Suaramuslim.net – Artis Thalita Latief mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis tumor tiroid stadium 4. Hal ini diumumkannya melalui Instagram pribadinya pada Jumat (6/3/).
“Aku sakit teman-teman, dari awal Januari kemarin aku divonis memiliki tumor di tiroid aku grade 4. Aku juga masih syok saat ini. Jadi sudah hampir 2 bulan aku melakukan treatment bolak-balik rumah sakit ke dokter dan tumor ini harus segera diangkat. Jadi hari ini munggkin pas teman-teman lagi nonton video ini, aku lagi ada di kamar operasi.” Kata Thalita Latief di video yang diunggahnya di Instagram.
Untungnya operasi tersebut berjalan lancar seperti yang dikabarkan oleh suaminya Dennis Lyla melalui unggahan Instagram Story.
Apa itu Tumor Tiroid?
Tiroid adalah sebuah kelenjar yang mengontrol metabolisme dengan melepaskan hormon yang mengarahkan berbagai fungsi tubuh.
Kelenjar penting ini berbentuk seperti kupu-kupu kecil, dan biasanya ditemukan di bagian dalam depan leher. Ketika kelenjar ini mengalami masalah, tentunya berdampak pada berbagai fungsi tubuh. Kanker adalah salah satu masalah serius yang menyerang kelenjar tiroid.
Kanker tiroid berkembang ketika sel-sel kelenjar tiroid berubah atau bermutasi hingga tak terkendali. Lama kelamaan sel-sel ini membentuk tumor. Melansir dari American Cancer Society, kanker tiroid dikaitkan dengan kondisi bawaan, tetapi penyebab pasti sebagian besar kanker tiroid belum diketahui. Nah, kamu perlu mengenali ciri-ciri kanker tiroid sedini mungkin.
Tanda-tanda dan gejala
Tanda-tanda dan gejala kanker tiroid umumnya tidak terlihat saat awal kemunculannya. Namun, terkadang kemunculan kanker ini ditandai dengan adanya nodul atau benjolan yang terdapat di leher.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, sebanyak 75% populasi kemungkinan akan memiliki benjolan di kelenjar tiroidnya. Namun, benjolan tersebut umumnya bersifat jinak dan tidak membahayakan. Hanya sekitar 1% yang berpotensi berkembang menjadi kanker.
Benjolan tersebut hanya bisa dirasakan dengan cara disentuh atau ditekan. Benjolan tersebut tidak terasa sakit, bertekstur keras, dan tidak mudah bergeser saat ditekan. Seiring dengan berkembangnya sel kanker, benjolan tersebut akan bertambah besar.
Selain muncul benjolan, terdapat gejala kanker tiroid lainnya yang sering kali muncul: pembengkakan di leher, suara serak yang tidak kunjung membaik, sakit tenggorokan, sakit di bagian leher, kesulitan menelan, kesulitan bernapas dan batuk.
Penyebab tumor tiroid
Dikutip dari hellosehat, penyakit ini terjadi akibat adanya perubahan DNA pada sel-sel yang terdapat di kelenjar tiroid. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya benjolan pada tiroid.
Sel-sel kelenjar tiroid yang bermutasi akan berkembang secara cepat dan tidak terkendali. Hal ini menyebabkan sel-sel tersebut tidak mudah mati. Padahal, sel-sel yang normal seharusnya digantikan oleh sel-sel yang baru.
Sel-sel yang tidak normal tersebut akan menyerang jaringan di sekitarnya, mengakibatkan pertumbuhan tumor. Penyebarannya pun berpotensi menjalar ke organ-organ tubuh lainnya.
Penyebab pasti dari mutasi sel kelenjar tiroid hingga saat ini belum diketahui. Namun, para ahli meyakini bahwa paparan radiasi yang tinggi memengaruhi kondisi ini, terutama pada anak-anak yang menjalani terapi radiasi pada bagian kepala, leher, atau dada bagian atas.
Selain itu, paparan radiasi yang terjadi di bencana-bencana nuklir juga meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ini, terutama anak-anak. Pada beberapa kasus, sel kanker baru muncul dan berkembang 40 tahun setelah penderitanya terpapar radiasi.
Pemeriksaan untuk diagnosis tumor tiroid
Dikutip dari halodoc, mengingat benjolan di leher umumnya tanda dari penyakit gondok, seseorang yang memilikinya perlu menjalani pemeriksaan untuk memastikan apakah benjolan tersebut disebabkan oleh gondok atau kanker tiroid.
Berikut ini tes dan prosedur yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker tiroid meliputi:
- Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik adalah langkah awal dalam mendiagnosis kanker tiroid. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari perubahan fisik pada tiroid. Selain itu, dokter juga akan menanyakan tentang faktor risiko, seperti paparan radiasi yang berlebihan dan riwayat keluarga tumor tiroid.
- Tes darah. Tes darah membantu dokter untuk menentukan apakah kelenjar tiroid berfungsi normal.
- Biopsi. Untuk melakukan biopsi, dokter perlu memasukkan jarum panjang dan tipis ke nodul tiroid. Ini biasanya dibantu dengan USG untuk mengarahkan jarum ke nodul. Setelah diambil, sampel kemudian dianalisis di laboratorium untuk mencari sel kanker.
- Tes pencitraan. Tes pencitraan membantu dokter untuk menentukan apakah kanker telah menyebar di luar tiroid. Tes pencitraan mencakup computed tomography (CT), positron emission tomography (PET) atau ultrasound.
- Pengujian genetik. Beberapa orang dengan kanker tiroid meduler umumnya memiliki perubahan genetik yang dikaitkan dengan kanker endokrin lainnya. Dokter akan merekomendasikan pengujian genetik pada seseorang dengan riwayat keluarga kanker untuk mencari gen yang meningkatkan risiko kanker.