Abu Hurairah, Tidur Di Masjid dan Belajar Di Dalamnya

Abu Hurairah, Tidur Di Masjid dan Belajar Di Dalamnya

Masjid Nabawi merupakan salah satu masjid yang makmur.

Suaramuslim.net – Siapa yang tak kenal bernama Abu Hurairah? Di banyak masjid, setiap Jumat siang nama beliau disebut dalam sebuah hadits menjelang khotib naik mimbar. Abu Hurairah adalah sahabat yang tinggal di masjid Nabawi bersama banyak lainnya. Abu Hurairah sahabat nabi yang tidur di masjid dan tinggal di masjid. Sehari-hari ia hanya belajar dan menimba ilmu kepada Nabi Muhammad saw.

Tahukah Anda berapa hadits yang diriwayatkan atau diceritakan dari Abu Hurairah? Berdasar dari banyak literatur, Abu Hurairah telah meriwayatkan 5.374 hadits. Peringkat kedua Abdullah bin Umar bin Al-Khattab (2.630 hadits), ketiga Anas bin Malik (2.286 hadits), Aisyah binti Abu Bakar (2.210 hadits), Abdullah bin Abbas (1.660 hadist), dan Jabir bin Abdullah (1.540 hadits) (sumber: www.nu.or.id) 

Padahal ia hanya bertemu Nabi Muhammad sekitar tiga tahun saja sebelum wafatnya Nabi saw. Sahabat Nabi saw yang nama aslinya Abdurrahman bin Shakhr itu baru masuk Islam pada tahun 7 Hijrah. Tepatnya setelah perang Khaibar. Ia ’mengalahkan’ sahabat senior seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali dalam jumlah periwayatan hadits.

Mengapa Abu Hurairah bisa menjadi perawi paling banyak dengan kurun tiga tahun terakhir masa hidup Nabi saw? Ada beberapa alasan. Antara lain:

  1. Abu Hurairah termasuk ahlus Shuffah

Ahlus Shuffah adalah para sahabat Nabi saw yang tinggal di serambi Masjid Nabawi. Awalnya mereka para sahabat muhajirin dari Mekkah yang tidak mendapat tempat tinggal di Madinah. Kemudian jumlah mereka makin banyak. Tidak hanya dari Mekkah, mereka berasal dari negeri-negeri yang jauh dari jazirah Arab. Misalnya ada yang Persia, Afrika, dan bahkan Romawi (Eropa).

Mereka tak punya rumah di Madinah dan tak punya kerabat di kota Nabi itu. Mereka tinggal, makan minum dan tidur di masjid Nabawi. Bahkan ada yang sehari-hari hanya belajar kepada Nabi saw dan mengabdikan diri di masjid. Jumlah mereka mencapai 70 orang, ada riwayat yang menyebutkan 40 orang.

Dan Nabi saw pun mengizinkan mereka seperti itu. Dengan telaten, Nabi saw memberi pengajaran dan mengayomi mereka. Kebutuhan sehari-hari para ahlus sufah ditanggung Nabi saw. Walaupun sering kali para sahabat Anshar ikut memberi makanan dan minuman kepada mereka.

Jika Nabi berpuasa, maka biasanya ahlus sufah ini juga berpuasa. Jika Nabi mendapat makanan, hadiah, shodaqoh maupun zakat, maka beliau selalu membagikan kepada mereka, termasuk Abu Hurairah. Khusus zakat, Nabi saw tidak memakannya. Karena Nabi saw dan keluarga beliau diharamkan memakan harta zakat. Selain itu, beliau ikut menikmati bersama ahlus sufah.    

  1. Frekuensi bertemu Nabi saw dalam keseharian

Para ahlus sufah tinggal di masjid Nabawi dan menimba ilmu kepada Nabi saw, termasuk Abu Hurairah. Ini berbeda dengan sahabat-sahabat lain yang tinggal di rumahnya masing-masing seperti Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali. Sehingga Abu Hurairah mampu meriwayatkan keseharian nabi saw. Apa saja yang Nabi kerjakan di rumah dan di masjid. Juga hadits tentang fisik dan akhlak nabi.

 

  1. Usia Abu Hurairah hingga 57 Hijriah
    Usia Abu Huraihah cukup panjang sehingga ia masih punya banyak kesempatan mengajarkan pesan nabi dan menceritakan keseharian nabi kepada generasi tabiin. Tabiin adalah orang yang bertemu dengan sahabat nabi namun tidak menjumpai nabi.

Dari generasi tabiin inilah kemudian hadits-hadits dicatat dan ditulis hingga saat ini, termasuk dari hadits riwayat Abu Hurairah.

Sedangkan Abu Bakar hanya 2 H dan Umar bin Khattab wafat 12 H. Sangat jauh dibandingkan masa hidup Abu Hurairah pascawafat Nabi. (sumber: www.rumahfiqih.com)

  1. Tugas Abu Hurairah dalam keseharian sebagai pelajar dan pengajar

Hal ini berbeda dengan Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali. Mereka ini kepala negara, komandan dan pasukan kaum muslimin. Sehingga Abu Hurairah lebih banyak mempelajari dan meriwayatkan hadits dari sahabat Nabi lainnya juga. Sehingga ia lebih banyak meriwayatkan hadits dibandingkan Khulafaur Rasyidin.  

  1. Abu Hurairah punya hafalan yang kuat

Menurut banyak riwayat, Abu Hurairah punya hafalan yang baik. Banyak sahabat dan tabiin yang menguji hafalan beliau. Suatu kali, catatan hadits beberapa tahun sebelumnya ditanyakan kembali ke Abu Hurairah. Dan ia mampu menyebutkannya secara tepat.

  1. Mendapat doa dari Nabi saw

Abu Hurairah pernah berdoa agar diberi ingatan yang tidak mudah terlupa. Dan Rasulullah saw mengamini doanya itu

  1. Abu Hurairah tidur dan tinggal di Masjid Nabawi

Abu Hurairah tinggal, makan minum dan tidur di masjid Nabawi, bersama para ahlus suffah lainnya. Ia tidur di masjid Nabawi dan tinggal di di salah satu serambinya. Berdekatan dengan kediaman Nabi. Rumah Nabi dahulunya belum menyatu dengan masjid seperti sekarang ini.

Sumber:
www.nu.or.id
www.rumahfiqih.com

Kontributor: Oki Aryono
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment