Suaramuslim.net – Allah menyebut bahwa kisah Nabi Yusuf merupakan kisah terbaik. Dikatakan terbaik karena di dalamnya menceritakan perjalanan manusia agung yang mengalami kejahatan kolektif. Kejahatan kolektif itu dilakukan oleh internal keluarga yang didorong oleh iri dengki.
Mereka melakukan konspirasi jahat untuk menghilangkan sejarah kehidupan Yusuf, namun Allah berkuasa menutup konspirasi, dan berbalik menghinakan mereka. Bahkan Allah mengangkat derajat Yusuf melambungkan kedudukannya, dan berkesempatan melakukan karya agung bagi negara dan masyarakatnya. Bahkan mereka yang terlibat konspirasi kejahatan pada akhirnya menyadari bahwa kejahatan mereka membuat mereka terhina. Sementara Yusuf memiliki pribadi yang agung dengan memaafkan mereka yang pernah bertindak jahat pada dirinya.
Nabi Yusuf dan nilai keagungan
Al-Qur’an mencatat sejarah perjalanan agung sosok manusia yang telah menorehkan mutiara keagungan di tengah masyarakatnya. Awal perjalanan hidupnya dilalui cukup pahit saat saudara-saudaranya berencana membunuhnya. Skenario pembunuhan yang rapi membuat Yusuf harus berpisah dengan orang tua yang sangat mencintainya. Namun perputaran sejarah berlaku, serapi-rapi kejahatan, pasti akan terbongkar dan berakhir tragis terhadap para pelakunya. Allah lah sebaik-baik pembuat skenario hingga berhasil membongkar konspirasi jahat itu, sebagaimana firman-Nya:
فَلَمَّا ذَهَبُواْ بِهِۦ وَأَجۡمَعُوٓاْ أَن يَجۡعَلُوهُ فِي غَيَٰبَتِ ٱلۡجُبِّۚ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡهِ لَتُنَبِّئَنَّهُم بِأَمۡرِهِمۡ هَٰذَا وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ
“Maka ketika mereka membawanya dan sepakat memasukkan ke dasar sumur, Kami wahyukan kepadanya, “Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari.” (Yusuf: 15).
Allah memberi harapan besar kepada Yusuf ketika dia berada di dalam sumur dalam kesendirian. Janji Allah akan membongkar konspirasi itu, dan membuat kawanan jahat itu akan tunduk terhina di hadapannya.
Konspirasi jahat itu diabadikan Al-Qur’an ketika saudara-saudara Yusuf melakukan kejahatan yang hendak menyisihkan Yusuf dari perhatian ayahnya (Nabi Ya’kub). Mereka berkonspirasi menutupi kejahatan itu dengan melumuri darah pada bajunya, agar Yusuf dipercaya telah dibunuh binatang buas. Allah mengabadikan skenario dari peristiwa jahat ini sebagaimana ayat-Nya:
وَجَآءُو عَلَىٰ قَمِيصِهِۦ بِدَمٖ كَذِبٖۚ قَالَ بَلۡ سَوَّلَتۡ لَكُمۡ أَنفُسُكُمۡ أَمۡرٗاۖ فَصَبۡرٞ جَمِيلٞۖ وَٱللَّهُ ٱلۡمُسۡتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
“Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Ya’kub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (Yusuf: 18).
Sejak awal Nabi Ya’kub kurang percaya terhadap perilaku dan gelagat kurang baik dari saudara-saudara Yusuf. Bahkan ketika sandiwara konspirasi itu berlangsung, mereka datang membawa baju gamis Yusuf yang berlumuran darah untuk menguatkan bukti terbunuhnya Yusuf, namun sang ayah memiliki firasat yang tidak baik terhadap mereka.
Ungkapan Nabi Ya’kub yang menyerahkan urusan kepada Allah sejalan dengan skenario Allah yang akan membongkar konspirasi jahat itu dengan membuka semua sejarah kelam motif para pelakunya. Pada babak akhir sejarah, Allah benar-benar membuktikan janjinya pada Yusuf di saat kecil. Allah mengagungkan Nabi Yusuf saat dewasa dan menjadi orang yang berpengaruh dan menegakkan keadilan saat dia dipercaya menjadi orang yang berkedudukan tinggi.
Allah sebaik-baik pembuat skenario
Manusia seringkali tidak menyadari bahwa perbuatan baik buruknya akan terbuka dan memperoleh hukuman seadil-adilnya. Bagi pelaku kejahatan tidak menyadari hal itu, dan bahkan mereka terus menerus melakukan kejahatan. Di era media sosial (medsos) yang demikian canggih, informasi berkembang begitu cepat, dan manusia pun berhasil membongkar motif kejahatan seseorang atau sekawanan manusia.
Terbongkarnya berbagai kasus yang dahulunya terbungkus rapi telah banyak membuktikan. Tuntutan masyarakat untuk menghentikan pembahasan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) demikian massif. Masyarakat berhasil membongkar adanya skenario besar yang hendak mengubah dan menginterpretasi Pancasila dari makna aslinya. Masyarakat berhasil menunjukkan adanya fenomena bangkitnya ideologi kiri (Komunis).
Ngototnya pembahasan RUU HIP itu berhasil dibongkar motifnya, hingga membangunkan kesadaran masyarakat, khususnya umat Islam tentang adanya upaya Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk hidup kembali di negeri mayoritas muslim ini. Teknologi informasi dengan medsos yang sangat cepat daya serapnya mampu diakses oleh seluruh masyarakat, sehingga siapa pun bisa memperoleh informasi apapun dengan cepat dan singkat.
Selevel manusia saja bisa membongkar skenario buruk yang dilakukan oleh sekelompok manusia yang demikian rapi menutupi rencana jahatnya. Dan tentu mudah bagi Allah membuat skenario untuk membongkar rencana jahat siapa pun. Tak ada yang tersembunyi bagi Allah untuk mengetahui isi hati dan isi otak manusia. Hanya Allah yang mampu berkehendak membongkar atau menutupi rencana jahat manusia. Sementara manusia memiliki sejumlah keterbatasan, sehingga kejahatan apapun yang dia lakukan, pasti ada celah kelemahan dan kekurangan.
Kisah agung Nabi Yusuf yang menjadi korban skrenario jahat, tetapi Allah memiliki skenario sendiri dan jauh lebih cantik dalam membuat skenario. Kejahatan yang demikian rapi pada akhirnya terbongkar, seluruh saudara Nabi Yusuf yang terlibat dalam konspirasi itu pada akhirnya tertunduk malu dan mengakui seluruh skenario jahat mereka.
Allah benar-benar membongkar kejahatan itu, saat Nabi Yusuf menjadi obyek skenario jahat, namun Allah memiliki skenario lain yaitu Dia memuliakan Nabi Yusuf dan mengagungkannya.
Surabaya, 21 Agustus 2020
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net