SURABAYA (Suaramuslim.net) – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyesalkan dua mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR) yang sedianya diperbantukan khusus untuk Kota Surabaya, ternyata dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur.
Padahal Risma mengaku ia sendiri yang mengajukan permohonan ke Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Namun, Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim dr. Joni Wahyuhadi menyebut ada miskomunikasi terkait permohonan peminjaman mobil PCR yang terjadi di Surabaya.
Menanggapi viralnya pemberitaan kasus ini, Pimpinan DPRD Kota Surabaya mendorong pemerintah kota membeli mobil laboratorium PCR seharga sekitar Rp10 miliar dengan menggunakan APBD guna melakukan rapid test dan swab Covid-19 secara cepat kepada warga Surabaya.
“Surabaya semestinya mampu membeli mobil laboratorium PCR itu,” kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Sabtu (30/5).
Menurut Reni, pihaknya berharap Pemkot Surabaya bisa segera ambil keputusan pengadaan mobil PCR. Tentunya, hal itu akan makin memperkuat upaya pemkot melakukan tes cepat dan swab Covid-19 bagi warga Surabaya.
Upaya tersebut, kata Reni, sangat dibutuhkan menyusul angka warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 secara kumulatif di Kota Surabaya saat ini sudah melampaui 2.300 orang.
“Dengan memiliki mobil PCR secara mandiri, Surabaya akan lebih cepat menjalankan tes secara masif,” ujarnya.
Saat ditanya mengenai harga mobil PCR itu, Reni mengatakan pihaknya sempat bertanya langsung kepada Wali Kota Surabaya pada saat rapat paripurna di DPRD Surabaya pada 28 Mei lalu.
“Saat itu saya sempat bertanya kepada Bu Wali Kota berapa harganya mobil PCR, beliau (Wali Kota Risma) bilang kurang lebih Rp10 miliar,” katanya.
Saat itu, Reni menangkap Pemkot Surabaya akan mengoptimalkan bantuan yang ada. Namun jika mobil laboratorium PCR pinjaman BNPB oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim dipakai juga oleh daerah lain, maka sebaiknya Pemkot Surabaya melakukan pengadaan sendiri.
“Penganggaran juga bisa cepat. Untuk pengadaan tetap sesuai pedoman pengadaan barang dan jasa. Semua proses bisa cepat jika pemkot yakin dan sepakat itu memang mendesak dan dibutuhkan warga Surabaya di masa pandemi ini,” katanya.
Selain itu, lanjut Reni, penganggaran untuk mobil PCR juga bisa memakai belanja tidak terduga.
“Pedomannya ada dan bisa disegerakan,” ujarnya.