BEIJING (Suaramuslim.net) – Amerika Serikat sedang mempertimbangkan bagaimana ia akan menghadapi Tiongkok selama pertemuan tahunan para pemimpin dunia di PBB pekan depan karena penahanannya terhadap satu juta Muslim Uighur di Xinjiang.

Selama pertemuan tingkat tinggi PBB pekan depan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Amerika Serikat akan mencari dukungan dalam menyerukan kebijakan penahanan Tiongkok di Xinjiang, di mana PBB mengatakan setidaknya satu juta etnis Uighur dan Muslim lainnya telah ditahan, dilansir dari Reuters, Rabu (18/9).

Pompeo pada bulan Juli menyebut perlakuan Tiongkok terhadap Uighur sebagai “noda abad ini.”

Dalam sebuah konferensi internasional di Washington ia menyebut bahwa Tiongkok adalah “salah satu tempat krisis hak asasi manusia terburuk di zaman kita.”

Seorang pejabat senior pemerintah AS yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan Gedung Putih sedang mempertimbangkan apakah Trump mungkin menyinggung perlakuan Tiongkok terhadap warga Uighur dan catatan hak asasi manusianya yang lebih luas dalam pidatonya kepada Majelis Umum 193 anggota AS pada Selasa depan.

Gedung Putih mengatakan Trump akan menjadi tuan rumah “Panggilan Global untuk Melindungi Kebebasan Beragama” di PBB pada hari Senin, sehari sebelum pidatonya di Majelis Umum, dan akan diperkenalkan oleh Wakil Presiden Mike Pence.

“Presiden akan meminta komunitas internasional untuk mengambil langkah nyata untuk mencegah serangan terhadap orang-orang berdasarkan agama atau kepercayaan mereka dan untuk memastikan kesucian rumah ibadah dan semua ruang publik untuk semua agama,” kata juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham dalam pernyataan pada hari Selasa, (17/09).

Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir