Suaramuslim.net – Terdapat kisah komunikasi yang menyenangkan dicontohkan oleh sahabat Rasulullah, yaitu Abu Hurairah terhadap ibundanya yang merupakan tanda berbakti dan menjadi jalan kemuliaan.
Disebutkan dalam sebuah hadis bahwa apabila Abu Hurairah mau keluar rumah, ia berhenti di depan pintu dan mengucapkan, “Assalamualaiki ya Ummatah warahmatullahi wabarakatuh.” (Semoga keselamatan berkah dan rahmatnya berlimpah atasmu, wahai ibu).
Lalu ibunya menjawab, “Wa’alaika Ya bunayya warahmatullahi wabarakatuh,” (semoga keselamatan berkah dan rahmatnya terlimpah atasmu wahai anakku).
Abu Hurairah berkata lagi, “Mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmatnya padamu ibu sebagaimana engkau telah mendidikku di waktu kecil.”
Ibunya menjawab, “Semoga Allah juga memberimu rahmat-Nya wahai anakku sebagaimana engkau telah berbuat baik kepadaku di waktu dewasa.”
Apabila masuk rumahnya Abu Hurairah juga melakukan hal yang serupa. (Hadis ini terdapat dalam kitab Adabul Mufrad, Imam Al-Bukhari).
Berbuat baik atau berbakti pada orang tua sebenarnya cukup sederhana yaitu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang tua yang dapat membuatnya senang. Komunikasi yang menyenangkan akan membahagiakan hati orang tua dan dengannya pula menjadi jalan kebahagiaan dari Allah kepada manusia.
Berbakti pada orang tua harus mulai dari hal-hal kecil yang tampak pada wajah, ungkapan pada lisan, dan sikap pada tindakan.
Berkomunikasi dengan orang tua harus diniatkan untuk berbakti yaitu membuatnya senang dan bahagia. Terdapat tiga suasana komunikasi yang dapat menyenangkan orang tua.
Pertama, komunikasi yang menyenangkan melalui wajah
Terkait hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang anak agar bernilai kebaktian (birrul walidaini) yaitu:
Jangan tampakkan wajah cemberut, bermuka masam pada saat berkomunikasi dan interaksi dengan kedua orang tua kita, jangan memandang mereka dengan pandangan yang sinis. Jangan melotot dengan tatapan marah pada orang tua. Banyaklah tersenyum serta buatlah mereka bahagia. Demikian pula saat memenuhi panggilan kedua orang tua maka lakukan dan jawab dengan segera disertai wajah yang berseri dan tidak berlama-lama memenuhi panggilannya.
Kedua, menunjukkan sikap berbakti pada orang tua melalui kalimat yang menyenangkan
Bersikap lemah lembut pada kedua orang tua dan tidak bersikap kasar kepada mereka berdua, dengan cara tidak mengeraskan dan meninggikan volume serta nada suara kepada keduanya. Serta usahakan diam ketika mereka sedang berbicara, pergunakanlah adab terbaik ketika bersama mereka.
Meminta izin setiap ke manapun kita keluar rumah. Kalaupun kita tidak berada bersamanya, maka cukup kabari mereka agar mendapatkan ridanya. Jangan putus komunikasi dengan mereka. Saat berbicara dengan orang tua maka berbicaralah penuh adab, lemah lembut dan sopan, jangan mengucapkan “Ah” kepada mereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan ucapan yang mulia.
Jauhi bicara dusta kepada kedua orang tua dan jangan pula mencela mereka walaupun mereka mengerjakan perbuatan yang tidak kita sukai sekalipun. Termasuk akhlak bagi seorang anak adalah tidak berteriak kepada salah seorang saudara kita sendiri sebagai bentuk penghormatan kepada kedua orang tua kita. Jika berbicara dengan orang tua, jangan memotong pembicaraannya dan menunggunya sampai selesai.
Ketiga, berbakti kepada orang tua melalui tampilan sikap
Antara lain, simpanlah berita buruk yang tidak mengenakkan hati orang tua, buatlah mereka bahagia dan senang selalu. Cukuplah masalah kita selesaikan sendiri kecuali untuk persoalan yang memang perlu mendapatkan masukan dan doa dari orang tua. Selalu menaati orang tua selama mereka berdua tidak mengajaknya pada jalan kemaksiatan, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada Sang Khalik.
Jika kita sedang duduk bersama maka duduklah lebih rendah dari mereka, bersikap tawadhu dan jangan duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan kita julurkan kaki di hadapan mereka karena sombong. Jika kalian kecanduan merokok, maka janganlah merokok di hadapan mereka. Karena hal itu akan menyinggung perasaan mereka.
Jika kedua orang tua menemui kita maka bersegeralah menemuinya dan ciumlah kepala mereka. Jauhilah seluruh sikap durhaka kepada kedua orang tua serta jauhi kemurkaan mereka. Karena itu akan menjadi kecelakaan dunia akhirat. Anak-anak kita nanti akan memperlakukan diri kita sama seperti kita memperlakukan kedua orang tua.
Saat di rumah, bantulah ibu kita. Dan jangan pula kita menunda membantu pekerjaan ibu. Perhatikan waktu yang diharamkan serta janganlah masuk kamar menemui kedua orang tua tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur dan istirahat mereka. Demikian pula, biasakanlah jika hendak makan maka jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan) makanan dan minuman.
Harta kita adalah milik orang tua kita, jika kita mampu mencukupi rezeki mereka maka cukupilah, dan bahagiakanlah kedua orang tua. Jangan berlaku pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka mengeluh. Apa yang kita lakukan akan dilakukan pula kelak oleh anak kita terhadap diri kita.
Dahulukan orang tua kita dibandingkan dengan orang lain baik teman ataupun istri kita. Karena tidak ada yang lebih utama di dunia ini kecuali orang tua kita. Merupakan kewajiban anak terhadap orang tua memuliakan teman serta kerabat orang tua ketika keduanya masih hidup, begitu pula setelah mereka telah wafat.
Kunjungilah mereka di saat mereka hidup dan ziarahilah ketika mereka telah wafat. Bersedekahlah atas nama mereka dan banyaklah berdoa bagi mereka. Tetaplah jalin huhungan baik dengan para sahabat orang tua kita untuk menyambung dan merawat hubungan dengan mereka setelah mereka meninggal.
16 Juli 2020
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net