masker selama kualitas udara memburuk akibat kabut asap terjadi.
Selain sesak napas, Arifin mengalami batuk, mata perih dan penyakit asma yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan.
“Setelah saya periksa dan kasih alat bantu pernapasan, saya menemukan penyakit asma yang ada di dalam dirinya dan harus segera diobati,” terang Arini.
Arifin mengaku, ia hanya merasa sangat lelah dan tidak menyangka penyakit asmanya harus mendapat pengobatan yang lebih lanjut ke rumah sakit. Wahyu, anak Arifin, mengatakan, ayahnya sudah lama mengalami sesak napas dan batuk.
“Sudah dua minggu bapak saya sesak napas dan batuk-batuk di rumah. Saya belum berani membawanya ke rumah sakit karena tidak ada ongkos untuk berobat,” aku Wahyu.
Sudah hampir tiga pekan pekat asap menyelimuti udara Riau. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Pekanbaru menunjukkan status berbahaya. Warga sangat tidak dianjurkan beraktivitas di luar ruangan tanpa mengenakan masker.
Pelayanan kesehatan ACT pun terus berlanjut selama dampak kabut asap masih dirasakan warga Riau. Selain memberikan pelayanan kesehatan, ACT juga membuka posko kepedulian bencana kabut asap. Posko tersebut berada di Kantor ACT Cabang Pekanbaru, Jln H.R. Subrantas No. 84, Pekanbaru, Riau.
Sumber: ACT Jatim
Editor: Muhammad Nashir
