SURABAYA (Suaramuslim.net) – Lima mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) membuat Jaketin (Jaket Oksitoxin) untuk ibu melahirkan memperlancar ASI.
Kelima mahasiswa tersebut yaitu Evi Tasya Azaroh, M. Aris Surya Arrahman, Jessica Puspa Kencana, Nurul Habib Aini, dan Mustofa Anwar. Karya mereka ini berhasil lolos Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) award 2022.
Evi mengatakan baju ini diciptakan untuk memperlancar produksi ASI serta berguna untuk ibu habis melahirkan. Jaketin merupakan merupakan model usaha yang menerapkan iptek pijat oksitoksin serta memadukan teknik pijat, hypnoterapi, akupresure yang diaplikasikan dalam bentuk jaket.
“Kami melihat tingginya angka ikterus atau penyakit kuning pada bayi yang disebabkan karena kurang air susu ibu (ASI) pada saat baru lahir sampai hari ke-14 yang berisiko kejang hingga kematian. Selain itu, tingginya angka postpartum blues pada ibu pasca persalinan terutama pada hari ke-3 sampai ke-14 sehingga jaket ini bisa memberikan rasa nyaman pada ibu yang baru melahirkan,” ungkapnya.
Evi menjelaskan dalam jaket tersebut ada alat yang diletakkan di bagian punggung. Alat yang sudah diberikan fiber dan alumunium agar aman dan tidak bergeser.
“Untuk bahan jaket juga memiliki dua lapis kain, kain yang dalam dari bahan katun, kemudian kain luarnya menggunakan bahan taslan sehingga nyaman saat digunakan,” ucapnya.
Saat ibu menyusui, alat yang ada pada jaket itu melakukan pijat, serta sang ibu bisa sambil mendengarkan musik hybnobirthing yang sudah disediakan headset-nya di saku atas sebelah kiri.
“Hal ini membuat suasana hati dari ibu bisa lebih tenang saat menyusui serta menggunakan jaket tersebut,” ungkapnya.
Jaketin juga dilengkapi dengan baterai yang bisa diisi ulang dan bertahan untuk 12 jam pemakaian, harga jual jaket ini minimal Rp2.275.000.
“Ada teknologi di dalamnya yang membuat produk ini kita jual dengan harga untuk ukuran M Rp2.275.000, ukuran L Rp2.500.000, ukuran XL Rp2.725.000,” ungkap Evi.
Dengan jaketin ini, Evi berharap masalah susah keluarnya asi untuk bayi bisa teratasi.
“Sehingga produksi asi pada ibu bisa meningkat yang membuat bayi tidak lagi mengalami Ikterus,” terangnya.