SURABAYA (Suaramuslim.net) – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, mengatakan laju deforestasi akan terus terjadi karena kita perlu melakukan pembangunan.
Hal itu ia ungkapkan melalui cuitannya di Twitter @SitiNurbayaLHK yang menuai banyak kritikan dari netizen.
Indonesia menegaskan bahwa sektor kehutanan dan penggunaan lahan Indonesia akan menjadi penyerap karbon sebagai komitmen untuk solusi perubahan iklim.
“Oleh karena itu, pembangunan yang sedang berlangsung secara besar-besaran era Presiden Jokowi tidak boleh berhenti atas nama emisi karbon atau atas nama deforestasi,” papar Siti Nurbaya.
Deforestasi dengan konversi lahan menjadi faktor terbesar pemicu longsor maupun banjing bandang seperti yang baru terjadi banjir di Kota Batu-Malang.
Pakar geologi dari Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Widodo, dalam talkshow Ranah Publik, Kamis (18/11/21) mengatakan perubahan secara masif di kawasan hulu menjadi penyebab banjir bandang di Kota Batu dan sekitarnya.
Kawasan puncak gunung yang gundul diperkirakan menjadi penyebab utama bencana ini, karena tidak ada lagi kawasan yang menjadi resapan air saat hujan.
“Alam punya hak untuk meresap dan air punya hak mengalir di lembah jadi semestinya kita harus mengukur itu terlebih dahulu sebelum melakukan pembangunan,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengerahkan seluruh bantuan untuk mengatasi dampak bencana yang terjadi di Kota Batu seperti mengerahkan tim untuk pencarian dan pengungsian korban banjir.
Amien Widodo mengatakan hal ini sudah tepat dilakukan tetapi itu tidak cukup.
“Selama ini kalau gunung itu ada hutannya, jadi hutannya masih baik, selama musim hujan airnya 80 persen bisa meresap di puncaknya gunung tadi. Nah kalau itu semua dibabat itu air mengalir aja jadilah banjir,” jelas Amien.
Solusinya jika tidak ingin terjadi banjir, imbuh Amin, maka harus dipulihkan hulunya yaitu fungsi lahan hutan yang bertugas menyerap air saat hujan.