Suaramuslim.net – Ada sepuluh dosa besar yang jika dilakukan akan menghilangkan keberkahan dalam hidup. Salah satunya adalah zina. Zina mungkin menawarkan kesenangan, namun mengancam kebahagiaan. Mengapa demikian?
Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat menjelaskan bahwa zina adalah dosa yang sangat besar dan sangat keji serta seburuk-buruk jalan yang ditempuh oleh seseorang berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang).” (Al-Israa : 32).
Para ulama menjelaskan bahwa firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Janganlah kamu mendekati zina”, maknanya lebih dalam dari perkataan, “Janganlah kamu berzina”. Artinya, mendekati zina saja merupakan sesuatu yang telarang, apalagi melakukannya.
Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa zina termasuk Al-Kabaa’ir (dosa-dosa besar). Rasulullah shalallahi alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang hamba berzina keluarlah iman darinya. Lalu iman itu berada di atas kepalanya seperti naungan, maka apabila dia telah bertaubat, kembali lagi iman itu kepadanya.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud no. 4690 dari jalan Abu Hurairah).
Senada dengan hadits di atas, Ibnu Abbas juga meriwayatkan, “Dicabut cahaya (nur) keimanan di dalam zina.” (Riwayat Bukhari di awal kitab Hudud, Fathul Bari 12:58-59).
Berzina Menghilangkan Kesempurnaan Iman
Di dalam sebuah hadits Rasulullah menjelaskan bahwa berzina dapat menghilangkan kesempurnaan iman. Rasulullah bersabda, “ Dari Abi Hurairah, ia berkata, ‘Telah bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak akan berzina seorang yang berzina ketika dia berzina padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan meminum khamr ketika dia meminumnya padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan mencuri ketika dia mencuri padahal dia seorang mukmin. Dan tidak akan merampas barang yang manusia (orang banyak) melihat kepadanya dengan mata-mata mereka ketika dia merampas barang tersebut pada dia seorang mukmin.” (Hadits shahih riwayat Bukhari no. 2475, 5578, 6772, 6810 dan Muslim 1/54-55).
Dilansir dari laman muslim.or.id, menjelaskan maksud dari hadits tersebut.
Pertama, bahwa sifat seorang mukmin tidak berzina dan seterusnya.
Kedua, apabila seorang mukmin itu berzina dan seterusnya maka hilanglah kesempurnaan iman dari dirinya.
Di antara sifat “ibaadur Rahman” adalah ‘tidak berzina’. Maka apabila seorang itu melakukan zina, niscaya hilanglah sifat-sifat mulia dari dirinya bersama hilangnya kesempurnaan iman dan nur keimannya.
Setelah kita mengetahui berdasarkan nur Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa zina termasuk ke dalam Al-Kabaair (dosa-dosa besar) maka akan lebih besar lagi dosanya apabila kita melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa.
Dosa zina akan bertambah berlipat-lipat jika zina itu dilakukan oleh orang yang telah tua. Rasulullah bersabda, “Ada tiga golongan (manusia) yang Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka siksa yang sangat pedih, yaitu; Orang tua yang berzina, raja yang pendusta (pembohong) dan orang miskin yang sombong.” (Hadits shahih riwayat Muslim 1/72 dari jalan Abu Hurairah, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti di atas).
Demikian juga apabila dilakukan oleh orang yang telah nikah atau pernah merasakan nikah yang shahih baik sekarang ini sebagai suami atau istri atau duda atau janda, sama saja, dosanya sangat besar dan hukumannya sangat berat yang setimpal dengan perbuatan mereka, yaitu di dera sebanyak seratus kali kemudian di rajam sampai mati atau cukup di rajam saja. Adapun bagi laki-laki yang masih bujang atau dan anak gadis hukumnya di dera seratus kali kemudian diasingkan (dibuang) selama satu tahun.
Dengan melihat kepada perbedaan hukuman dunia maka para ulama memutuskan berbeda juga besarnya dosa zina itu dari dosa besar kepada yang lebih besar dan sebesar-besar dosa besar. Mereka melihat siapa yang melakukannya dan kepada siapa dilakukannya.
Zina, karena merupakan dosa besar akan berakibat mengundang murka Allah subhanahu wa ta’ala, Sang Penguasa alam semesta. Allah lah yang mengatur hidup manusia, yang menentukan sukses tidaknya hamba-Nya, yang memberikan kebahagiaan manusia. Mengundang murka Allah ta’ala, tentu akan berakibat menyengsaraakan hidup manusia.
Kontributor: Mufatihatul Islam
Editor: Muhammad Nashir