Suaramuslim.net – Idulfitri adalah hari kita semua kembali suci setelah melakukan laku kebajikan. Hari kemenangan ini dilakukan setelah kaum muslimin melakukan puasa selama satu bulan.
Namun, hari raya idulfitri bukan hanya sebagai perayaan karena berhasil menunaikan ibadah secara sempurna saja. Hari raya ini juga memiliki keistimewaan lain bagi umat muslim. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Hari penuh kebahagiaan dan kegembiraan
Hari raya idulfitri adalah hari umat muslim di seluruh dunia berbahagia dan bersuka cita. Kebahagiaan dan kegembiraan kaum mukminin di dunia adalah karena Tuhannya, yaitu apabila mereka berhasil menyempurnakan ibadahnya dan memperoleh pahala amalnya dengan percaya terhadap janji-Nya, mereka mendapatkan anugerah dan ampunan-Nya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya:
“Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Yunus: 58).
2. Hari yang baik
Hari raya idulfitri adalah hari yang baik. Maksudnya adalah hari yang hendaknya dipenuhi dengan zikir, rasa syukur, serta ampunan. Dan bukan dengan hiburan, permainan, dan menghambur-hamburkan harta.
Dulu kaum Anshar memiliki dua hari istimewa dan ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tiba di Madinah, Rasulullah bersabda:
“Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu idulfitri dan iduladha.” (Abu Daud dan An-Nasa’i dengan sanad hasan).
3. Hari kembali ke suci
Keistimewaan hari idulfitri berikutnya adalah saat kita kembali suci. Hal ini berkaitan dengan makna kata fitri yang berarti suci atau bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata fatharo-yafthiru dan hadis-hadis berikut.
“Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Al-Bukhari dan Muslim).
Barangsiapa mendirikan salat malam di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Al-Bukhari dan Muslim).