Alasan Muslimah Enggan Berhijab

Alasan Muslimah Enggan Berhijab

Artikel ini disarikan dari program talkshow Mozaik Suara Muslim Radio Network.

Suaramuslim.net – Ada sebuah hadis yang disampaikan Rasulullah sebagai kaidah dalam memahami ajaran Islam, “sesungguhnya agama itu mudah” semua perintah dalam Islam pasti mampu dan mudah dilakukan semua manusia.

Demikian juga dengan perintah menutup aurat terutama berhijab. Jika direnungkan, sebenarnya mudah dan siap dilakukan kapan saja. Hanya saja, setan senantiasa membisikkan berbagai alasan kepada kita para muslimah, sehingga mengesankan bahwa berhijab itu susah.

“Hijab” adalah suatu konteks yang sering dikaitkan dengan muslimah saja. Padahal sebenarnya bukan berarti seorang muslim, tidak wajib menggunakan hijab.

“Ini sudah banyak disinggung oleh Allah di dalam Al-Qur’an, bahwa tugas menutup aurat dan menundukkan pandangan bukan untuk satu pihak saja, tetapi wajib bagi semua wanita maupun pria muslim,” kata Ustadzah Choliliyah Thoha, Lc., M.Ag dalam program Mozaik Suara Muslim Radio Network, Kamis (15/7/21).

Hijab ini jangan dipahami sebagai kerudung atau pashmina, imbuhnya, hijab memiliki arti yang lebih luas, yakni sesuatu yang menutupi. 

“Apapun itu, yang penting bisa menutupi aurat kita. Entah itu dari kain, dedaunan atau yang lain,” jelas Ustadzah Lia.

Batasan aurat bagi laki-laki adalah pusar sampai lutut. Tapi, bila di depan lawan jenis hendaknya menutup lebih dari itu. Adapun bagi perempuan, seluruh tubuhnya adalah aurat. Kecuali yang biasa terlihat yakni telapak tangan dan wajah.

Menutup aurat yang sempurna bagi muslimah adalah tidak ketat membentuk lekuk tubuh dan tidak transparan. 

Allah sendiri memerintahkan kita untuk menjuntaikan pakaian. Artinya, jangan hanya membalut aurat, tapi kita perlu benar-benar menutupi. Kalau hanya membalut aurat, lekuk tubuh masih bisa terlihat.

Ada keringanan tertentu dari Allah untuk boleh melepas kerudung dengan beberapa syarat. Seperti yang ada dalam surat An-Nur ayat 60, yakni wanita-wanita yang sudah tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) dan kesulitan dalam bergerak, kesulitan untuk menutup auratnya secara sempurna, tidak ada keinginan untuk menikah lagi, kemudian niat melepas kerudung bukan untuk bertabarruj.

Kita sebagai muslim wajib menutup aurat secara sempurna ketika baligh dan sudah mengalami haid ataupun mimpi basah bagi laki-laki.

“Maka mulai sekarang tidak ada alasan menghijabi hatinya dulu, belum menikah, ataupun belum siap untuk tidak menutup aurat. Karena bila kita melanggarnya, Allah akan murka dan tidak akan ridho, pastinya dosa yang akan diperoleh,” ucap dzuriyat Mbah Cholil Bangkalan ini.

Mari kita taati perintah Allah yang satu ini, kita niatkan ini semata-mata karena Allah. Karena Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha kita sedikitpun.

“Setiap proses ketika kita bercapek-capek meluruskan kerudung, memakaikan peniti, insya Allah bernilai pahala bila niatnya karena Allah. Semoga kita semua diberi keistiqomahan dalam berhijab agar senantiasa mendapat ridho Allah,” pungkasnya.

Kontributor: Sarah Syahida
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment