Suaramuslim.net – Awal 1970, Tirto Utomo bekerja di sebuah perusahaan perminyakan. Kala itu pria kelahiran Wonosobo ini bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika. Namun jamuan terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare akibat mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya dari negara barat itu tidak biasa minum air yang direbus. Mereka minum air yang telah disterilkan.
Tirto dan saudara-saudaranya lalu mulai mempelajari cara memproses air minum dalam kemasan di Thailand. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo magang di Polaris, perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun. Tak lama kemudian mereka mendirikan PT Aqua Golden Mississippi, dengan brand Aqua.
Pada awalnya banyak orang mencibir ide bisnis itu. Bahkan atasan Tirto waktu itu, Ibnu Sutowo juga mengatakan: ”Aneh Tirto iki, banyu banjir kok dilebokke botol.”
Tapi itu cerita lama. Sekarang, siapa bisa membantah hegemoni Aqua di pasar Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Pasarnya di seluruh dunia, pabriknya ada 14 yang dimiliki 3 perusahaan dunia. Bahkan raksasa sekelas Danone pun kepincut beli sahamnya.
Tirto Utomo jeli melihat peluang. Ia pintar membacanya. Dan ia menganggap cibiran orang sebagai tantangan.
Saat ini Allah sedang uji kita dengan wabah COVID-19. Rasanya ritme kehidupan berhenti sejenak saat kita harus social distancing, work from home, dan protokol lain yang mengharuskan kita mengurangi mobilitas secara drastis, termasuk bekerja di kantor. Aktivitas di media radio yang tadinya kita rasakan sangat dinamis, seolah melambat secara signifikan, kalau tidak boleh dikatakan hampir berhenti.
Namun cukup sepekan bagi kita untuk terhentak sejenak. Otak harus tetap berputar. Radio harus tetap siaran. Klien dan narasumber harus tetap kita layani. Kita tidak boleh pasrah dengan keadaan, apalagi menyerah. Situasi sulit harus kita sikapi dan atasi dengan menggunakan anugrah Allah yang luar biasa: AKAL.
Looser sees problem in every challenge. Winner sees challenge in every problem.
Dan kita telah membuktikannya. Broadcast from Home (BFH) dengan konsep DRONE (Dari Rumah Onair onliNE) berhasil kita eksekusi dengan minimal error. Memang teknologi informasi menjadi tools utama, tetapi tetaplah peran the men behind the gun berbicara. Kerja keras tanpa lelah dan kreativitas tanpa batas mengalahkan semua kesulitan itu. Tentu semuanya atas ijin Allah.
Sekarang tinggal bagaimana kita mengemas inovasi tersebut menjadi solusi bagi para mitra. Mereka akan tetap bisa menggunakan corong kita untuk menyampaikan pesan kepada pendengar. Tentu ini sebuah Unique Selling Point yang tidak bisa sembarangan ditiru orang lain. Be different, be bold.
Dan seperti yang dipesankan dosen S2 saya di Telkom University tahun 2014 silam, sebuah inovasi baru bisa disebut inovasi jika punya nilai jual. Maka inovasi harus punya nilai manfaat, baik komersial maupun sosial. Saya membayangkan banyaknya kajian, seminar, talkshow dapat dilakukan on-air dan online secara simultan, dengan announcer, producer, narasumber, audience, dan semua kru melakukan tugasnya di rumah masing-masing, sambil menikmati quality time dengan keluarga. Tetap patuh dengan social distancing dan #dirumahaja.
Nanti saat corona sudah lewat (aamiin), konsep DRONE bisa kita lakukan dari seluruh pelosok dunia insyaAllah. Borderless world benar-benar terwujud di Suara Muslim.
Tulisan ini saya harapkan bisa menyemangati kita semua. Bukan hanya rekan-rekan di Suara Muslim, tapi juga semua pegiat kebaikan di manapun Anda berada. Jangan menyerah dengan mbak Corona. Masih banyak kapasitas akal belum kita optimalkan. Sekali lagi, jangan menyerah dengan mbak Corona.
Stay safe, stay healthy, stay positive. Tabik.
Irwitono
CEO Suara Muslim Radio Network
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net