Suaramuslim.net – Aktivitas atau amalan apa saja yang bisa mendatangkan jodoh? Seperti halnya nafkah, Anda harus berusaha untuk mendapatkan jodoh. Seperti juga nafkah, makin banyak usaha maka makin besar juga peluang mendapatkan jodoh. Berikut ini beberapa amalan untuk mendapatkan jodoh menurut sejarah Nabi Muhammad dan menurut Islam:
-
Jodoh sepenuhnya kekuasaan Allah Swt.
Maka perbanyaklah doa dan memohon dengan ikhlas kepada Allah semata. Berharaplah sepenuhnya hati kepada Allah. Mohonlah bimbingan dan petunjuk agar diberi jalan yang baik dan jalan yang penuh berkah.
Kadang ada yang sepertinya sudah serasi, malah ternyata tidak berjodoh. Ada juga yang kelihatannya tidak sepadan, malah sama-sama naik dalam satu pelaminan. Tak ada yang bisa memastikan hingga ijab qabul. Semua Allah yang menentukan. Tugas manusia hanya berusaha atau beramal.
-
Usaha mendapatkan jodoh termasuk ibadah ghoiru mahdhoh
Amalan mendapatkan jodoh adalah ibadah yang tidak baku tata caranya. Berbeda dengan akad nikah, yang telah diatur syarat-syarat dan rukunnya. Jadi mendapatkan jodoh tergantung amalan atau kemampuan kita dengan rambu-rambu antara: tidak mengandung kesyirikan, guna-guna, atau sihir; tidak menzalimi orang lain atau tidak melanggar norma susila yang ada.
-
Orangtua atau wali dari wanita aktif mencarikan calon suami
Ada orangtua atau wali dari muslimah yang sangat aktif mencarikan calon suami bagi putri atau anak asuhnya. Wali ini bisa saudara laki-laki atau saudara laki-laki ayah atau kerabat jika si wanita ini anak yatim. Ada beberapa kisah tentang orangtua/wali yang sangat aktif menawarkan anak perempuannya kepada pria yang dikenal sholeh.
Misalnya Umar bin Khaththab menawarkan putrinya Hafsah kepada Abu Bakar dan Ustman. Kala itu Hafsah menjanda karena suaminya gugur sebagai syahid pada Perang Badar. Setelah masa iddahnya selesai, Umar menawrkan Hafsah kepada Abu Bakar. Abu Bakar hanya diam. Lalu Umar menawarkan kepada Ustman bin Affan. Namun Ustman masih dalam kondisi berkabung atas wafatnya istrinya, Ruqayyah binti Muhammad saw. Utsman menolak tawaran Umar.
Umar kecewa dan mengadukan hal ini kepada Nabi saw. Tanpa disangka Umar, ternyata Rasul saw. bersedia menikahi Hafsah. Umar gembira dengan kesediaan Nabi saw. Itulah mengapa Abu Bakar hanya diam saat ditawari Umar. Karena Abu Bakar pernah mendengar Nabi saw. menyebut-nyebut Hafsah dan Abu Bakar tidak akan membuka rahasia ini hingga Nabi saw. sendiri yang mengungkapkan kesediaannya meminang Hafsah binti Umar.
-
Seseorang diproseskan nikahnya oleh Nabi saw.
Tatkala Nabi saw menganjurkan ‘Ukaf untuk menikah, ia menjawab, “Wahai Rasulullah, aku tidak akan menikah sebelum engkau menikahkan aku dengan orang yang engkau sukai.” Maka Nabi Saw bersabda, “Kalau begitu, dengan nama Allah dan berkahNya, aku nikahkan engkau dengan Kultsum Al Khumairi.”
-
Cara yang paling ‘konvensional’ dan dikenal adalah, lelaki memilih dan meminang perempuan.
Cara ini sudah lazim dan banyak dilakukan. Tidak hanya di Indonesia, di belahan dunia lainnya cara ini sudah biasa dipraktikkan. Tidak hanya Islam, sejumlah agama juga menganjurkan cara seperti ini.
Halaman selanjutnya …